Konten dari Pengguna

Banyak Artis Terjun ke Politik, Gimana Nasib Lulusan Ilmu Politik?

Raihan Muhammad
Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan - Direktur Eksekutif Amnesty UNNES
24 Agustus 2023 18:40 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raihan Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi politik. Foto: Igor Zakowski/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi politik. Foto: Igor Zakowski/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini santer terdengar berita mengenai gabungnya adik kandung dan adik iparnya Raffi Ahmad—Nisya Ahmad dan Jeje ‘Govinda’—ke Partai Amanat Nasional (PAN) atau orang-orang biasa memplesetkannya menjadi Partai Artis Nasional. Gabungnya saudaranya Raffi Ahmad, yang juga merupakan artis, ke parpol menambah daftar nama artis yang terjun ke arena politik.
ADVERTISEMENT
Nisya dan Jeje menyusul teman-teman artisnya yang lain, seperti Uya Kuya, Eko Patrio, Desy Ratnasari, dan sebagainya, untuk memasuki arena yang dinilai oleh sejumlah orang sebagai arena yang kotor. Praktik politik kotor merupakan fenomena yang terus menghantui panggung politik, merongrong integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi.
Dalam dunia politik, taktik manipulatif, kampanye negatif, dan penyebaran berita palsu (hoaks) sering kali dijumpai dengan tujuan menghancurkan reputasi lawan politik. Selain itu, praktik korupsi dan nepotisme juga sering terjadi, yang mana kepentingan pribadi dan kelompok diutamakan di atas kepentingan publik.
Para politisi yang terlibat dalam politik kotor sering kali mencari cara untuk memanfaatkan kelemahan sistem untuk mempertahankan kekuasaan atau mencapai tujuan politik mereka, bahkan jika itu berarti melanggar etika dan norma-norma demokrasi. Tentu hal ini tidak mutlak dilakukan oleh seluruh politisi, melainkan cuma segelintir orang alias oknum.
ADVERTISEMENT
Fenomena artis nyaleg—meskipun tidak punya latar belakang pendidikan politik—merupakan dampak dari sistem demokrasi kita. Siapa pun, termasuk para artis, punya hak politik untuk memilih dan dipilih. Hal ini mungkin juga “mengancam” pekerjaan anak-anak prodi Ilmu Politik yang notabene semestinya berkecimpung di sana.

Arena Politik Bukan Cuma untuk Anak Ilmu Politik

Ilustrasi politik. Foto: Vector Point Studio/Shutterstock
Sudah menjadi rahasia umum kalau orang-orang yang menduduki posisi kepala daerah dan wakil rakyat banyak yang bukan dari prodi-prodi FISIP, khususnya Ilmu Politik, melainkan dari prodi lain atau bahkan cuma tamatan SMA/sederajat.
Ini membuktikan adanya demokrasi, sebuah sistem politik yang mana keputusan-keputusan penting dan kebijakan-kebijakan pemerintahan dibuat oleh mayoritas rakyat atau wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat.
Hal ini tidak terbatas pada orang-orang yang punya latar belakang pendidikan ilmu politik. Selama orang tersebut meraih suara terbanyak dari yang lain, meskipun tidak paham konsep dan teori politik, maka orang tersebut secara sah berhak menjadi pemimpin atau wakil rakyat.
ADVERTISEMENT
Arena politik tidak cuma terbatas pada mereka yang memiliki latar belakang ilmu politik. Politik adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat dan memengaruhi semua aspek kehidupan, sehingga melibatkan banyak individu dari berbagai latar belakang dan disiplin.
Siapa pun bisa berpartisipasi dalam arena politik, baik secara langsung maupun tidak langsung, terlepas dari latar belakang pendidikan atau pengetahuan politik mereka.
Dengan kata lain, setiap individu dalam masyarakat terlibat dalam politik—selama memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku—dan semua orang memiliki peluang untuk berkontribusi dalam bentuk-bentuk yang berbeda sesuai dengan minat, keterampilan, dan latar belakang mereka.

Semua Orang Pasti Berpolitik

Artis yang nyaleg melalui partai PDIP. Foto: Rafyq Alkandy/kumparan
Sejak bayi, manusia sebetulnya sudah berpolitik. Bayi akan nangis jika menginginkan sesuatu yang dikehendaki, ini juga merupakan bentuk dari politik. Manusia adalah unit dasar dalam analisis politik, dan kehidupan politik senantiasa mengalir dalam keseharian kita.
ADVERTISEMENT
Kita adalah makhluk sosial yang selalu bergantung pada peran serta orang lain untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang kita tentukan. Mulai dari interaksi sederhana hingga keputusan besar dalam lingkungan pribadi dan publik, politik dengan pasti memainkan peran penting dalam membentuk hidup kita.
Sejak lahir, kita secara alami merasakan dampak kebijakan-kebijakan yang membentuk masyarakat di sekitar kita. Dengan begitu, pemahaman tentang politik terbentuk bersamaan dengan perkembangan kita sebagai individu.
Dengan pengetahuan tentang analisis politik dan pemahaman akan pengaruh pribadi dalam proses politik, kita bisa aktif membentuk arah perubahan sosial dan mencapai kesejahteraan bersama dengan lebih baik.
Pada hakikatnya, setiap orang memerlukan politik dalam kehidupan mereka. Politik sebetulnya diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan. Misalnya, jika ingin susu, bayi akan menangis demi bisa mendapatkan susu.
ADVERTISEMENT
Namun, sering kali yang mendapat kebencian dari banyak orang adalah politik praktis. Politik praktis sering kali diasosiasikan dengan manipulasi, intrik, dan pengorbanan nilai-nilai demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa politik bisa memiliki beragam wajah (persona), termasuk yang memiliki tujuan positif dan mendukung kesejahteraan masyarakat.
Seiring dengan upaya meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam politik, harapannya adalah bahwa politik bisa menjadi sarana untuk mencapai perubahan positif dan meraih tujuan bersama tanpa mengorbankan integritas atau nilai-nilai yang mendasar.

Prodi Ilpol Tetap Penting untuk Belajar Politik, tetapi Tidak Menjamin Jadi Wakil Rakyat

Aldi Taher di pendaftaran bacaleg dari Partai Perindo, di Kantor KPU Jakarta Pusat, Jumat (15/4). Foto: Haya Syahira/kumparan
Prodi ilmu politik alias ilpol menjadi sangat penting dalam mengembangkan pemahaman tentang politik. Melalui prodi ini, mahasiswa punya kesempatan untuk mendalami konsep-konsep politik, menganalisis kebijakan, memahami dinamika kekuasaan, struktur pemerintahan, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan dunia politik.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dalam ilpol juga diberikan bekal pengetahuan mendalam tentang operasi sistem politik, serta bantuan dalam memahami proses pembuatan keputusan dan interaksi antara pemerintah, masyarakat, dan aktor politik lainnya. Di samping itu, prodi ilpol juga melatih keterampilan kritis, analitis, dan penelitian yang sangat berharga dalam mengevaluasi isu-isu politik yang rumit.
Mahasiswa juga bisa memahami perubahan sosial, dinamika global, dan tantangan politik yang dihadapi oleh berbagai negara dan masyarakat. Prodi ini juga membantu individu memahami beragam ideologi politik, pandangan masyarakat terhadap isu-isu kontemporer, serta mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang kontribusi politik terhadap pembangunan dan perubahan sosial.
Prodi ilpol juga memiliki peran penting dalam membentuk warga negara yang sadar politik, mampu berkontribusi dalam pembuatan keputusan politik yang berkualitas, dan mendorong partisipasi aktif dalam proses demokratisasi serta pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa politik di Indonesia sering kali berbeda dengan apa yang dipelajari dalam ilpol. Meskipun ilpol memberikan landasan teoretis dan pemahaman tentang konsep-konsep politik, kenyataannya politik di Indonesia sering dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti budaya, sejarah, dinamika sosial, dan kepentingan politik.
Ilpol mungkin mengajarkan prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi publik, dan perlindungan HAM. Akan tetapi, dalam praktiknya, realitas politik di Indonesia bisa mencakup berbagai tantangan, seperti praktik korupsi, kebijakan yang tidak selalu selaras dengan aspirasi masyarakat, polarisasi politik, dan pengaruh kekuatan tertentu dalam pengambilan keputusan.
Meskipun ada kesenjangan antara ilmu politik dan politik praktis di Indonesia, tetap penting bagi individu yang ingin terlibat dalam politik atau masyarakat untuk memiliki pemahaman dasar tentang konsep-konsep politik dari ilmu politik.
ADVERTISEMENT
Pemahaman ini bisa membantu individu berpartisipasi secara lebih efektif dalam proses politik, mendorong perubahan positif, dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam lingkup masyarakat, meskipun konteksnya berbeda.
Belajar ilpol tidak selalu berarti akan menjadi wakil rakyat, seperti anggota DPR, DPRD, DPD. Di Indonesia, kita bisa lihat tren bahwa posisi wakil rakyat sering kali diisi oleh orang yang punya duit ataupun popularitas, misalnya pebisnis ataupun artis.
Walaupun kita paham teori-teori politik dan dinamika sosial dari ilpol—bahkan sudah menamatkan buku Dasar-Dasar Ilmu Politik karya Prof. Miriam Budiardjo—jadi wakil rakyat sering kali butuh hal yang lebih dari cuma teori saja.
Ada faktor kayak punya uang buat kampanye, punya hubungan politik yang kuat, dan dukungan dari kelompok tertentu, itu semuanya punya peran penting buat mencapai posisi politik yang berpengaruh.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun belajar ilmu politik bisa bantu memberi kita wawasan penting tentang politik, tetapi untuk jadi wakil rakyat di Indonesia, kelihatannya kita juga perlu faktor-faktor lain yang lebih besar daripada pendidikan formal.