Konten dari Pengguna

Bonus Demografi, Peluang Sekaligus Ancaman bagi Indonesia

Raihan Muhammad
Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan - Direktur Eksekutif Amnesty UNNES
2 Januari 2023 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raihan Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Demografi berasal dari Bahasa Yunani "demos" yang berarti rakyat atau penduduk, serta "grafein" yang berarti menulis. Jadi, secara istilah demografi merupakan tulisan atau karangan tentang rakyat. Bonus demografi sederhananya merupakan keadaan ketika penduduk berusia produktif (berusia 15—64 tahun) jumlahnya lebih banyak daripada yang berusia tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Indonesia diproyeksikan akan mendapatkan bonus demografi ini pada tahun 2030. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), memperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan mempunyai jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 64% dari total penduduk Indonesia, hal ini tentu saja merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkannya. Namun, terdapat juga beberapa tantangan yang mesti dihadapi Indonesia dalam meraih bonus demografi ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari hasil sensus penduduk 2020, per September 2020, penduduk Indonesia berjumlah 270,20 juta jiwa (bertambah 32,56 juta dari sensus penduduk 2010), didominasi di Pulau Jawa dengan konsentrasi penduduk sebanyak 56,10% (dengan rincian kontribusi pertambahan penduduk paling besar disumbangkan Jawa Barat mencapai lebih dari 5,25 juta jiwa, diikuti Jawa Tengah sebanyak 4,13 juta jiwa, serta Jawa Timur sebanyak 3,18 juta jiwa), kemudian persentase penduduk lansia juga meningkat menjadi 9,78% dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya 7,59%, serta persentase penduduk usia produktif sebesar 70,72%.
ADVERTISEMENT
Peluang
Melihat dari data di atas, terdapat peluang Indonesia untuk mendapatkan bonus demografi secara optimal, per September 2020 jumlah usia produktif banyak sekali, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai dengan 2020 sebesar 1,25% (mengalami penurunan dibanding tahun 2010). Meskipun demikian, peluang untuk meraih bonus demografi secara optimal masih terbuka lebar, banyak hal yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk meraihnya.
Penduduk Indonesia didominasi usia produktif (15—64 tahun) dengan jumlah sebesar 191,08 juta jiwa (70,72%). Jumlah tersebut jauh melebihi jumlah penduduk usia muda (0—14 tahun) sebesar 63,03 juta jiwa (23,33%), serta penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) sebesar 16,07 juta jiwa (5,95%). Dari hasil survei tersebut, Indonesia harus optimis mendapatkan bonus demografi secara optimal karena mempunyai penduduk yang usia produktifnya banyak sekali dibandingkan usia nonproduktif.
ADVERTISEMENT
Negara-negara berkembang—seperti Indonesia—merupakan negara yang berpeluang untuk mendapatkan bonus demografi karena biasanya negara-negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang berusia muda tinggi, kalau di Indonesia mungkin masih ada anggapan "banyak anak banyak rezeki" sehingga para orang tua berbondong-bondong untuk menambah jumlah anak karena bisa menambah rezeki.
Sudah banyak negara-negara yang berpeluang mendapat bonus demografi, tetapi tidak semua negara berhasil meraihnya secara optimal. Negara-negara yang dianggap berhasil di antaranya Cina, Jepang, Korea Selatan, dan lain-lain. Negara-negara Asia Timur tersebut berhasil mendapatkan bonus demografi secara baik karena sudah mempersiapkan secara matang. Ini juga bisa diraih oleh Indonesia sebagai negara yang berpeluang untuk mendapatkan bonus demografi secara optimal. Indonesia jika memanfaatkannya dengan baik maka akan berpeluang besar mendapatkan bonus demografi ini secara optimal pada masa yang akan datang, tentu saja hal ini akan menguntungkan Indonesia, banyak manfaat yang didapatkan dari bonus demografi ini sehingga kita harus sungguh-sungguh dalam memanfaatkan momen yang sangat berharga ini.
ADVERTISEMENT
Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapatkan oleh Indonesia apabila berhasil meraih bonus demografi:
Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB)
Sederhananya, PDB berarti total nilai produksi dan jasa yang dihasilkan semua orang atau perusahaan dalam satu negara. PDB tentu saja bermanfaat terhadap bonus demografi, hal ini menjadikan PDB Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan berada di posisi ke-2 di Asia dengan nilai 9,1 triliun dolar Amerika Serikat.
Meringankan beban hidup
Dengan adanya bonus demografi, yakni penduduk berusia produktif membuat suatu negara bisa mendapatkan berbagai manfaat, seperti pada sektor ekonomi yang mana para penduduk tidak menjadi pengangguran karena etos kerja yang tinggi sehingga beban hidup masyarakat berkurang.
Tersedianya SDM unggul
Adanya bonus demografi ini tentu akan menghasilkan penduduk produktif, penduduk Indonesia akan menjadi SDM yang unggul sehingga bermanfaat bagi dalam negeri, serta akan disegani oleh negara lain.
ADVERTISEMENT
Adapun keuntungan Indonesia yang lain adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia karena penduduk yang berusia produktif besar maka akan dilirik oleh perusahaan-perusahaan luar negeri sehingga tercipta peluang pasar. Hal ini tentu berdampak baik karena perekonomian Indonesia bisa tumbuh dengan adanya investasi ini.
Economic of scale (suatu bentuk penghematan biaya yang dilakukan ketika perusahaan sedang meningkatkan skala produksi) dalam produksi juga bisa diraih dengan adanya bonus demografi ini karena tenaga kerja yang berkualitas sehingga perusahaan bisa menghemat biaya dan memproduksi barang dengan baik.
Banyak sekali manfaat-manfaat lain yang bisa didapatkan Indonesia ketika berhasil mengoptimalkan bonus demografi, tentu saja hal ini akan menguntungkan dari berbagai sektor. Oleh karena itu, memperjuangkan untuk meraih bonus demografi adalah suatu kewajiban bangsa Indonesia demi mendapatkan manfaat-manfaat yang ada.
ADVERTISEMENT
Tantangan
Dalam menghadapi peluang bonus demografi, terdapat juga beberapa tantangan yang terjadi:
Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu tantangan bagi Indonesia untuk menghadapi bonus demografi, banyak faktor yang melatarbelakanginya, seperti pandemi Covid-19 yang mana membuat banyak pekerja terkena dampak.
Transformasi Digital dan Revolusi Industri 4.0
Pada era yang modern ini, masyarakat dituntut untuk bisa beradaptasi dengan teknologi-teknologi digital karena bisa mempermudah pekerjaan manusia, adanya transformasi ini membuat manusia menciptakan inovasi, seperti robot sehingga tenaga manusia pada akhirnya tergantikan dan membuat banyak tenaga kerja yang tergantikan oleh mesin tersebut.
Penyalahgunaan Narkoba
Adanya penyalahgunaan narkoba juga bisa menjadi tantangan bahkan menghambat Indonesia untuk meraih bonus demografi pada masa yang akan datang, penduduk yang berusia produktif rentan terhadap "barang haram" ini karena peredarannya yang cukup masif sehingga perlu diatasi dengan baik supaya generasi emas Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi secara optimal.
ADVERTISEMENT
Aging Population
Aging population atau aging society merupakan era penduduk berusia tua yang mana meningkatnya angka harapan hidup serta menurunnya tingkat fertilitas atau kesuburan penduduk di suatu wilayah atau negara. Tentu saja hal ini tidak bisa dikesampingkan, perlu adanya upaya untuk bisa mengatasi aging population.
Upaya
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk bisa memanfaatkan peluang dan meminimalisir atau bahkan menghilangkan tantangan dalam menghadapi bonus demografi, seperti:
Edukasi
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi bangsa Indonesia untuk bisa meraih bonus demografi, pertumbuhan penduduk (kuantitas) harus dibarengi dengan kualitas penduduk agar tidak menjadi beban. Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong masyarakat—khususnya generasi muda—untuk menempuh pendidikan dengan sebaik-baiknya supaya bisa menjadi generasi yang unggul, berkualitas, dan memiliki akhlak yang baik.
ADVERTISEMENT
Kesehatan
Kesehatan juga merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, sarana dan prasarana juga harus disiapkan dengan baik agar masyarakat yang sakit bisa sehat kembali dan melakukan aktivitas seperti biasa. Mencegah berbagai penyakit yang bisa menghambat bonus demografi—seperti stunting—juga harus dilakukan supaya kita bisa meraihnya dengan optimal.
Pemerataan
Untuk menghadapi bonus demografi, pemerintah harus melakukan pemerataan dalam berbagai sektor, seperti pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang baik tentu akan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat, apabila infrastruktur merata dan memadai di seluruh wilayah Indonesia maka tidak akan terjadi ketimpangan dan bonus demografi bisa diraih dengan mudah.
Kesimpulan
Masih banyak tugas kita untuk bisa meraih bonus demografi secara optimal, berbagai peluang harus betul-betul dimanfaatkan dengan baik, dan segala tantangan harus siap dihadapi dan diminimalisir demi terwujudnya bonus demografi dan menghilangkan degradasi moral bangsa Indonesia. SDM unggul perlu dipersiapkan untuk menjawab tantangan era yang serba digital ini, kuantitas penduduk harus dibarengi dengan kualitas penduduk supaya kita nantinya bisa menikmati hasil yang telah lama dicita-citakan, yakni bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Untuk meraih bonus demografi secara optimal perlu adanya kesadaran seluruh bangsa Indonesia agar segala hambatan dan rintangan bisa dihadapi dengan baik. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk bisa mewujudkan fenomena ini supaya bisa bermanfaat bagi Indonesia dan bisa berdampak baik juga untuk dunia. Harus dari sekarang kita mempersiapkan dengan matang untuk bisa meraih bonus demografi, kita harus optimis, kita harus inovatif, dan kita harus mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila untuk Indonesia Maju!