Konten dari Pengguna

Kampanye Deliberatif ala Desak Anies

Raihan Muhammad
Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan - Direktur Eksekutif Amnesty UNNES
10 Juli 2024 6:30 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raihan Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Desak Anies di Kota Semarang, Jawa Tengah. Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Desak Anies di Kota Semarang, Jawa Tengah. Foto: dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekklesia adalah forum berkumpulnya warga Athena untuk diskusi dan pengambilan keputusan tentang hal-hal penting, seperti pemilihan pemimpin, undang-undang, dan kebijakan. Warga Athena yang sudah cukup umur bisa menghadiri pertemuan ini. Ekklesia di Athena adalah tempat pertemuan penting bagi warga negara, yang mana mereka bisa menyuarakan pendapat dan memengaruhi proses politik. Mereka berkumpul di tempat terbuka yang disebut Pnyx, sebuah auditorium dekat Acropolis.
ADVERTISEMENT
Ekklesia memiliki beragam jadwal pertemuan, termasuk pertemuan mendadak untuk keadaan darurat dan pertemuan reguler. Ada proses yang memungkinkan pihak swasta untuk mengajukan kekhawatiran mereka. Proedroi, para pemimpin ekklesia, mengatur jalannya pertemuan dan proses pemungutan suara. Kebebasan berbicara sangat penting dalam ekklesia. Meskipun ada prioritas untuk yang lebih tua, semua warga negara memiliki hak untuk berbicara, dan seorang pemberita memfasilitasi siapa yang ingin berbicara.
Pada abad ke-21, menjelang ‘Hajatan’ Pilpres 2024 di Indonesia, ada program dari salah satu Calon Presiden 2024 yang mengikuti semangat ekklesia, dengan melibatkan partisipasi masyarakat, yang bernama Desak Anies. Desak Anies merupakan inisiatif kampanye Anies untuk berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat.
Dengan suasana santai, mereka menggunakan pendekatan jemput bola untuk mengunjungi lokasi yang ditentukan. Anies dan timnya menyediakan kesempatan bagi masyarakat untuk bertatap muka, bertanya langsung tentang kondisi saat ini, dan Anies berusaha menjawab pertanyaan serta mengatasi permasalahan yang diajukan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT

Desak Anies, Alternatif untuk Memperkuat Demokrasi Indonesia

Gambar Pemilu 2024. Foto: onyengradar/Shutterstock
Demokrasi Indonesia cacat alias flawed democracy, begitulah bunyi data dari studi yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU), yang mana Indonesia cuma mendapatkan skor 6,53 (skala 0—10) pada indeks demokrasi tahun 2023. Dengan demikian, skor Indonesia turun dibandingkan tahun 2022 yang berhasil meraih skor 6,71. Dengan skor 6,53, Indonesia cuma bertengger di posisi ke-56.
Adanya program Desak Anies, menjadi salah satu alternatif untuk bisa mendongkrak demokrasi Indonesia yang mandek, jika program ini akan diimitasi atau diaplikasikan oleh lembaga eksekutif ataupun legislatif. Desak Anies, sebagai inisiatif kampanye, memberikan panggung untuk menyapa langsung masyarakat dan mendengarkan aspirasi mereka. Program ini memungkinkan interaksi tatap muka, memungkinkan seorang calon presiden mendengar pertanyaan, kekhawatiran, dan harapan langsung dari pemilih yang berencana menggunakan hak suaranya pada ‘Hajatan’ Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Dengan memfokuskan diri pada kesempatan dialog langsung ini, Desak Anies memiliki peran dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Melalui pertemuan-pertemuan yang diatur dengan sistem jemput bola, program ini memberi Anies gambaran yang lebih baik tentang keadaan serta kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat.
Lebih dari sekadar sebuah agenda kampanye, Desak Anies adalah sarana bagi Anies untuk lebih memahami kondisi dan kebutuhan warga negara. Ini bukan cuma mendengarkan, tetapi juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan bahwa pendapat mereka diperhatikan oleh seorang calon pemimpin.

Demokrasi Deliberatif

Ilustrasi demokrasi. Foto: aster1305/Shutterstock
Desak Anies mencerminkan komitmen Anies terhadap prinsip-prinsip demokrasi deliberatif. Seperti ekklesia di Athena, program ini berfungsi sebagai wadah bagi interaksi langsung, dialog, dan pertukaran gagasan antara pemimpin calon dan masyarakat. Dengan membangun hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat melalui Desak Anies, hal ini diharapkan bisa memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat, membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan antara pemimpin dan pemilih.
ADVERTISEMENT
Desak Anies bisa dibilang sebagai komitmen Anies terhadap prinsip-prinsip demokrasi deliberatif, yakni demokrasi yang menekankan pada proses dialog dan pertukaran gagasan antara pemimpin dan masyarakat. Dalam demokrasi deliberatif, masyarakat tidak cuma berperan sebagai pemilih, tetapi juga sebagai pemangku kepentingan yang aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Desak Anies memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses demokrasi. Masyarakat bisa mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan memberikan masukan kepada Anies. Melalui dialog langsung ini, aspirasi masyarakat bisa lebih didengar, sehingga pengambilan kebijakan bisa tepat sasaran.
Desak Anies pun bisa memperkuat hubungan antara pemimpin dan rakyat. Dengan mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung, Anies menunjukkan bahwa ia menghargai pendapat dan suara rakyat. Hal ini bisa membangun kepercayaan dan rasa memiliki masyarakat terhadap pemimpinnya.
ADVERTISEMENT
Adanya kampanye semacam ini bisa menjadi langkah positif untuk memperkuat demokrasi deliberatif di Indonesia. Demokrasi deliberatif bisa membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses politik, membangun kepercayaan antara pemimpin dan rakyat, dan menghasilkan kebijakan yang lebih baik.
Adanya kampanye semacam Desak Anies merupakan langkah yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi deliberatif yang dikemukakan oleh Jürgen Habermas. Demokrasi deliberatif, menurut Habermas, menekankan pentingnya komunikasi rasional antara warga negara dan pemerintah dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks kampanye politik, seperti Desak Anies, interaksi langsung antara calon pemimpin dan masyarakat menjadi penting karena memungkinkan adanya diskusi terbuka dan penyebaran informasi yang transparan.
Program kampanye ini mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi deliberatif Jürgen Habermas, yang mana semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik. Dengan memfasilitasi pertukaran gagasan dan pendapat antara pemimpin dan pemilih, kampanye semacam Desak Anies bisa sangat membantu masyarakat dalam menuangkan keresahan atau kegelisahannya secara langsung kepada calon pemimpinnya.
ADVERTISEMENT
Program kampanye ini juga sesuai dengan pandangan Habermas tentang pentingnya public sphere—atau sederhananya adalah ruang publik—sebagai tempat di mana warga negara bisa berdiskusi secara bebas dan rasional tentang isu-isu publik. Melalui interaksi langsung ini, Anies bisa memahami secara lebih baik kebutuhan dan keinginan masyarakat, sehingga kebijakan yang dihasilkan bisa lebih responsif terhadap kebutuhan nyata rakyat.
Dengan demikian, kampanye Deliberatif ala Desak Anies bukan cuma upaya untuk memenangkan suara dalam pilpres, tetapi juga merupakan implementasi nyata dari prinsip-prinsip demokrasi deliberatif Habermas. Melalui promosi partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik, kampanye semacam ini punya potensi untuk memperkuat demokrasi di Indonesia dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk pembangunan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
ADVERTISEMENT

Oase di Tengah Gurun Gersang

Ilustrasi oase. Foto: Adansijav Official/Shutterstock
Desak Anies bisa diibaratkan sebagai oase di tengah gurun yang sangat gersang karena model kampanye yang dilakukan oleh para calon ‘nakhoda’ Indonesia sering kali cuma sebatas kampanye-kampanye yang tidak substansial. Jualan para calon wakil rakyat dan pemimpin lebih sering dihiasi dengan obralan populis yang nirfaedah.
Tentu, kampanye-kampanye populis cuma akan bermanfaat dalam waktu yang relatif singkat, dan lebih banyak disukai masyarakat karena instan. Namun, jika ditelaah jauh ke depan, strategi semacam itu tidak akan membawa perubahan yang berarti dalam jangka panjang. Kampanye yang substansial—seperti Desak Anies—bisa memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam proses politik.
Hal ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa menyuarakan masalah yang mereka hadapi dan memberikan umpan balik langsung kepada calon pemimpin. Dalam ‘gurun’ politik yang kering akan substansi dan kejujuran, Desak Anies menjadi oase yang menyegarkan. Ini menunjukkan bahwa ada alternatif lain dalam berpolitik, yang mana pemimpin tidak cuma berjanji-janji manis—dan kosong—tetapi benar-benar mendengarkan dan bertindak berdasarkan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, Desak Anies bukan cuma kampanye biasa, tetapi juga menjadi simbol harapan untuk sebuah politik yang lebih bertanggung jawab dan inklusif.
ADVERTISEMENT

Kampanye Deliberatif

Ilustrasi kampanye. Foto: VINSA Professional Art/Shutterstock
Kampanye deliberatif, dengan fokus pada dialog dan pertukaran gagasan antara kandidat dan masyarakat, menawarkan sejumlah keunggulan penting. Salah satunya adalah kemampuannya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Dalam kampanye semacam ini, masyarakat memiliki kesempatan untuk aktif berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, serta memberikan masukan kepada kandidat. Hal ini tidak cuma meningkatkan kesadaran politik, tetapi juga mendorong keterlibatan lebih lanjut dalam proses politik.
Selain itu, kampanye deliberatif juga mampu membangun kepercayaan yang kuat antara pemimpin dan rakyat. Dengan menunjukkan penghargaan terhadap pendapat serta suara masyarakat, kandidat bisa membangun rasa memiliki dan kepercayaan yang mendalam dari masyarakat terhadap kepemimpinannya.
Lebih jauh lagi, pendekatan ini bisa menghasilkan kebijakan yang lebih baik. Melalui dialog terbuka dengan masyarakat, kandidat bisa memperoleh masukan yang berharga mengenai kebutuhan serta aspirasi yang mereka miliki. Dengan demikian, kandidat bisa merumuskan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Program Desak Anies ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan Anies, memberikan masukan, dan mengajukan pertanyaan. Pendekatan semacam ini bisa membantu Anies memahami lebih dalam kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Melihat pendekatan ini, Desak Anies bisa menjadi model yang layak dipertimbangkan untuk memperkuat demokrasi deliberatif di Indonesia. Jika pendekatan semacam ini diadopsi oleh lembaga eksekutif atau legislatif, bisa diharapkan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam politik, membangun hubungan kepercayaan antara pemimpin dan rakyat, serta menghasilkan kebijakan yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tentu, Desak Anies memiliki potensi besar untuk menjadi contoh yang memimpin perubahan positif dalam dinamika politik Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih berfokus pada substansi dan dialog, program ini menjadi semacam oase di tengah hiruk pikuk politik yang sering kali terjebak dalam gimik dan hal-hal yang sekadar permukaan.
ADVERTISEMENT
Di tengah dinamika politik yang cenderung serba cepat dan dangkal, pendekatan yang mengutamakan dialog dan substansi seperti Desak Anies menjadi esensial untuk membentuk pemahaman yang lebih baik antara pemimpin dan rakyat. Ini bisa menjadi titik awal bagi transformasi yang lebih luas dalam politik Indonesia, yang mendorong partisipasi aktif, membangun hubungan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, serta menghasilkan kebijakan yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan riil masyarakat.

Efek Domino

Ilustrasi efek domino. Foto: Dax1994/Shutterstock
Harapannya, akan adanya efek domino dari kampanye deliberatif yang substansial, seperti Desak Anies, adalah hal yang mungkin terjadi. Ketika sebuah inisiatif politik berhasil menunjukkan keberhasilannya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, membangun hubungan yang kuat antara pemimpin dan rakyat, serta menghasilkan kebijakan yang lebih baik, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin politik lainnya untuk mengadopsi pendekatan yang serupa.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari hasil akhir pertarungan pilpres, suka tidak suka, adanya kampanye semacam Desak Anies telah menarik kontestasi pertarungan demokrasi menjadi naik level. Mau tidak mau, kampanye-kampanye yang tidak substansial dan usang wajib ditinggalkan. Maka, strategi-strategi politik yang dipakai adalah strategi politik akal sehat, yang memprioritaskan hajat orang banyak, ketimbang gimik-gimik nirfaedah.
Dengan melihat keberhasilan Desak Anies dalam menggalang partisipasi masyarakat, para pemimpin politik lainnya semestinya terdorong untuk melibatkan lebih banyak warga dalam proses politik. Mereka bisa menyadari bahwa dengan memberikan ruang bagi dialog langsung dan interaksi dengan masyarakat, mereka bisa lebih baik memahami kebutuhan dan aspirasi rakyat, serta melalui proses yang substansial.
Selain itu, keberhasilan Desak Anies juga bisa mengubah persepsi politik di kalangan masyarakat. Masyarakat akan melihat bahwa politik bukanlah semata-mata tentang janji-janji kosong dan retorika yang berlebihan, tetapi juga tentang upaya nyata untuk mendengarkan dan bertindak berdasarkan kebutuhan mereka. Hal ini bisa memicu permintaan yang lebih besar dari masyarakat untuk partisipasi aktif dalam proses politik dan untuk adopsi pendekatan deliberatif oleh pemimpin politik mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, efek domino dari kampanye—seperti Desak Anies—bisa menciptakan perubahan budaya politik yang lebih besar di Indonesia. Ini bisa membuka jalan bagi munculnya lebih banyak inisiatif politik yang berfokus pada dialog, transparansi, dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat. Semoga, hal ini bisa membawa Indonesia menuju demokrasi yang lebih kuat dan inklusif, yang mana suara setiap warga negara (tidak memandang status sosial) dihargai dan didengar dalam proses pengambilan keputusan politik.
Raihan Muhammad
Tulisan ini merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap organisasi penulis bernaung.