Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketika Dokter Melawan
3 Juni 2023 17:24 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Raihan Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dokter identik dengan orang intelektual, kutu buku, dan kurang bergaul. Namun, dalam sejarahnya dokter memiliki jasa yang besar bagi kemerdekaan suatu bangsa dari penjajahan. Tak hanya berjasa dalam bidang kesehatan, dokter pun berjasa melakukan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan.
Stigma dokter yang hanya mengurusi penyakit ataupun lingkup eksakta agaknya perlu diragukan karena pada era kini misalnya ada dokter Eva Chaniago yang senantiasa lantang bersuara mengenai isu sosial politik, bahkan sering mengkritik kebijakan pemerintah.
Lalu, ada dokter Zainal Muttaqin , yang belakangan namanya menghebohkan dunia maya karena dipecat dari RSUP Kariadi. Beliau diduga dipecat karena sering mengkritik pemerintah. Beliau pun aktif menulis gagasan dan keresahannya lewat tulisan.
Dokter yang Berjasa Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia
Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia , banyak dokter yang memberikan kontribusi berharga dan berjasa. Kita ketahui bersama bahwa organisasi pergerakan nasional Budi Utomo didirikan oleh para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) alias Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera.
ADVERTISEMENT
Berawal dari ide dr. Wahidin Soedirohoesodo yang ingin mendirikan studiefonds, akhirnya berdiri organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di Batavia (sekarang Jakarta), yang dibentuk oleh mahasiswa STOVIA, termasuk Soetomo dan kawan-kawan. Organisasi ini pada mulanya bersifat kedaerahan, yakni hanya Jawa dan Madura, tetapi seiring berjalannya waktu kemudian menjadi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia.
Mengutip dari Wahidin Soedirohoesodo: Sang Dokter Bangsa (2018), dokter Wahidin sang Dokter Bangsa, merupakan sosok yang luar biasa. Beliau mendirikan majalah Retno Doemilah dan Goeroe Desa yang isinya menyuarakan kepentingan bangsa. Sehingga, dr. Wahidin tak hanya sebagai dokter, tetapi juga sebagai jurnalis yang melawan lewat tulisannya untuk kemajuan bangsa.
Selanjutnya, dr. Soetomo, yang merupakan salah satu sosok yang menginisiasi berdirinya Budi Utomo, beliau juga merupakan pendiri Indonesische Studie Club (ISC), sebuah wadah bagi kaum terpelajar yang bertujuan untuk mempelajari dan memperhatikan kebutuhan rakyat. Pendirian ISC menjadi penting karena juga mempengaruhi pemuda tanah air. Perlawanan yang dilakukan oleh dr. Soetomo melalui pendidikan inilah yang menjadi penting bagi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, yang merupakan salah satu tokoh pendiri Partai Hindia alias Indische Partij. Beliau dengan giat menyebarkan gagasan-gagasan pemerintahan yang dianut dan secara tegas sering mengkritik penjajah.
Tjipto mengungkapkan keprihatinannya melalui tulisan di surat harian De Locomotief, yang ketika itu merupakan surat kabar kolonial yang sangat populer. Tulisannya mencakup kritik dan penolakan terhadap kondisi sosial yang dianggapnya tidak sehat. Tjipto juga sering kali mengkritik sistem feodal dan kolonial yang diyakini sebagai penyebab penderitaan rakyat.
Akibat tulisannya, Tjipto sering kali ditegur dan diperingatkan oleh pemerintah. Selain menulis, Tjipto juga melakukan protes melalui tindakan-tindakan yang berlawanan dengan arus. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, tetapi semangatnya dalam bidang politik pun tak pernah padam. Tindakan-tindakan yang dilakukannya dianggap radikal dan revolusioner.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (1992), dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dikisahkan sebagai seorang nasionalis yang terkenal dengan wataknya yang keras, terus terang, sangat jujur, dan selalu sungguh hati. Dalam dirinya berkobar semangat dan jiwa kepahlawanan.
Dokter Tjipto dianggap berbahaya oleh pihak kolonial Belanda, sehingga harus diasingkan ke beberapa tempat. Suatu waktu, dr. Tjipto diminta untuk menandatangani supaya melepas hak politiknya, tetapi beliau menolaknya dengan tegas.
Kemudian, ada dokter Moewardi, merupakan dokter pembela Indonesia. Beliau merupakan lulusan STOVIA yang berjasa terhadap peristiwa Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 silam, dr. Moewardi diberi tugas sebagai pemimpin Barisan Pelopor di seluruh Jawa untuk menjaga keamanan para pemimpin dan lokasi pembacaan teks proklamasi agar terhindar dari kerusuhan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setelah pembacaan teks proklamasi, Moewardi juga membentuk Barisan Pelopor Istimewa yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan Presiden Sukarno. Beliau pun terlibat dalam peristiwa Bandung Lautan Api, serta menyumbangkan pikiran-pikiran perjuangan, termasuk strategi militer kepada pimpinan Angkatan Perang.
Serta masih banyak dokter yang berjasa dalam perjuangan melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dokter Pejuang di Belahan Dunia
Di belahan dunia, banyak sosok dokter yang revolusioner melawan penjajahan. Di Filipina terdapat sosok dokter revolusioner bernama José Rizal. Mengutip dari The First Filipino: A Biography of José Rizal, banyak dikisahkan mengenai aksi heroiknya dokter José Rizal. Dokter José Rizal bisa dibilang merupakan tokoh yang paling terkenal dalam perjuangan Filipina melawan penjajahan Spanyol.
ADVERTISEMENT
Rizal lahir pada tanggal 19 Juni 1861 di Calamba, Laguna, Filipina, dan beliau tumbuh sebagai seorang intelektual yang berbakat. Beliau mengejar pendidikan kedokteran di Eropa dan mendapatkan gelar dokter dari Universidad Central de Madrid di Spanyol. Selama masa studinya di Eropa, Rizal terpapar dengan berbagai ide pergerakan nasionalis dan terinspirasi untuk berjuang demi kebebasan dan kemerdekaan Filipina dari penjajahan Spanyol.
Beliau pun aktif dalam berbagai organisasi dan gerakan yang melawan penjajahan. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah dua novelnya, yakni Noli Me Tángere dan El Filibusterismo. Novel-novel ini secara terbuka menggambarkan kekejaman dan ketidakadilan pemerintahan kolonial Spanyol di Filipina, serta menyoroti isu-isu sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi rakyat Filipina pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Kedua novel itu punya peran penting dalam membangkitkan kesadaran nasionalis di kalangan rakyat Filipina dan memicu semangat perjuangan melawan penjajahan. Selain itu, Rizal juga menggunakan keahliannya sebagai seorang dokter untuk membantu rakyat Filipina. Beliau memberikan perawatan medis gratis kepada mereka yang membutuhkan dan mendirikan klinik-klinik untuk melayani komunitas miskin.
Beliau pun menggalang dukungan dari para dokter dan profesional medis lainnya untuk bergabung dalam perjuangan melawan penjajah. Pada tahun 1896, Rizal ditangkap oleh pihak berwenang Spanyol karena terlibat dalam gerakan nasionalis dan diadili atas dakwaan penghasutan terhadap pemerintah kolonial. Beliau dihukum mati dan dieksekusi oleh regu tembak pada tanggal 30 Desember 1896.
Wafatnya Rizal memperkuat semangat perjuangan melawan penjajahan di Filipina dan menjadikannya sebagai pahlawan nasional yang dihormati. Kisah José Rizal merupakan cerminan dari perjuangan seorang dokter yang menggunakan keahliannya dan kecerdasannya untuk melawan penjajah serta memperjuangkan kebebasan dan martabat bangsanya. Beliau merupakan ikon nasional dan terus dihormati sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Filipina.
ADVERTISEMENT
Di Benua Amerika, tepatnya di Amerika Latin, ada sosok dokter revolusioner bernama Ernesto "Che" Guevara. Mengutip dari Che Guevara: A Revolutionary Life, dikisahkan mengenai dokter Che Guevara yang merupakan sosok revolusioner terkenal karena perannya dalam perjuangan melawan penjajah di Amerika Latin. Beliau lahir pada 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina, dan mendapatkan gelar dokter dari Universitas Buenos Aires.
Setelah menyelesaikan studinya, beliau melakukan perjalanan panjang melintasi Amerika Latin, yang mana beliau menjadi saksi kemiskinan dan ketidakadilan yang melanda wilayah tersebut. Pengalaman ini menginspirasi Guevara untuk berjuang melawan penjajah dan melawan sistem yang menghasilkan ketidaksetaraan sosial. Pada tahun 1953.
Beliau bergabung dengan gerakan revolusioner Fidel Alejandro Castro Ruz alias Fidel Castro di Kuba. Setelah berhasil merebut kekuasaan dari diktator Fulgencio Batista pada tahun 1959, Guevara menduduki berbagai posisi dalam pemerintahan revolusioner Kuba, termasuk sebagai Menteri Industri dan Wakil Presiden Bank Nasional Kuba. Namun, perjuangan Guevara melawan penjajah tidak terbatas hanya pada Kuba.
ADVERTISEMENT
Beliau memegang keyakinan bahwa pemerintahan yang korup dan eksploitatif harus dihapuskan di seluruh Amerika Latin. Guevara aktif terlibat dalam mendukung gerakan revolusioner di berbagai negara, termasuk Kongo, Republik Demokratik Kongo (sebelumnya dikenal sebagai Kongo Belgia), dan Bolivia.
Di Kongo, Guevara berusaha membantu gerakan pembebasan dari penjajahan Belgia pada tahun 1965. Akan tetapi, upayanya di sana tidak berhasil dan beliau pun akhirnya meninggalkan Kongo pada tahun 1965. Pada tahun 1966, Guevara memutuskan untuk fokus pada perjuangannya di Bolivia.
Beliau berusaha mendirikan fokus revolusioner di negara tersebut dan memobilisasi rakyat miskin untuk melawan pemerintahan yang otoriter. Akan tetapi, pada tahun 1967, Guevara tertangkap oleh pasukan militer Bolivia yang didukung oleh Amerika Serikat. Ia dieksekusi tanpa pengadilan pada tanggal 9 Oktober 1967.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Guevara melawan penjajah di Amerika Latin dan keyakinannya dalam meruntuhkan sistem yang tidak adil telah memberikan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Ia dikenang sebagai tokoh revolusioner yang gigih dan penuh semangat dalam melawan ketidakadilan dan penindasan.
Kemudian, di Amerika Serikat terdapat dokter Joseph Warren. Mengutip dari buku Dr. Joseph Warren: The Boston Tea Party, Bunker Hill, and the Birth of American Liberty (2011), dijelaskan bahwa beliau merupakan seorang dokter dan tokoh revolusioner yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat.
Joseph Warren lahir pada 11 Juni 1741 di Roxbury, Massachusetts. Beliau adalah seorang tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Amerika Serikat dan berperan dalam banyak peristiwa penting sebelum dan selama Revolusi Amerika.
ADVERTISEMENT
Warren merupakan anggota Dewan Kota Boston dan juga terlibat dalam Sons of Liberty, sebuah organisasi revolusioner yang berjuang melawan penjajahan Inggris. Ia terlibat dalam banyak aksi protes, termasuk protes terhadap Undang-Undang Pajak dan peristiwa Pembantaian Boston.
Pada awal perang, Warren menjadi seorang jenderal dalam pasukan Patriot dan bertanggung jawab atas pertahanan Boston. Beliau pun memainkan peran penting dalam Pertempuran Lexington dan Concord, yang merupakan pertempuran awal dalam Perang Revolusi Amerika.
Warren pun terkenal karena perannya dalam Pertempuran Bunker Hill pada 17 Juni 1775. Beliau memimpin pasukan kolonial dalam pertempuran ini dan bertempur dengan keberanian, meskipun akhirnya gugur di medan perang. Kematian Warren membuatnya menjadi salah satu pahlawan revolusi yang dihormati dan diingat dalam sejarah Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Warren dianggap sebagai salah satu pemimpin revolusi yang berani dan berdedikasi. Kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Amerika menginspirasi banyak orang dan memberikan semangat kepada gerakan revolusioner. Warisan dan pengorbanan Dr. Joseph Warren tetap dihargai dan dikenang dalam sejarah revolusi Amerika Serikat.
Dapat kita ketahui, bahwa dalam sejarahnya banyak dokter yang melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Sehingga, tak heran jika banyak jasa dokter dalam bidang kesehatan dan juga dalam aspek sosial politik.