Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Krisis Iklim: Jangan Mewariskan Bencana kepada Generasi Selanjutnya
26 Juni 2023 17:27 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Raihan Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Krisis iklim merupakan "magnum opus" alias mahakarya dari makhluk hidup bernama manusia . Makhluk yang diberi anugerah oleh Allah Swt berupa akal untuk berpikir sekaligus mengendalikan hawa dan nafsu. Padahal, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, hal ini bisa kita lihat di dalam Q.S. Al-Isra' ayat (70),
Akan tetapi, banyak di antara manusia yang justru melalaikan kelebihannya itu untuk berbuat semaunya, yang mana berdampak buruk bagi banyak orang.
Krisis iklim merupakan salah satu “mahakarya” (sebagian) manusia yang punya otak, tetapi otaknya tidak dipergunakan dengan baik dan benar. Mereka hanya mementingkan nafsunya, dan mengabaikan dampak yang timbul dari perbuatan dungunya.
Menurut data dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), diperkirakan kalau dalam rentang waktu 2022 hingga 2027, akan ada setidaknya satu tahun yang mana suhu rata-rata global akan naik dan melebihi batas puncak sebesar lebih dari 1,5 derajat celsius.
Krisis iklim bisa dampak luas pada kehidupan dan lingkungan. Adapun pelbagai dampak yang bisa ditimbulkan di antaranya adalah pemanasan global . Krisis iklim menyebabkan peningkatan suhu global secara keseluruhan, yang menghasilkan gelombang panas ekstrem dan perubahan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi. Kemudian, krisis iklim dapat mengubah pola cuaca menjadi lebih ekstrem dan sulit diprediksi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, krisis iklim juga berdampak pada kesehatan, termasuk peningkatan polusi udara yang berimplikasi pada masalah pernapasan serta penyebaran penyakit oleh vektor (penyakit yang disebabkan oleh patogen ini dan parasit pada populasi manusia), seperti nyamuk yang membawa malaria atau demam dengue, yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kelembaban.
Lalu, kegagalan panen dan ketahanan pangan juga merupakan dampak dari adanya krisis iklim. Perubahan pola cuaca dan kekeringan dapat menyebabkan kegagalan panen dan masalah dalam pasokan pangan. Krisis iklim pun merusak keanekaragaman hayati dengan mengubah habitat dan pola migrasi hewan dan tanaman, mengancam kelangsungan hidup beberapa spesies.
Sehingga, hal ini juga bisa berdampak pada ekonomi. Melalui kerusakan infrastruktur akibat cuaca ekstrem, kerugian dalam sektor pertanian akibat gagal panen, dan peningkatan biaya kesehatan akibat meningkatnya penyakit yang terkait dengan perubahan iklim. Dampak-dampak ini mencakup berbagai aspek kehidupan dan memerlukan tindakan global untuk penanganan dan mitigasi krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Mencegah krisis iklim memerlukan tindakan bersama dari individu, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Adapun cara-cara untuk mencegah krisis iklim termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Kemudian, konservasi energi melalui kebiasaan hemat energi juga penting, seperti mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan dan menggunakan peralatan yang efisien energi. Dukungan terhadap energi terbarukan dan kebijakan yang mempromosikan pengembangan energi terbarukan juga perlu dilakukan.
Selain itu, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang menimbulkan banyak polusi, melakukan penghijauan dan perlindungan hutan, meningkatkan efisiensi energi, mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang masalah iklim.
Kemudian, mengurangi limbah, berpartisipasi dalam politik yang peduli terhadap iklim, dan menjadi konsumen yang bertanggung jawab juga merupakan langkah-langkah penting untuk mencegah krisis iklim.
ADVERTISEMENT
Upaya pencegahan dan pengendalian sebetulnya sudah banyak dilakukan, tetapi masih banyak juga yang melanggar dan terlihat tidak peduli dengan adanya krisis iklim ini.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang urgensi dan dampak serius dari krisis iklim menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi. Banyak orang masih belum sepenuhnya menyadari (atau pura-pura tidak sadar?) hubungan antara aktivitas manusia, emisi gas rumah kaca, dan perubahan iklim.
Oleh karena itu, pendidikan dan peningkatan kesadaran menjadi penting dalam mengatasi masalah ini. Terkait dengan hal tersebut, ada kepentingan ekonomi dan politik yang kuat yang bisa menghambat upaya pencegahan dan pengendalian krisis iklim. Beberapa industri dan perusahaan masih bergantung pada energi fosil dan kegiatan yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat menyebabkan resistensi (ketahanan) terhadap perubahan, dan bisa menghambat adopsi solusi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, tantangan global seperti koordinasi antarnegara dan perbedaan prioritas juga menjadi hambatan.
Krisis iklim melibatkan kerja sama internasional yang kompleks, dan adanya perbedaan dalam kebijakan, kepentingan, dan prioritas antar negara dapat menyulitkan penyelesaian yang efektif.
Jangan sampai kita meninggalkan legacy alias warisan berupa krisis iklim yang bisa menimbulkan bencana. Bumi rusak karena ulah makhluk hidup bernama manusia. Kita pun harus sadar bahwa yang hidup di Bumi bukan cuma manusia, melainkan juga ada hewan dan tumbuhan.
Allah Swt berfirman di dalam Q.S. Al-A'raf ayat (56),
Anak dan cucu kita pada masa yang akan datang butuh Bumi yang sehat dan hijau, jangan sampai kita merusaknya dengan tindakan-tindakan bodoh demi memuaskan nafsu materi sehingga harus menggadaikan masa depan mereka.
ADVERTISEMENT
Menjaga Bumi berarti menjaga masa depan, mengatasi iklim berarti menciptakan harapan, mari satukan langkah untuk menyelamatkan Bumi.