Konten dari Pengguna

Bunraku, Pertunjukan Boneka ‘Si Unyil’ dari Jepang

raihanpmahadi
Mahasiswa Studi Kejepangan Universitas Airlangga tahun 2022
28 Oktober 2023 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari raihanpmahadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mengenal Kerajinan Boneka sebagai Kekayaan Budaya

ADVERTISEMENT
Kerajinan boneka merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai pertunjukan, entah pertunjukan yang hanya bersifat menghibur, maupun mendidik. Apakah kalian mengenal si unyil? Anak-anak kelahiran 90 sampai tahun 2000 pasti mengenal acara TV yang menggunakan media boneka ini. Si Unyil adalah hiburan televisi yang mulai ditayangkan pertama kali pada tahun 1981. Setelah penayangannya berhenti, acara ini ditayangkan lagi pada tahun 2002-2003 silam. Setelah itu dibangkitkan lagi dengan judul ‘Laptop Si Unyil’ pada tahun 2007 dan berlangsung sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Si Unyil ini menjadi salah satu film animasi yang menggunakan media boneka yang baik untuk anak-anak. Si Unyil menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dan menegaskan nilai persahabatan. Film animasi tersebut juga mengandung nilai karakter persahabatan yang kuat yang dapat dicontoh oleh anak-anak, terutama anak-anak usia sekolah dasar. Beberapa anak-anak yang menonton siaran ini pun menjadi meniru sifat bersahabat dalam Si Unyil ini dan mempraktekannya ke teman-temannya.
Boneka merupakan kerajinan tangan yang bisa ditemukan di seluruh dunia, dan dapat dijadikan sebagai bahan hiburan. Kerajinan boneka pun dapat menjadi aset budaya yang berharga untuk sebuah negara karena keunikan beberapa kerajinan boneka yang ada di dunia. Si Unyil salah satunya, sudah seperti ikon budaya hiburan boneka tangan di Indonesia karena karakter karakternya maupun cerita di dalamnya. Namun pada masa ini, pertunjukan boneka beberapa ada yang mulai dilupakan, biasanya berbentuk teater boneka. Bunraku merupakan teater boneka dari Jepang yang sekarang popularitasnya mulai menurun. Jika dilihat sekilas, Bunraku sedikit mirip dengan Si Unyil, namun bedanya dengan Si Unyil adalah, hiburan boneka tangan ini tidak ditampilkan melalui televisi, namun melewati media teatrikal. Bunraku mulai sedikit peminatnya dikarenakan perkembangan zaman yang serba digital ini.
Pertunjukan Bunraku
Bunraku (文楽) adalah sandiwara boneka tradisional Jepang, dan masuk ke dalam salah satu ningyo johruri. Ningyo adalah bahasa Jepang untuk boneka, dan johruri adalah sebutan untuk naskah yang dibawakan dalam bentuk nyanyian. Seorang pemain dari pulau Awaji pertama kali pada tahun 1805 mendirikan kelompok teater di kuil Inari Osaka dengan nama Bunrakken. Kelompok ini berkembang menjadi kelompok seni boneka terkenal di Osaka, dan pada tahun 1872 (pada zaman Meiji) mereka membuka teater baru yang disebut Bunraku (文楽). Kesenian ini resmi dinamakan Bunraku pada akhir zaman Meiji Jepang. Dan nama Bunraku diambil dari nama senimannya, Uemura Bunrakuken. Sampai sekarang nama Bunraku masih dipakai untuk menyebut teater boneka.
ADVERTISEMENT
Boneka tangan yang biasanya hanya digerakkan oleh satu orang saja, ini digerakkan oleh tiga orang, inilah yang membuat bunraku menjadi unik. Ningyo tsukai (dalang) penggerak bagian tubuh boneka di Bunraku diatur dengan tingkat pengetahuannya. Yang paling berpengalaman menggerakkan bagian kepala dan lengan kanan, karena bagian kepala adalah bagian paling fatal dalam memainkan ekspresi. Tingkat dibawahnya memainkan lengan kiri, dan yang terakhir menggerakkan bagian kaki. Dalam Bunraku, dalang hanya menggerakkan boneka saja, sedangkan untuk bagian dialog, dilakukan oleh tayu (narator). Bagian musik dalam Bunraku diiringi oleh shamisen (alat musik petik berdawai tiga)
Kepala boneka yang digunakan untuk Bunraku ada bermacam-macam, kepala laki-laki maupun perempuan, kepala yang berbeda ini digunakan sebagai pembeda karakter, pekerjaan, status sosial, maupun umur. Beberapa kepala boneka ini harus dipakaikan wig (dibuat dari rambut manusia dan bulu ekor yak) atau dirias terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebelum pementasan wajah boneka akan dirias menggunakan cat. Dalam Bunraku, banyak sekali jenis-jenis kepala yang digunakan dalam pementasan.
ADVERTISEMENT
Untuk pembuatan kepala boneka ini digunakan sejenis kayu dari pohon hiroki. Bagian dalam kepala boneka berongga karena dibuat dengan cara membelah kayu menjadi dua dan mengorek isiannya. Untuk menggerakkan ekspresi wajah boneka, dikaitkan tali ke unsur unsur wajah boneka melalui rongga di kepala boneka.
Untuk kostum yang digunakan biasanya adalah kimono yang didalam kostumnya dimasukkan kapas agar tubuh boneka terlihat lebih alami. Untuk pekerjaan memasang baju kepada boneka ini dilakukan oleh ningyo-koshiraeru.
Biasanya tata panggung teater teater tidak akan lebih tinggi dari tempat duduk penontonnya. Namun dalam bunraku ini, tata panggungnya dibuat lebih tinggi dari tempat duduk para penonton, dan hal inilah yang membuat tata panggung Bunraku sedikit unik.
Tidak hanya sebagai sarana hiburan, ternyata banyak juga tujuan adanya pementasan Bunraku ini. Fungsi lainnya yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang
Sedikit berbeda dengan Si Unyil yang ditujukan kepada anak-anak dan mengandung unsur persahabatan yang kuat agar ditiru anak-anak. Di Jepang, mereka percaya bahwa boneka-boneka dapat digunakan sebagai representasi dewa-dewa untuk menyampaikan amanat. Amanat tersebut disampaikan melalui cerita yang dibawakan di pementasan Bunraku tersebut.
2. Sebagai sarana pelestarian budaya
Walaupun Bunraku itu sendiri merupakan suatu budaya, unsur unsur budaya Jepanng yang lainnya juga dimasukkan ke dalam Bunraku. Contohnya pada pakaian dalang dan pakaian yang dikenakan oleh bonekanya. Penggunaan alat musik shamisen yang merupakan alat tradisional Jepang. Serta bahasa yang digunakan dalam pemetasan adalah bahasa Jepang yang tergolong masih halus.
3. Sebagai sarana pendidikan
ADVERTISEMENT
Dikatakan bahwa cerita yang dibawakan dalam Bunraku mengandung nilai-nilai pendidikan penting yang bisa diambil untuk kehidupan.
4. Sebagai sarana ekonomi
Tentu saja yang terakhir adalah Bunraku sebagai sarana untuk mencari nafkah di Jepang, karena Bunraku adalah suatu pekerjaan, bukanlah sesuatu yang dilakukan secara sukarela, dan untuk menguasai Bunraku ini butuh waktu pelatihan yang sangat lama. Untuk menonton pertunjukkan Bunraku ini, kalian harus membayar agar bisa masuk. Pembayaran tiket ini dilakukan untuk upah para pemain Bunraku tersebut.
Walaupun di era sekarang ini Bunraku kurang populer dikarenakan pertunjukannnya yang panjang, dialog yang sulit dipahami, kurangnya praktisi baru. Namun Nippon Foundation masih meluncurkan projek untuk menyebarluaskan bunraku ke dalam maupun luar negeri agar popularitas bunraku tidak hilang dan makin meningkat. Karena Bunraku adalah budaya emas Jepang yang disahkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan dari tahun 2008.
ADVERTISEMENT