Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
PULAU KELANG. Aku ingin bercerita sedikit tentangmu.
15 Februari 2018 19:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Rais Alright tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Catatan sebuah perjalanan dan pelajaran. Etos Road to School #Kuliahtakgentar
ADVERTISEMENT
Sabtu 10 Februari 2018.
Pagi itu langit Ambon tampak cerah. Kita berkumpul di terminal mobil Leihitu, pasar mardika, berempat (Untung. Rista. Dhia dan Saya) akan Melakukan etos road to school #kuliahtakgentar di sebuah Pulau di utara pulau Ambon, sebuah kegiatan sosialisasi beasiswa-beasiswa yang ada di Perguruan Tinggi dan motivasi kuliah bagi adik-adik SMA/sederajat kelas 3. Bersama penumpang lainnya menggunakan angkutan kota Leihitu menuju Desa Tahoku. sekitar 1 jam perjalanan ke pelabuhan speed tahoku dengan tarif angkot Rp. 13.000,- per orang. disini kita bertambah 2 relawan (Nardin sama Nando). Rista, Dhia, Nardin, dan Nando mereka berempat adalah Mahasiswa, yang lahir dan besar di Pulau Kelang.
Menggunakan speedboat bermuatkan sekitaran 20an org dengan ukuran kira-kira P 15m dan L 2.5 m menyebrang lautan diantara pulau Seram dan pulau Ambon, juga pulau Manipa. Tanjung Sial, kampung Tuhulesi, Wayasel, Air Papaya, Ely kecil dan Besar dan beberapa kampong serta tanjung dengan bukit bebatuan yang tinggi merupakan pemandangan yang tak luput dari penglihatan. Perahu melaju membela ombak putih dan angin bertiup dari arah depan Speed, dan suara mesin yang cukup lama berbunyi, mengisyarakatkan bahwa speed akan terus melaju sampai ketujuan.
ADVERTISEMENT
Pukul 03.30 WIT Tibalah di pulau yg kita tuju. Pulau Kelang namanya. Tepatnya di Desa Tonu Jaya, ongkos transportasi untuk mahasiswa adalah Rp. 50.000,- per orang, dan untuk masyarakat umum Rp. 100.000,- . Disini di Pulau Kelang penduduknya berprofesi sebagai nelayan juga petani. Sekitar 15 kampung ada di pulau ini, yaitu, Tonu Jaya, Gadong, Tiang Bendera, Katapang, Tihu, Tahalupu, Nania, Tomi-tomi, Jawa Sakti, Wayale, Jawa Sakti Kampung Baru, Mahua, Soleh, Rahai, dan kampong Tawabi/Mangga Bongko. Pada setiap kampong Yang ada di Pulau Kelang memiliki jumlah penduduk kurang lebih 100-300 Kepala Keluarga. Disana baru memiliki tiang listrik saja, listriknya belum berfungsi, masyarakat masih menggunakan lampu pelita dan sebagian masyarakat yang lain ada yang menggunakan mesin genset sebagai mesin penerang. Alam pulau kelang selain menghasilkan banyak ikan dan hewan laut lainnya disana juga banyak menghasilkan kelapa dan kunyit. Ketika berjalan atau menggunakan perahu untuk menyambangi kampung-kampung disana Mata kita akan disuguhkan dengan banyaknya kelapa yang berjejeran sepanjang garis pantai. Pulau Kelang yang termasuk Daearah Kecamatan Huamual Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, memiliki 4 SMA/Sederajat. Yaitu MA. Nusa Mandiri di Tonu Jaya, SMA N. 4 Waesala di Tiang Bendera, MA. Nadhatul Ulama di Tihu. Dan SMA N. 5 Waesala Di Desa Tahalupu.
ADVERTISEMENT
Sesuai yang direncanakan Kita akan menginap di Tonu Jaya, rumahnya Rista. Sore itu, di jalanan banyak adik-adik berseragam yang dari penampilannya menunjukan bahwa mereka baru mau berangkat ke sekolah.. Pikir kita bahwa mereka mungkin sekolah siang/sore atau les dan semisalnya, namun ketika ditanya, kata mereka ada dosen-dosen dari kampus di Ambon akan sosialisasi di sekolah. Kita pun berpikir mungkin demikian. Karena sesuai rencana yang dibuat bahwa hari seninlah baru akan dilaksanakan sosialisasi #kuliahtakgentar.
Sepulng dari Masjid setelah sholat ashar. ternyata info yg kita dapat Terkait dosen2 yg dimaksud itu ternyata adalah kita sendiri. Waooh Informasinya, semoga diantara kita para relawan ada yg menjadi dosen nantinya. ternyata informasi tentang kedatangan kita sudah lebih awal diketahui oleh guru-guru, siswa-siswa di sekolah dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sore itu juga kita lansung bergegas berjalan menuju sekolah sekitar beberapa ratus meter dari rumah tempat kita tinggal, yang dalam perjalanannya sesekali berhenti menepi di teras rumah warga karena hujan.
Sekolah itu bernama MA Nusa Mandiri Tonu Jaya. Memiliki siswa sekitar 70an org dengan jumlah siswa kls 12 sekitar 19 orang. jumlah ruangan 7 kls. 1 kantor. Berdinding papan, beratapkan daun rumbiah dan seng, berlandaskan tanah. Berdiri pada tahun 2015 dan tahun 2018 ini adalah tahun dimana pertama kali melaksanakan ujian nasional dan baru akan menghasilkan lulusan/alumni. Semoga adik-adik kita disana lulus semuanya.Aamiin.
Dalam sosialisasi juga hadir beberapa orang tua murid yang menyempatkan waktu tuk mendengarkan sosialisasi dari kami, juga guru-guru. Teman-teman harus tahu juga bahwa waktu sosialisasi adalah waktu diluar jam sekolah. sekolah telah menyediakan waktu tersendiri untuk sosialisasi kita.
ADVERTISEMENT
Banyak terimakasih kasih sekali kami sampaikan kepada pihak sekolah dan masyarakat atas penyambutan dan pelayanan baiknya selama sosialisasi berlangsung.
Minggu, 11 Feb 2018.
Hari ini kita libur, digunakan untuk menikmati beberapa belahan pulau kelang, diajak oleh Nardin ke kampungnya, kampong Rahai Namanya, ditempuh dengan berjalan kaki mengikuti garis pantai, kurang lebih selama 1 jam (10.00-11.00), sebelum sampai di Rahai kita melewati kampong mangga Bongko, kampungya Dhia. Di Rahai kita disuguhkan Kepiting/katang sebagai menu makan siang, bersempatkan mengambil gambar dengan backround gunung dan pantai di atas bukit. Sore jam setengah 5, balik dari Rahai menuju Tonu Jaya, dan sampai di Mangga Bongko sudah disiapkan makan sore oleh dhia, Roti kacang, Pisang Goreng, teh panas-panas, huhui, rezeki anak soleh.hhh. setelah makan dan pamitan di orang tua Dhia, kita berlanjut ke Tonu Jaya.
ADVERTISEMENT
Senin, 12 Feb 2018.
Berikutnya ada 3 sekolah lagi yang harus kita berikan sosialisai #kuliahtakgentar, pertama yang akan dituju adalah SMA N. 4 Waesala, di Desa Tiang Bendera. Untuk kesana dari Desa Tonu Jaya jika lewat jalur darat kita harus jalan kaki membelah gunung atau memutar mengikuti garis pantai yang membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 jam perjalanan, namun kita sangat terbantukan oleh bapaknya Rista, berenam diantar menggunakan perahu laut milik beliau (yang biasa di sebut Jonson). Sekita 20an menit tiba di Dusun Tiang Bendera, di sekolah kitapun disambut baik oleh dewan guru, di ruang lab. yang dialihfungsikan menjadi kantor itu sekitar 15 menit kita menyampaikan maksud dan tujuan kami kepada bapak dan ibu guru, sambil menunggu persiapan untuk melakukan sosialisasi kuliahtakgentar, kami menyempatkan waktu untuk menggali sedikit informasi terkait sekolah. dari apa yang diutarakan bapak guru, dapatlah informasi bahwa di SMAN 4 Waesala memiliki 11 orang guru, dan 191 siswa, dengan rincian kelas X berjumlah 71 orang, kelas XI 50 orang dan kelas XII 71 orang. Memiliki 7 ruang kelas, 1 ruangan untuk kantor dan perpustakaan yang mana merupakan ruang kelas/lab yang dialihfungsikan. Sosialisasi berlangsung dari pukul 09.00-11.00 WIT.
ADVERTISEMENT
Tersisa 2 sekolah lagi. MA. Nadhatul Ulama di Dusun Tihu dan SMA N. 5 Waesala di Desa Tahalupu. Waktu sudah menunjukan pukul 11.15 WIT. Jika diasumsikan dengan waktu normal dan jarak juga jika perkiraan kedua sekolah ini memiliki jadwal sekolah pagi, maka diantaranya pasti ada yang tidak mendapatkan sosialisasi. Diatas jonson saat menyebrang laut dari Desa Tiang Bendera menuju Dusun Tihu kita bersepakat untuk membagi 2 team, satu team akan memberiakn sosialisasi di Dusun Tihu dan satunya lagi di Desa Tahalupu agar kedua sekolah tersebut bisa mendapatkan sosialisasi. Sekitar 20an menit tibalah kita di dusun Tihu. Menyapa ramah masyarakat sekaligus bertanya tentang sekolah, kita diinformasikan kalau ternyata adik-adik MA jadwal sekolahnya siang. Atas bantuan adik perempuan yang merupakan siswa MA di Dusun Tihu diantarlah kita ke rumahnya kepala sekolah untuk nantinya bisa menitipkan surat izin/pemberitahuan atau setidaknya bisa menyampaikan secara langsung maksud dan tujuan kedatangan kami, namun ternyata sesampai disana ibu kepala sekolah lagi mengisi kelas ada mata pelajaran yang beliau ajarkan di SMP di Dusun Tihu. Kita hanya bisa menitipkan surat dan menyampaiakan pesan kepada adik dan orang tua dari ibu kepala sekolah, bahwa insyaAllah sepulang dari memberikan sosialisasi di Desa Tahalupu kita akan singgah kembali di Dusun Tihu memberikan Sosialisasi kuliahTakGentar kepada adik-adik MA. Dari informasi yang didapat bahwa MA Nadhatul Ulama Dusun Tihu belum meiliki gedung permanen, mereka hari-hari belajar menumpang di gedung SD Dusun Tihu. Guru yang mengajar tidak setiap hari datang di sekolah, mereka datang ketika ada jam pelajaran atau ada pertemuan atau kegiatan bersama. Karena jadwal sekolahnya adalah siang, kami memutuskan untuk bersama lagi seteam untuk melanjutkan perjalanan ke Desa Tahalupu.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukan pukul 12.00 WIT. Jonson kembali berbunyi mengantarkan kami menuju desa Tahalupu yg berjarak 20an menit perjalanan. sesampai disana. Dari informasi yg diberikan kepala sekolah, bahwa SMAN 5 Waesala. memiliki 12 guru, 181 siswa, yang terdiri dari 50 orang siswa klas 12. Siswa-siswanya juga berasal dari kampung-kampung tetangga yang mana adik-adik siswa tersebut untuk pergi kesekolah ada yang menggunakan perahu dayung, juga jalan kaki yg berjarak kurang lebih 3 kilo meter. 7 ruang kelas, 1 kantor yang bergabung langsung dengan perpustakaan, gedung ini juga merupakan peralihan dari gedung leb IPA. sambutan baik menyapa kami, dipersilahkan oleh dewan guru untuk duduk di ruang tamu, kita memperkenalkan diri dan menyampaiakan maksud dan tujuan kami. Tak butuh waktu lama setelah maksud dan tujuan tersampaiakan dan mendapatkan tanggapan dari kepala sekolah, kepala sekolah langsung meminta tolong kepada dewan guru untuk mengarahkan siswa dan menyiapkan perangkat sosialisasi, sosialisai ini dipandu dan pengantar sambutannya langsung oleh kepala sekolah, beliau juga merupakan alumni kami dari jurusan sejarah, Unpatti Ambon. Sosialisai berlangsung dari pukul 12.30-02.30.
ADVERTISEMENT
Setelah sholat di ruangan kepala sekolah dan beristirahat sambil makan roti dan biskuit yang disediakan dewan guru. kita lanjut perjalanan untuk balik menuju Dusun Tihu dan tujuan akhirnya akan kembali ke Desa Tonu jaya., karena sudah mulai masuk waktu sore dan air yg mulai surut membuat lautan dipesisiran pantai Tahalupu lurus ke arah desa tonu mulai berombak dan berarus kuat.
Sampailah kita di MA Nadhatul Ulama Tihu, ada 20 orang siswa disini dan tidak punya siswa kelas 12. Sosialisasi ini pesertanya adalah kelas 10 dan kls 11 ditemani oleh 2 orang guru, sekolah ini juga tidak punya gedung, menggunakan gedung SD, di siang hari barulah aktivitas belajar mengajar mereka dapat berjalan, karena harus menunggu siswa-siswa SD pulang sekolah dahulu. Sosialisasi #Kuliahtakgentar berlangsung selama 2 jam.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukan pukul 05.00 sore. Beristirahat dan mencari makanan, adalah langkah selanjutnya, karena perut telah meminta haknya sedari tadi, hanya air mineral dan biskuit yang menemani. di dusun-dusun disini belum punya rumah makan, hanyalah pisang goreng pana-panas jualan masyarakat yang menjadi santapan kami, yang telah dibeli oleh bapaknya Rista.
Kembali Ke Desa Tonu Jaya.
Selepas dari pantai Tihu, kita langsung disambut oleh ombak-ombak dan arus kuat yang membuat goyang speed kami. Waktu pulang ini kesan lautan kepada kami sudah berbeda, kalau waktu pagi lautan masih bersahabat, sore itu lautan, ombak dan arus mulai tak bersahabat. Beberapa kali jonson/perahu fiber kita miring hampir tenggelam terkecok oleh gelombang dan arus, Dan ini adalah hal biasa yang sudah di alami oleh anak-anak yang tinggal dikepulauan dipesisiran pantai.
ADVERTISEMENT
Moment di kelas, Sosialisasi #Kuliahtakgentar
Satu dari lima lulusan SMA atau Sederajat tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi bukan mereka tidak cerdas, melainkan disebabkan masalah biaya yang harus dikeluarkan saat kuliah dan juga disebabkan oleh kurangnya informasi tentang beasiswa atau dunia perkuliahan yang didapat oleh mereka.
Mungkin saja sampai saat ini, adik-adik kita hanya memiliki pandangan bahwa kuliah hanya untuk orang-orang yang berada/kaya saja, yg berduit saja, yang dhuafa miskin tidak bisa. Sama Seperti di sekolah-sekolah yang lainnya yang pernah diberikan sosialisasi kuliahtakgentar kami yang tergabung dalam relawan hadir untuk memberikan pandangan baru, berbagi pengalaman terkait dunia perkuliahan, dunia kemahasiswaan. Kami mau berbagi kepada adik-adik bahwa diluar sana banyak orang dengan keterbatasan telah mampu meraih cita-citanya, bahkan keterbatasan mereka melebihi keterbatasan yg kita punya. Berbagi kisah-kisah tentang anak-anak manusia yang telah menembus batas-batas penghalang dirinya. Berbagi inspirasi untuk sama-sama nantinya kita buktikan pada dunia bahwa semua dari kita bisa. Bahwa semua akan bisa dicapai. Bahwa semua dari kita memiliki potensi masing-masing yang luar biasa, bahwa semua akan sukses pada waktunya.
ADVERTISEMENT
Dalam kelas, sosialisasi dibagi menjdi 3 materi inti yang disampaikn. Motivasi kuliahtakgentar, Sosialisasi beasiswa meraih asa (Bidikmisi dan beasiswa-beasiswa yang ada di Perguruan Tinggi) dan sosialisasi profil beastudi etos.
Di kelas, mereka juga diajak untuk bercerita. Mengungkapkan cita-citanya kembali yg masih terngiang dalam benak masing-masing diri. Ada yg malu-malu mengungkapkan cita-cita mereka. Ada yang dengan percaya diri mengancungkan tangan meminta kesempatan untuk menceritakan cita-cita sekaligus alasan atau motivasi kenapa dia memilih cita-citanya itu. Ada yang bercita-cita menjadi seorang guru, perawat, dokter, pengusaha, bahkan ada yang bercita-cita menjadi Presiden, juga ada yang bercita-cita menjadi kepala Ranting PLN di Pulau Kelang. Setiap cita-cita yang diutarakan selalu diaamiinkan bersama, diikuti dengan riuh tepuk tangan gembira penyemangat dan memperseru suasan sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Dikelas juga sesekali ada permainan untuk bermain bersama, melatih dan menguji konsentrasi dan kefokusan adik-adik, juga ada games matematika, intinya suasana kelas dibuat senyaman mungkin dan kami berusaha sampai akhir sosialisasi nantinya semangat mereka masih tetap sama ketika awal sosialisasi berlangsung, yel-yel juga tak luput disuarakan bersama, membuat ruangan penuh dengan suara-suara teriakan, saya yakin, saya bisa, kuliah tak gentar. Yess !!!.
Melihat wajah wajah ceria bersemangat dan ungkapan-ungkapan cita-cita yg mereka sampaikan justru telah menyuntikan dan menambah inspirasi baru kepada kita para relawan.
Telah menularkan semangat kembali kepada kita untuk terus melangkah ke sekolah-sekolah yang lainnya. berbagi bersama. saling menukar energi positif.
Moment-moment ini juga telah mengingatkn saya pada masa-masa SMA dahulu. Yang ketika itu memiliki banyak keterbatasan Informasi juga biaya (ada banyak kisah yg tak pernah kulupakn disitu. Kisah tentang sebuah pengorbanan orang-orang terkasih. Kisah yg selalu menyemangatiku untuk terus menggapai apa yang kuimpikan dan berbagi apa yang ku dapatkan) Bahkan waktu itu sempat ragu untuk melanjutkan kuliah bersebab tak cukupnya biaya dan ketidakpunyaan banyak informasi tentang dunia perkuliahan. Namun Tuhan berencana lain aku akhirnya kuliah, dan Alhamdulillah wisudah juga, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama Tuhan berkehendak.
ADVERTISEMENT
Aku tak ingin keraguan itu terulang kembali kepada kalian adik-adikku. Aku ingin berbagi informasi itu. Bahwa kamu bisa kuliah dengan biaya minimalis. bahkan 0. Yakin itu. Karna itu real terjadi. Banyak beasiswa di kampus yang bisa kalian akses. Dan sudah banyak orang telah membuktikannya.
Biarkanlah mimpimu mengangkasa dik. Tak ada yg tak mungkin selama kita yakin, usaha, kerja keras, mandiri dan pantang menyerah. Serta selalu berdoa, insyaAllah Cita-cita kalian pasti akan menjadi nyata.
Yakinlah bahwa ketika kau meniggalkan kampungmu untuk menuntut ilmu. Malaikat akan melindungimu danTuhan akan memberikan kecukupan bahkan kelebihan untukmu. Ini bukan omong kosong belaka melainkan sebuah risalah yg telah diungkapkan. Tentang sebuah janji yg telah Tuhan berikan.
ADVERTISEMENT
Berharap adik-adik itu pulang kerumah dengan senyum bahagia sambil berkata kepada orang tua mereka bahwa mereka ingin kuliah. Ingin terus belajar. seperti orang-orang dahulu yg telah melangit melewati batas keterbatasan. Yang kini berdiri sukses dibidang dan profesinya masing-masing.
Pulang
Selasa, 13 Feb 2018. Pagi itu setelah sarapan, kita hanya perlu ke talut dipinggiran pantai menanti datangnya speed yang akan menjemput, biasanya jam 7 pagi sudah mulai beroperasi, speed disana memiliki rute untuk mengambil orang-orang (penumpang) atau kiriman barang yang akan diberangkatkan ke Tahoku Pulau Ambon.
Setelah mengambil kami di Desa Tonu Jaya, speed berlanjut ke kampong Gadong, terus ke kampong Tiang Bendera. Di tiang bendera sini, karena melihat barang lumayan banyak yang akan di angkut dan ada beberapa orang penumpang yang akan naik, kita menyempatkan diri untuk turun dari speed sembari menunggu waktu mengangkut barang-barang yang akan dititipkan di speed selesai. Turun dari speed bukan tanpa tujuan, karena diatas bukit disamping pelabuhan terdapat sebuah tugu bersejarah yang bertuliskan VOC AMROINA, yang merupaka sebuah bukti sejarah penguasaan Belanda di daerah Maluku. Tugu ini dibangun sekitaran tahun 1792, sampai sekarang keasliannya masih terjaga. Banyak cerita dibalik Tugu yang sekarang menjadi identitas Kampun Tiang Bendera, dengan keunikan dan kandungan sejarah yang melekat, tugu ini juga berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata sejarah.
ADVERTISEMENT
Abang-abang nahkoda mulai mengangkat jangkar, bertanda speed akan berlepas dari pelabuhan. Dengan jumlah penumpang yang ada sekitar 15 orang, speed melaju meninggalkan Pulau Kelang, dalam perjalanan banyak orang-orang dengan perahu kecil yang sedang melaut, sekumpulan ikan lumba-lumba yang berenang , ikan-ikan terbang, dan burung-burung kecil mengapung di atas lautan yang sesekali terbang berpindah tempat tak jauh untuk mencari makanan. mendekati tanjung sial dan areanya merupakan langganan ombak setiap perjalanan menuju pulau kelang atau sebaliknya. Kita Sampai pukul 11.00 siang di pelabuhan Tahoku.
Terimakasih atas pengalaman.
sampai ketemu di Puncak kesuksesan
Aamiin.