Kalung Antivirus Corona yang Overclaim

Rais Reskiawan
Rais adalah Dokter alumni Universitas Hasanuddin. Saat ini, Rais sedang melanjutkan studi S3-nya di bidang Neurosains di University of Nottingham, UK.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2020 5:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rais Reskiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kalung antivirus corona. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Kalung antivirus corona. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Kementerian pertanian baru saja merilis hasil penelitian terbarunya tentang manfaat Eucalyptus sp (lebih dikenal dengan minyak kayu putih) yang dijadikan kalung dan diklaim mampu menjadi penangkal yang efektif terhadap virus corona.
ADVERTISEMENT
Indi Dharmayanti selaku Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian pertanian mengungkapkan bahwa konsentrasi 1% Eucalyptus sp yang dihirup selama 5-15 menit sp mampu mencapai alveolus (sel yang terdapat di dalam paru-paru) dan efektif untuk membunuh 80-100% virus corona. Atas dasar penemuan inilah, Kementerian pertanian berencana untuk memproduksi kalung Eucalyptus sp secara massal.
Overclaim
Penelitian yang dilakukan oleh tim Kementerian pertanian ini diklaim telah melalui dua proses riset ilmiah yaitu molecular docking dan studi in vitro. Jika riset yang dilakukan oleh Kementerian pertanian telah melalui proses ilmiah dan menunjukkan hasil yang meyakinkan, lalu di mana letak masalahnya?
Persoalan utama penelitian ini sebenarnya terletak pada overclaim atau klaim yang berlebihan dalam menarik kesimpulan akhir. Molecular docking adalah sebuah metode untuk memprediksi model interaksi antar molekul. Biasanya, hal ini dilakukan dengan menggunakan software tertentu di komputer (in silico). Sementara itu, studi in vitro (berasal dari bahasa latin yang berarti kaca) adalah penelitian yang dilakukan dengan meniru kondisi asli makhluk hidup melalui piring kaca kultur sel atau simulasi lainnya di dalam laboratorium.
ADVERTISEMENT
Teknik molecular docking dan studi in vitro adalah tahapan paling awal dalam studi pengembangan obat ataupun vaksin. Hasil riset dari metode ini tidak bisa langsung ditranslasi menjadi sebuah produk yang digunakan oleh masyarakat. Banyak zat, termasuk didalamnya berbagai produk herbal, telah berhasil menunjukkan hasil positif pada studi in vitro tetapi gagal mereplikasi hasil tersebut ketika diuji coba pada manusia.
Sebagai contoh, melalui studi in vitro, saat ini terdapat lebih dari seribu zat yang dianggap berhasil mengobati penyakit stroke. Dari ribuan zat tersebut, hanya terdapat kurang dari 300 kandidat yang lolos uji tingkat keamanan pada manusia. Selanjutnya, dari 300 kandidat yang dianggap aman, tidak ada satupun yang berhasil menunjukkan efektifitas dalam mengobati penyakit stroke pada manusia.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini tidak ditujukan untuk merendahkan kualitas riset dengan metode in vitro. Metode ini adalah salah satu pendekatan yang telah diakui dan banyak dilakukan di seluruh dunia. Bahkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), gold standard dalam mendeteksi keberadaan virus corona, adalah bagian dari studi in vitro. Akan tetapi, seperti yang dikatakan sebelumya, metode ini baru menjadi tahapan awal dalam sebuah perjalanan panjang untuk mengklaim efektifitas sebuah obat.
Potensi bahaya
Pengumuman efektifitas kalung Eucalyptus sp oleh Kementerian pertanian juga berpotensi menyebabkan penyesatan informasi di tengah-tengah masyarakat. Apalagi Kementerian pertanian adalah lembaga negara sehingga anjuran dari mereka mungkin dianggap sebagai arahan resmi dari Pemerintah. Tingkat literasi dan daya kritis masyarakat kita yang relatif masih rendah juga mungkin semakin memperburuk penyesatan informasi ini.
ADVERTISEMENT
Sesat informasi semacam ini sungguh berbahaya karena berpotensi membuat masyarakat abai terhadap protokol kesehatan yang sudah ada. Masyarakat yang percaya akan efektifitas kalung Eucalyptus sp berpotensi untuk tidak lagi menjaga jarak dan memakai masker. Cukup menghirup Eucalyptus sp selama 15 menit maka 80-100% virus corona akan mati. Interpretasi semacam ini tentu sangat mungkin berkembang, walaupun hasil riset tersebut tidak pernah mengatakan hal yang demikian.
Momentum
Hasil studi Kementerian pertanian yang mengklaim efektifitas kalung Eucalyptus sp sebenarnya adalah sebuah penemuan yang inovatif dan menjanjikan. Kalung ini mungkin saja benar-benar efektif dalam membunuh virus corona. Hingga sekarang, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tahu apakah kalung Eucalyptus sp efektif atau tidak dalam menangkal virus corona.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Kementerian pertanian seharusnya mengkonfirmasi temuan in silico dan in vitro nya ke dalam studi hewan coba (in vivo). Di tahap ini, kita dapat mengevaluasi efektifitas Eucalyptus sp dalam satu makhluk hidup yang utuh. Kita juga dapat menentukan besaran konsentrasi dan lamanya pajanan yang efektif melalui metode ini. Jika tetap menunjukkan hasil yang positif, Kalung Eucalyptus sp bisa diujicobakan pada manusia. Di tahapan ini, kalung Eucalyptus sp akan melalui 3 tahapan uji klinis yang ketat untuk membuktikan efektifitas dan keamanannya pada manusia.
Jika Kementerian pertanian mampu mendesain riset tersebut dengan baik dan menunjukkan evidence (bukti) yang kuat, maka hal ini tentu akan menjadi momentum kebangkitan riset di Indonesia. Di titik inilah, pemerintah dengan penuh rasa bangga akan mengumumkan sebuah karya anak bangsa yang telah terbukti secara ilmiah efektif dalam menangkal virus corona. Di saat itu pula, kita baru bisa memulai untuk memproduksinya secara massal.
ADVERTISEMENT