Ada sakelar yang menyala di kepala Husein setiap kali aroma dedaunan itu memenuhi paru-parunya, membuat ia seakan-akan bisa melihat isi tengkoraknya sendiri sambil menghayati segala perasaan yang hinggap di sana. Romi pernah mengatakan, cara terbaik untuk menikmati sensasi itu adalah dengan berkendara di jalanan yang sepi. Rasanya seperti terbang.
Karena motor capung pemberian Ayah harus dipakai bersama dengan Hasan, Husein tidak pernah mencoba hal itu sendirian. Ia selalu dibonceng atau membonceng Munawar, Romi, atau Eko. Setelah puas berkeliling, mereka mengantarkan Husein pulang dengan kantong mata yang bengkak dan jiwa yang masih melayang-layang.
Setiap melewati jalanan ke arah rumah teman-temannya itu, juga melalui gerbang Kampung Lambung, SMPN 17 serta SMAN 7, dan terakhir kali saat berada di Kedai Mieso H. Idris, Husein merasa seperti ada denyar-denyar halus di sekujur tubuhnya.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814