Konten dari Pengguna

Saat Avatar Cerminan Identitas

Raissa Kalyagina Tabinaia
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 November 2024 7:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raissa Kalyagina Tabinaia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepribadian Digital: Bagaimana Avatar Kita di Dunia Maya Mempengaruhi Identitas Asli?
Avatar Identitas Diri
zoom-in-whitePerbesar
Avatar Identitas Diri
Avatar tidak hanya sekadar gambar atau karakter ia bisa menjadi representasi visual dari nilai, minat, dan bahkan aspirasi kita. Dalam banyak kasus, avatar memungkinkan kita untuk bereksperimen dengan identitas, mencoba peran baru, dan menemukan aspek-aspek kepribadian yang mungkin belum pernah kita ungkapkan sebelumnya. Namun, apa yang terjadi ketika avatar yang kita ciptakan mulai memengaruhi cara kita melihat diri kita sendiri?Di era digital yang serba cepat, kehadiran kita di dunia maya menjadi semakin kompleks. Dalam interaksi sehari-hari, avatar baik itu dalam bentuk gambar profil, karakter dalam permainan, atau identitas di media sosial menjadi representasi penting dari diri kita. Namun, apa sebenarnya yang terjadi pada identitas asli kita ketika kita berinteraksi dengan dunia maya melalui avatar ini? Artikel ini mengeksplorasi hubungan antara kepribadian digital dan identitas asli, serta dampaknya pada cara kita melihat diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Apa itu Kepribadian Digital?
Kepribadian Digital
Kepribadian digital merujuk pada cara kita memilih untuk menampilkan diri di platform online. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), kepribadian digital mencakup segala hal mulai dari nama pengguna, foto profil, hingga gaya komunikasi. Setiap elemen ini berkontribusi pada citra yang kita tunjukkan kepada dunia. Avatar, sebagai representasi visual dari kepribadian digital kita, memainkan peran kunci dalam membentuk bagaimana orang lain melihat kita.
Avatar dan Identitas Diri
Avatar Identitas Diri
Avatar berfungsi sebagai jendela ke dunia kepribadian digital kita. Dalam konteks permainan video, misalnya, individu dapat menciptakan karakter yang mencerminkan keinginan atau aspirasi mereka. Sebuah studi oleh Pnina Shachaf dan Kevin A. Kwan (2016) menunjukkan bahwa avatar yang kita ciptakan dapat memengaruhi kepercayaan diri dan perilaku kita di kehidupan nyata. Ketika seseorang memilih avatar yang kuat dan karismatik, mereka seringkali merasa lebih percaya diri dalam interaksi sosial di dunia nyata.Namun, ada juga sisi gelap dari fenomena ini. Beberapa orang dapat mengalami kebingungan identitas jika avatar mereka sangat berbeda dari identitas asli. Penelitian oleh Turkle (2011) menyatakan bahwa ketidakselarasan antara kepribadian digital dan identitas asli dapat menimbulkan ketidakpuasan dan krisis identitas.
ADVERTISEMENT
Implikasi Psikologis
Dampak psikologis dari penggunaan avatar tidak dapat diabaikan. Di satu sisi, avatar memberikan kesempatan bagi individu untuk mengeksplorasi berbagai aspek dari diri mereka yang mungkin tidak dapat mereka tunjukkan dalam kehidupan nyata. Dalam banyak kasus, seseorang yang merasa pemalu dalam kehidupan sehari-hari dapat menemukan keberanian untuk berekspresi melalui avatar yang lebih terbuka dan percaya diri. Menurut penelitian oleh Nowak dan Rauh (2006), penggunaan avatar yang positif dapat meningkatkan harga diri dan mengurangi kecemasan sosial.Di sisi lain, ketergantungan pada identitas digital dapat mengakibatkan masalah ketika seseorang terlalu terikat pada citra yang mereka ciptakan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama jika realitas tidak sesuai dengan harapan yang dibangun di dunia maya. Peneliti percaya bahwa penting untuk menemukan keseimbangan antara kepribadian digital dan identitas asli agar tetap sehat secara mental.
ADVERTISEMENT