Konten dari Pengguna

Mindfulness in Dealing with Burnout

Raissa K
Hi everyone! This is me Raissa Kumala. Saya lulusan S1 Psikologi dari Universitas Negeri Malang dan saya pernah menjadi asisten psikolog di Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur. Saat ini saya peran saya menjadi seorang Peer Counselor.
3 Desember 2022 14:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raissa K tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo: Nataliya Vaitkevich/pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo: Nataliya Vaitkevich/pexels
ADVERTISEMENT
Kita sebagai mahasiswa memiliki beberapa tugas yang harus diselesaikan karena itu termasuk dalam tanggung jawab kita sebagai mahasiswa. Tidak jarang dari kita mengikuti suatu organisasi atau kepanitiaan, pasti di dalam suatu organisasi atau kepanitiaan memiliki beberapa job desciption atau program kerja yang harus diselesaikan. Terkadang job description atau program kerja mempunyai waktu yang berdekatan dengan beberapa tugas kuliah kita.
ADVERTISEMENT
Jika dalam keadaan tersebut kita merasakan adanya sebuah tekanan yang mengharuskan kita menyelesaikan beberapa tugas dari kuliah dan organisasi atau kepanitiaan. Lama-kelamaan apabila kita tidak bisa menghadapinya maka akan menimbulkan stress yang berkelanjutan sehingga dapat memicu burnout.

Sebelumnya, kalian tahu tidak apa yang dimaksud burnout?

Burnout termasuk dalam psychological stress syndrome yang menunjukkan adanya respon negatif dari tubuh kita karena adanya tekanan. Burnout adalah rasa lelah fisik dan emosional yang dapat menyebabkan individu mengembangkan konsep diri yang negatif, menurunnya konsentrasi, dan penurunan sikap kerja sehingga menjadi tidak maksimal (Maslach & Schaufeli, 2018).

Bagaimana Tubuh Kita Merespon Adanya Burnout?

Ketika merasa burnout tubuh kita akan merasakan emotional exhausted karena dihadapkan pada situasi yang menuntut, depersonalization terjadi karena merasa hilangnya jati diri pada sehingga seakan-akan bertingkah seperti orang lain atau robot serta penurunan prestasi karena mengalami rasa bersalah karena merasa tidak dapat mencapai apa yang ditagetkan atau yang diinginkan dan kurang penghargaan terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu, rasa lelah fisik dan mental yang kita rasakan harus diminimalisir dengan cara menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Mindfulness

Kalian pasti tidak asing dengan tagline Sadar Penuh Hadir Utuh. Tagline inilah yang sering kali berseliweran di mata dan telinga kita.
Sebenarnya apa sih maksud dari tagline sadar penuh hadir utuh?
Sadar penuh hadir utuh adalah kondisi dimana kita merasakan kesadaran yang penuh atas apa yang telah kita lakukan tanpa melabeli suatu kondisi tersebut.
Setelah tahu maksud dari tagline sadar penuh hadir utuh, bisa disimpulkan jika itu merupakan pengertian dari mindfulness.
Photo: Elina Fairytale/pexels
Pada zaman sekarang, kita lebih banyak mementingkan pikiran yang ada sehingga sering mengalami masalah dan lama-kelamaan menjauh dari diri sendiri. Jika kita semakin menjauh dari diri sendiri maka kita akan mengalami krisis kesadaran diri.
Dengan mindfulness kita bisa menyadari pikiran atau perasaan tanpa melabeli dengan suatu emosi atau kondisi tertentu sehingga kita bisa lebih waspada saat ada masalah.
ADVERTISEMENT

Apakah Selama Ini Kita Sadar Jika Multitasking?

Kita sadar jika tidak selamanya hidup itu selalu baik dan tidak jenak dalam menghadapi kehidupan. Kita merasa jika ada banyak yang mengganggu perhatian seperti tugas perkuliahan karena kita berperan sebagai mahasiswa dan itu sebagai bagian dari tanggung jawab namun disatu sisi kita juga mempunyai job description atau program kerja dari organisasi atau kepanitiaan yang kita ikuti karena itu termasuk tanggung jawab kita apabila memasuki dunia organisasi atau kepanitiaan. Dari kedua tugas yang berbeda tersebut seringkali salah satunya berusaha menarik atau memaksa kita untuk memperhatikannya.
Photo: Pavel Danilyuk/pexels
Ibaratnya kita hanya ada satu tubuh yang menopang namun diluar sana ada banyak tali dari berbagai penjuru arah yang berusaha menarik perhatian kita. Beberapa dari kita memaksa untuk melakukan kondisi multitasking sehingga lama-kelamaan tubuh akan merasakan kelelahan fisik dan mental. Namun pada saat terjadinya burnout, seringkali kita tidak merasa jika hal tersebut termasuk dalam burnout sehingga kita terus memaksa, memaksa, dan memaksa diri kita untuk melakukan pekerjaan diluar batas kemampuan.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2016) dalam Wahyudi (2020) menyatakan jika pelatihan mindfulness dapat terbukti menanggulangi beberapa tekanan dan mengelola mental menjadi positif. Selain itu, hasil penelitian dari Wahyudi (2020) menunjukkan jika kita semakin mindfulness maka dapat menurunkan burnout.

Use Mindfulness to Reduce Burnout

Kita sebagai mahasiswa dituntut melakukan beberapa pekerjaan sehingga penting untuk memahami bagaimana untuk menjaga kesehatan diri sehingga dapat sadar penuh hadir utuh. Dengan menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mengembangkan kesehatan mental yang positif serta pasti akan memiliki kesehatan fisik dan psikis sehingga dapat menjadi individu yang produktif.
Menurut Luken dan Sammons (2016) mindfulness terbukti dengan efektif dapat mereduce burnout.
Tenang, pelatihan mindfulness untuk mereduce burnout caranya gampang untuk kalian lakukan kok!
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa pelatihan mindfulness to reduce burnout yang mudah untuk kalian lakukan:
Referensi:
ADVERTISEMENT
Luken & Sammons. (2016). Systematic Review of Mindfulness Practice for Reducing Job Burn-out. The American Journal of Occupational Therapy, 70(2): 1-10.
Maslach, C., & Schaufeli, W. B. (2018). Historical and conceptual development of burnout. In Professional burnout: Recent developments in theory and research (pp. 1-16). CRC Press.
Wahyudi, A. P., Chung, N., Salim, V. A., & Rahmah, D. D. N. (2020). Mindcast: Mindfulness Podcast Meningkatkan Mindfulness pada Burn-Out millennial Generation. Borneo Student Research (BSR), 1(3), 1403-140