Run To Care Kembali Berjuang Demi Pemenuhan Hak-Hak Dasar Anak Indonesia

SOS Children's Villages
SOS Children's Villages adalah organisasi sosial non-profit yang memberikan pengasuhan alternatif berkualitas dan penguatan keluarga bagi anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua.
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2023 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SOS Children's Villages tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hadir kembali, Run To Care 2023 dengan tagline #LarikuUntukMimpinya tahun ini membawa misi untuk mendukung anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua meraih potensi terbaik dirinya.
Semarang, 18 Agustus 2023 - SOS Children’s Villages, lembaga non pemerintah yang berfokus untuk memberikan pengasuhan alternatif berbasis keluarga bagi anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua serta pendampingan bagi anak dan keluarga rentan, siap menggelar perhelatan Run To Care 2023 dan diselenggarakan secara hybrid, yaitu virtual dan offline. Untuk perhelatan offline akan mengusung konsep Ultra Marathon 155 KM dan tahun ini kembali ke tanah Jawa dengan mengambil rute Semarang menuju Yogyakarta pada 18-20 Agustus 2023. Run To Care 2023, sekali lagi, membawa makna baru dalam olahraga yang melibatkan 288 pelari offline, 430 pelari virtual, lebih dari 5.700 donatur, hingga para mitra korporasi dan media yang berkomitmen untuk mendukung pemenuhan hak-hak dasar anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengusung tema #LarikuUntukMimpinya, SOS Children’s Villages percaya bahwa siapapun bisa menjadi #PejuangAnak, dimulai dari sebuah langkah kecil dengan membawa misi kebaikan. Tahun 2023 merupakan kali kedelapan Run To Care diadakan. Turut menggandeng puluhan komunitas lari dari seluruh nusantara, acara lari amal ini mengambil jarak sejauh 155 KM di mana para pelari tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan melakukan penggalangan dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing pelari. Seluruh hasil penggalangan dana diperuntukkan untuk memastikan terpenuhinya hak dasar anak yang meliputi pengasuhan, akses layanan kesehatan serta pendidikan berkualitas bagi 187 anak dalam pengasuhan dan 626 anak dalam keluarga rentan dampingan SOS Children’s Villages di Semarang dan Yogyakarta agar mereka mendapatkan kesempatan yang sama untuk menggapai mimpinya.
Menurut data UNICEF pada tahun 2021, 85% anak yang mendapat dukungan pengasuhan dari keluarga, akan berprestasi dalam bidang pendidikan mereka. SOS Children’s Villages menyadari bahwa dibutuhkan lingkungan dan ikatan yang positif agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Masih ada 813 anak dalam naungan SOS Children's Villages di Semarang dan Yogyakarta yang sedang berusaha menggapai masa depan mereka yang cerah. Mereka membutuhkan dukungan untuk dapat tumbuh dan mengembangkan potensi terbaik dalam dirinya, karena itu melalui Run To Care 2023, SOS Children’s Villages mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak demi pemenuhan hak-hak mereka agar dapat bertumbuh kembang secara optimal.
“Kebanggaan bagi kami, SOS Children’s Villages untuk kembali dapat melangsungkan Run To Care di tahun 2023. Delapan tahun sudah kami secara konsisten menggelar Run To Care. Melihat antusias pelari yang luar biasa di setiap tahunnya membakar semangat optimis kami demi memberikan yang terbaik bagi anak-anak Indonesia. Kami percaya bahwa setiap anak di dunia terlahir untuk membawa perubahan melalui cara dan kekuatan mereka masing-masing. Maka dari itu, tugas kita adalah mendukung dan berusaha untuk terus memberikan yang terbaik bagi mereka. Terima kasih kepada ratusan pelari virtual dan offline yang telah menjadi jembatan bagi ribuan orang baik, untuk dapat bersama-sama berkontribusi dalam mendukung mengenai pemenuhan hak-hak anak demi masa depan mereka yang lebih baik.” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages.
ADVERTISEMENT
Perhelatan Run to Care secara offline akan digelar pada 18-20 Agustus 2023 dengan titik start yang bertempat di SOS Children’s Village Semarang. Melintasi Bandungan, Salatiga, Ketep dan akan finish di Yayasan Hamba, yang merupakan salah satu Other Alternative Care dari SOS Children’s Villages di Yogyakarta dan berlokasi di Pakem. Peserta terbagi dalam tiga kategori yaitu Individu 150 KM, Individu 100 KM, dan Relay 3x orang dengan masing-masing 50 KM. Bukan hal baru di Run To Care bahwa lokasi start atau flag off ada di dua tempat. Pelari kategori 150 km dan 50 km akan Start di Semarang, lalu pelari kategori 100 km dan 50 km akan start di Bandungan, serta 50 km peserta relay terakhir akan start di Selo.
Kegiatan Run to Care secara offline juga akan diikuti oleh Bapak Didiek Hartantyo, selaku Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) beserta jajaran, yang melakukan lari eksibisi sejauh 10 KM dan dihadiri oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas, selaku Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial, hari Minggu, 20 Agustus 2023 pada titik finish yang sama dengan Run To Care, yaitu di Yayasan Hamba.
ADVERTISEMENT
Atas antusias yang semakin tinggi setiap tahunnya, Run To Care 2023 kembali digelar dengan dua metode, yaitu virtual di Run To Care Virtual dan offline di Run To Care Semarang - Yogyakarta. Untuk Run To Care Virtual terbagi dalam tiga kategori yaitu multiple run 50 KM, 100 KM dan 150 KM. Pendaftaran sudah dibuka mulai dari 6 Mei 2023 dan sudah ditutup pada 23 Juli 2023 dengan jumlah 443 pelari dari seluruh Indonesia dengan mengunduh aplikasi 99 Virtual Race di App Store dan Play Store. Periode lari virtual sudah dimulai di tanggal 10 Juli 2023 lalu dan 443 pelari mengunggah data larinya sebagai bentuk perjuangan. Periode Run to Care Virtual akan ditutup pada tanggal 20 Agustus 2023, bersamaan dengan lari offline di Semarang – Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Run To Care 2023 #LarikuUntukMimpinya juga disponsori oleh Great Eastern Life Indonesia dan juga didukung oleh Crystalin, Garantea, EJ Sport dan Isoplus. Publikasi yang meluas kepada masyarakat juga didukung oleh media partner dari Sindonews.id, MNC Trijaya FM, Suara.com, Tempo.co, Medcom.id, Solopos, Bola.com, Kantor Berita Radio (KBR), Inilah.com serta Cerita Pelari dan Lariku Info.
Perjuangan para pelari tidak berhenti di situ saja. Sejak pertengahan bulan Juni lalu, seluruh pelari telah menggalang dana membantu 187 anak dalam pengasuhan dan 626 anak dalam keluarga dampingan di SOS Children’s Villages di Semarang dan Yogyakarta untuk mewujudkan impian masa depan cerah mereka. Tidak hanya dengan berlari, siapapun bisa menjadi #PejuangAnak dan ambil bagian di misi kebaikan ini melalui kitabisa.com/runtocare sampai dengan 28 Agustus 2023. Sekecil apapun bantuan, akan menjadi arti besar bagi mereka. Saatnya kita kembali mengambil langkah kebaikan untuk berjuang bersama dan wujudkan #LarikuUntukMimpinya karena anak Indonesia adalah anak kita.
ADVERTISEMENT
---
Tentang SOS Children’s Villages
SOS Children's Villages adalah organisasi sosial non-profit yang memberikan pengasuhan alternatif yang berkualitas bagi anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua dan memberikan penguatan bagi keluarga rentan. SOS Children’s Villages juga secara aktif menyuarakan pemenuhan hak untuk setiap anak, terutama dalam hal pengasuhan. Didirikan pada tahun 1949 di Innsbruck, Austria, SOS Children's Villages kini hadir di 138 negara dan teritori termasuk Indonesia. Selama 50 tahun di Indonesia, SOS Children’s Villages mengasuh dan mendampingi lebih dari 4.446 anak yang berada di 11 kota di Indonesia, yaitu: Lembang, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Bali, Flores, Banda Aceh, Meulaboh, Medan, dan Palu. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.sos.or.id | @desaanaksos
ADVERTISEMENT
*Catatan Khusus
SOS Children’s Villages mengedepankan pengasuhan berbasis keluarga, dan kami membentuk keluarga pengganti bagi anak- anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. Para Ibu dan Anak menjalin hubungan keluarga selayaknya keluarga kandung (family-like care), sehingga kami sangat menghindari penggunaan kata-kata seperti panti asuhan, anak asuh, ibu asuh, termasuk penggunaan kata anak yatim/piatu yang diganti dengan anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. Di SOS Children’s Villages, safeguarding anak juga menjadi hal yang teramat penting dalam kegiatan kami sehari-hari. Maka dari itu, kami juga sangat memperhatikan kepentingan terbaik anak serta menjaga privasi mereka, sehingga informasi yang berkaitan dengan latar belakang dan personal anak hanya dapat dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan tidak dapat disebarluaskan.
ADVERTISEMENT