Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Anak Muda Suka Berkata Kasar?
15 Desember 2022 22:07 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 1 Februari 2023 13:26 WIB
Tulisan dari Rajendra Ilman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Eh Anj**g ...." "T** lah...." "Enak banget anj*r...." "Bang**t kau...." "Gak gitu eg*...." Pernahkah kalian mendengar kata-kata tersebut?
ADVERTISEMENT
Di antara kalian pasti mempunyai teman yang sering berkata kasar, atau malah kamu yang sering berkata kasar. Memang berkata kasar tidak baik dan tidak sopan untuk diucapkan akan tetapi kenapa ya anak muda suka berkata kasar? Berikut alasannya.
Sebagai Bentuk Keakraban
Mengutip Romy Rafael dalam sebuah video yang diunggah di dalam chanel YouTube miliknya, "kata kasar/makian bisa bersifat positif jika diucapkan ke teman, bisa juga bisa bersifat positif jika diucapkan ke orang yang tidak dikenal". Di kalangan remaja sudah menjadi biasa memanggil temannya dengan kata makian seperti Mony*t, anj**g, Ba*i, bahkan mereka memanggil temannya dengan jenis kelamin seperti, mem*k dan kon**l. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk keakraban yang menunjukan tidak ada lagi rasa tersinggung di antara pertemanan tersebut. Contohnya "Dari mana aja lu ny*t".
ADVERTISEMENT
Mengekpresikan Emosi
Pemakaian bahasa dapat digunakan sebagai parameter untuk menandai gejolak jiwa seseorang, karena dalam proses bahasa tidak hanya unsur logis yang berpengaruh, tetapi juga unsur afeksi, yaitu segala sesuatu yang pada dasarnya telah mengandung rasa dan emosi (Sudaryanto, 1982: 13). Usia sangat berpengaruh dengan cara kita mengekspresikan emosi, pada saat kita menginjak umur remaja kita akan mengalami peningkatan emosional, tak heran mengapa kita sering mendengar/melihat anak muda menggunakan kata kasar untuk mengekspresikan emosi yang mereka rasakan baik di tempat umum maupun di media sosial.
Kata Kasar Sebagai Reflek
Kata kasar juga sering digunakan sebagai kata reflek misalnya ketika kita tersandung, kaget, kesetrum. Kata kasar menjadi sebuah ungkapan yang singkat yang dapat mendeskripsikan perasaan tersebut. Menurut Kridalaksana (1984: 2) Kata afektif dapat muncul apabila daya sentuh afektif terbangkitkan dan dapat ternyatakan bila seorang dalam keadaan terkejut, mengagumi, kesal, sakit hati, atau menyesal. Jadi kata kasar yang digunakan ketika daya afektif kita terbangkitkan merupakan ungkapan terhadap apa yang kita alami.
ADVERTISEMENT
Sudah Menjadi Kebiasaan
Dikutip dari (Friyandito, 2022) Kebiasaan adalah tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis melalui pikiran bawah sadar. Berkata kasar juga bisa disebabkan karena kebiasaan, adanya prilaku berulang menyebabkan kita melakukan hal tersebut tanpa disadari dan akan otomatis melakukan hal tersebut. Misalnya kita terbiasa mengucapkan kata kasar ketika sedang marah, maka hal tersebut akan kita lakukan secara tidak sadar.
Menurut saya walaupun kata kasar bisa berkonotasi positif, akan tetapi kita harus tetap menjaga tutur kata kita agar tetap baik, terutama kepada orang yang lebih tua dari kita dan digunakan di tempat yang tepat, supaya tidak menimbulkan rasa tidak nyaman ataupun menyakiti hati orang lain.
Refrensi dan sumber:
Putra, Rachmad "BENTUK DAN FUNGSI KATA UMPATAN PADA KOMUNIKASI INFORMAL DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 3 SURABAYA:KAJIAN SOSIOLINGUISTIK" Jurnal, Universitas Airlangga, 2013.
ADVERTISEMENT
Romy Rafael Mind. Memaki Untuk Akrab, Youtube Video, 1:58. 13 Nov 2017.
Friyandito. "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA KEBIASAAN" Diakses pada Minggu 12 Desember 2022.