Konten dari Pengguna

Apakah Kendaraan Listrik Siap Menggantikan Kendaraan BBM di Indonesia?

Raka Dania Putra
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Desember 2024 15:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raka Dania Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat, saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi yang sedang digalakkan adalah penggunaan kendaraan listrik. Kendaraan listrik dianggap sebagai alternatif ramah lingkungan yang dapat menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil. Pada 2019, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik dengan tujuan mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Meskipun demikian banyak tantangan yang perlu dihadapi demi terciptanya Net-Zero Emission pada tahun 2060.
ADVERTISEMENT

Kondisi Saat Ini

Hingga saat ini tercatat sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) masih mendominasi pasar transportasi di Indonesia. Berdasarkan data penjualan sepeda motor dari 2011 hingga 2023, terlihat bahwa angka penjualan tetap tinggi meskipun mengalami fluktuasi pada tahun-tahun tertentu.
Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
Dari grafik tersebut, penjualan sepeda motor berkisar antara 6 hingga 8 juta unit per tahun. Penurunan signifikan terjadi pada 2020, diduga akibat pandemi COVID-19 yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun, tren kembali meningkat pada 2022 dan 2023, menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sepeda motor BBM sebagai alat transportasi utama. Hal ini menjadi tantangan besar dalam mempercepat transisi ke kendaraan listrik di Indonesia. Dengan dominasi kendaraan BBM yang kuat diperlukan upaya serius dalam memperluas penggunaan kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT

Keuntungan Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik menawarkan banyak keuntungan baik untuk lingkungan maupun ekonomi. Berikut beberapa alasan mengapa kendaraan listrik layak dipertimbangkan:
1. Ramah Lingkungan: Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang yang berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan pemanasan global. Ini sangat penting bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki masalah dengan polusi udara.
2. Penghematan Biaya: Meskipun harga kendaraan listrik lebih mahal di awal, biaya operasional jangka panjang cenderung lebih rendah dibandingkan kendaraan BBM. Listrik sebagai bahan bakar lebih murah dan lebih efisien dalam penggunaan energi.
3. Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia secara aktif mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik dengan menerbitkan Perpres No. 79/2023 sebagai lanjutan dari Perpres No. 55/2019. Beberapa kebijakan penting yang mendukung adopsi kendaraan listrik diantaranya Pembebasan Bea Masuk, PPnBM Ditanggung Pemerintah, Pemotongan Pajak Daerah dan Fleksibilitas TKDN.
ADVERTISEMENT

Tantangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Meskipun ada banyak keuntungan, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan transisi dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik di Indonesia. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
1. Harga Kendaraan yang Masih Tinggi: Salah satu hambatan utama adopsi kendaraan listrik di Indonesia adalah harganya yang masih relatif lebih mahal dibandingkan kendaraan BBM. Hal ini disebabkan oleh komponen baterai yang memiliki kontribusi 40-50% dari total biaya produksi kendaraan listrik.
Dengan kondisi ini, pengembangan industri baterai dalam negeri menjadi kunci penting untuk menekan biaya produksi kendaraan listrik. Jika berhasil, maka harga kendaraan listrik akan semakin kompetitif dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas sehingga mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Infrastruktur Pengisian Daya yang Terbatas: Meskipun pengisian daya kendaraan listrik sudah mulai berkembang di kota besar, jumlah stasiun pengisian daya di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini menjadi kendala bagi pengguna kendaraan listrik, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang belum memiliki SPKLU.
3. Perubahan Kebiasaan Pengguna: Kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan kendaraan berbahan bakar BBM menjadi hambatan dalam transisi ini. Selain itu, pengguna kendaraan BBM juga khawatir tentang jarak tempuh kendaraan listrik yang lebih terbatas dan durasi pengisian daya yang lebih lama.
Kendaraan listrik di Indonesia memiliki potensi besar untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar Minyak (BBM), namun masih banyak tantangan yang harus diatasi mulai dari Infrastruktur yang terbatas hingga kebiasaan masyarakat menjadi hambatan utama dalam transisi ini. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan pengurangan emisi karbon, sudah saatnya bagi Indonesia untuk lebih serius dalam mempersiapkan kendaraan listrik sebagai pilihan utama untuk transportasi masa depan.
ADVERTISEMENT