Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mindfulness : Solusi Cemas atas yang Tak Terelakkan
8 Desember 2024 12:50 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari RAKA DWI SAPUTRA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kematian adalah kenyataan yang tak bisa dihindari oleh setiap makhluk hidup, dan meskipun kita semua tahu bahwa itu adalah bagian dari siklus kehidupan, tidak ada satu pun yang bisa memprediksi kapan hal tersebut akan terjadi. Tidak dapat dipungkiri, kematian bisa datang kapan saja, tanpa peringatan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam kondisi muda maupun tua. Fakta bahwa kematian dapat datang kapan saja dan dimana saja membuat kecemasan kadang muncul, memikirkan apakah target yang dikejar sudah didapat, mengkhawatirkan kesiapan untuk ditinggal orang terdekat, dan kecemasan lainnya.
ADVERTISEMENT

Pengalaman demikian pernah saya rasakan beberapa tahun ke belakang. Kematian menjadi hal yang seringkali saya cemaskan. Bukan tanpa sebab, kabar kematian orang terdekat membuat kekhawatiran sering datang berkepanjangan. Pertanyaan mengenai “Bagaimana nanti kalau hidup tanpa sosoknya” “Kapan kesedihan ini mencapai ujungnya” “Siapa lagi yang akan dipertemukan dengan kematian selanjutnya”, dan pikiran-pikiran lainnya singgah tidak karuan. Tekanan yang muncul akibat kematian, serta tantangan terhadap keyakinan yang timbul setelah peristiwa kehilangan orang terdekat atau yang sangat disayangi, dapat menyebabkan individu mengalami pikiran yang tidak diinginkan, negatif, dan mengganggu setelahnya. Lalu, bagaimana cara menghadapi kecemasan yang tidak terelakkan ini?
Idealnya, manusia dapat mempertahankan hidupnya serta mencapai kesejahteraan dengan menyeimbangkan antisipasinya terhadap masa depan dan kesadarannya atas realita hidup yang sedang dijalani saat ini. Pemikiran ideal ini berkenaan dengan konsep mindfulness yang dapat dipahami dengan istilah “sadar penuh-hadir utuh”, dan “here-and-now” (Silarus, 2015). Mindfulness sebagai trait merujuk pada kecenderungan alamiah untuk memberikan atensi dan menyadari secara penuh pengalaman hidup sehari-hari (Brown & Ryan, 2003). Mindfulness merujuk pada kesadaran pada momen saat ini dengan secara sengaja memberikan perhatian tanpa penilaian (Kabat-Zinn 2003). Eksperimen Niemiec pada tahun 2010 menunjukkan bahwa individu yang mindful lebih peka dengan isu kematian, tetapi sikap yang diambil lebih tidak defensif secara proksimal maupun distal.
ADVERTISEMENT
Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) adalah salah satu pendekatan psikologi yang mengintegrasikan konsep mindfulness, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan individu yang sedang berduka dengan memperbaiki kemampuan kognitif mereka. Konsep utama dalam MBCT adalah penerimaan, yang mengajarkan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang muncul tanpa berusaha menghindari atau menentangnya. Dalam MBCT, individu belajar untuk mengamati pikiran dan perasaan mereka sebagai fenomena sementara yang datang dan pergi, bukan sesuatu yang harus dilawan atau dihindari (Segal et al., 2002). Terdapat beberapa bagian integral yang menjadi bentuk latihan dari MBCT, seperti :
1. Meditasi Kesadaran
Pada teknik ini, individu belajar untuk mengamati pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh mereka tanpa penilaian. Ini membantu individu untuk menjadi lebih sadar akan apa yang terjadi di dalam diri mereka dan mencegah reaksi otomatis yang sering memperburuk stres atau kecemasan.
ADVERTISEMENT
2. Body Scan
Latihan untuk meningkatkan kesadaran tubuh. Individu diminta untuk memperhatikan bagian tubuh mereka satu per satu, mengamati sensasi fisik tanpa berusaha mengubahnya. Ini membantu mengurangi ketegangan tubuh dan meningkatkan keterhubungan dengan tubuh.
3. Mindful Breathing
Teknik pernafasan sadar mengajarkan individu untuk fokus pada pernapasan mereka sebagai cara untuk membawa perhatian kembali ke saat ini, mengurangi kecemasan, dan membantu individu tetap tenang dalam situasi yang penuh tekanan.
Melalui pendekatan mindfulness dalam MBCT, individu diharapkan dapat lebih fokus pada kondisi yang sedang berlangsung tanpa memberikan penilaian yang berlebihan, sehingga mereka dapat mencapai pola pikir yang lebih tepat dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Lalu, bagaimana MBCT ini dapat berkaitan dengan kecemasan terhadap kematian? Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) dapat memberikan pendekatan yang efektif dalam mengatasi kecemasan terkait kematian dengan menggabungkan kesadaran penuh terhadap pengalaman saat ini dan pemahaman kognitif yang lebih baik terhadap pikiran dan perasaan yang muncul. Individu yang menerapkan MBCT belajar untuk lebih sadar akan pikiran dan perasaan mereka tanpa menilai atau terjebak dalamnya. Selain itu, kegelisahan yang dirasakan akibat kecemasan terhadap kematian tentunya diperburuk oleh adanya pemikiran berulang pada pengalaman terhadap kematian. MBCT berperan untuk memecah siklus ruminasi yang dialami oleh individu. Lalu, elemen penting dari MBCT, penerimaan membantu individu untuk mengakui kenyataan ketidakpastian dan keterbatasan hidup, yang dapat mengurangi perlawanan terhadap kenyataan tersebut dan mengarah pada kedamaian batin. Singkatnya, MBCT membantu individu untuk mengelola kecemasan tentang kematian dengan meningkatkan kesadaran diri, penerimaan, dan pengelolaan pikiran.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi pada hakikat dari kematian, yakni suatu hal yang tidak dapat terelakkan, individu tidak dapat menentukan kapan waktu yang tepat mendengar kabar kematian. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa yang memiliki kendali untuk mengelola duka dari kematian orang-orang tersayang adalah diri ini sendiri. Wajar adanya kesedihan, kecemasan, dan pemikiran negatif lainnya untuk dirasakan. Namun, apakah pemikiran-pemikiran tersebut yang dibiarkan bertahan dapat mengembalikan mereka yang telah direnggut oleh kematian?
Daftar Pustaka
Nurhasanah, H., Sartika, D., & Sumaryanti, I. U. (2023). Pengaruh Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT) dalam Meningkatkan Post-Traumatic Growth (PTG). Journal of Islamic and Contemporary Psychology, 3(1s), 182-194.
Segal, Z., Williams, M., & Teasdale, J. (2012). Mindfulness-based cognitive therapy for depression. Guilford press.
ADVERTISEMENT
Yusainy, C., Ilhamuddin, I., Ramli, A. H., Semedi, B. P., Anggono, C. O., Mahmudah, M. U., & Ramadhan, A. R. (2018). Between here-and-now and hereafter: Mindfulness sebagai pengawal orientasi terhadap kehidupan dan ketakutan terhadap kematian. Jurnal Psikologi, 17(1), 18-30.