
Selama seperempat abad, saya memandang tubuh saya sebagai produk gagal. Kemudian celana saya robek saat hendak jongkok dan saya mulai memandang tubuh saya dengan kacamata berbeda.
Kala itu, kapal yang saya tumpangi sedang guncang diterpa ombak. Kami berjangkar di lepas pantai selatan Bali, bersiap menyongsong pelayaran menuju Indonesia Timur. Sebagai salah satu kru sukarelawan, saya harus berlatih manuver menaikkan dan menurunkan layar—kegiatan yang butuh koordinasi awak sekapal, kekuatan fisik, serta ketepatan waktu. Longgarkan tali di waktu yang salah dan layarmu bisa porak poranda.
Saya sedang menahan beban layar utama dengan tali saat celana saya robek dari ujung ke ujung. Lebih cemerlang lagi, saat itu saya sedang tidak pakai celana dalam—sebab mana ada bajak laut pakai sempak? Maka saya memasang kuda-kuda untuk menahan tali sambil berusaha menutupi selangkangan saya yang sekarang telanjang. Kegiatan yang sulit dan merepotkan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814