Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Belajar Sejarah dengan Seru Menggunakan Media Vlog
19 Juni 2022 17:11 WIB
Tulisan dari Raka Kumara Jati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salam Jasmerah! Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah! - Ir. Soekarno
ADVERTISEMENT
Sejarah merupakan ilmu yang wajib diberikan kepada siswa masa kini untuk mengetahui peristiwa penting di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Namun tak sedikit siswa yang tidak menyukai pelajaran sejarah karena terkesan membosankan. Mereka mengeluh pelajaran sejarah dapat mengundang rasa kantuk karena metode pembelajaran yang diterapkan tidak jauh dari bercerita, diskusi, dan presentasi.
Pembelajaran pada abad ke-21 menuntut siswa untuk memiliki keterampilan 4C, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity.
Kurikulum 2013 menegaskan bahwa peserta didik yang duduk di bangku SMA harus diarahkan untuk memiliki kemampuan berpikir untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
Namun ternyata banyak kendala yang dapat menghambat tercapainya kompetensi ini, salah satunya adalah tenaga didik yang kurang inovatif dalam mengajar.
Permasalahan ini begitu kompleks dan sering ditemui dalam pendidikan Indonesia sehingga dibutuhkan sebuah inovasi untuk mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Para pelajar yang kini duduk di bangku SMA merupakan generasi Z dengan pemahaman teknologi tinggi dan memiliki keterampilan dalam dunia digital.
Perkembangan zaman yang kian cepat ini menciptakan dampak positif dan negatif pada pola belajar siswa.
Perkembangan teknologi di zaman ini membuat siswa memiliki rasa percaya diri dan rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga siswa lebih menyukai kegiatan eksplorasi yang mana dapat meluruhkan keingintahuan mereka.
Sementara itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan siswa menyukai hal yang instan sehingga lebih memilih untuk mengandalkan jawaban pada mesin pencarite. Teknologi dapat menjawab keingintahuan mereka dengan sangat cepat sehingga hadirnya rasa bosan tidak dapat dihindari lagi.
Jika sudah begitu, bermain gadget dapat menjadi candu bagi mereka yang sudah terserang rasa bosan. Siswa yang sudah kecanduan gadget terkadang bersikap pasif di kelas dan biasanya memiliki minat baca rendah.
ADVERTISEMENT
Fenomena seperti ini menjadi sebuah tantangan bagi para guru untuk menciptakan inovasi belajar sejarah yang tidak membosankan.
Sebenarnya, perkembangan teknologi yang dapat menciptakan jarak antara siswa dan guru karena adanya perbedaan zaman, sehingga guru dituntut harus mengikuti perkembangan zaman yang cepat agar dapat memberikan pembelajaran efektif kepada siswa.
Metode pembelajaran konvensional harus diubah menjadi lebih modern mengikuti gaya belajar siswa masa kini.
Banyak sekali metode pembelajaran menarik untuk mempelajari sejarah dengan lebih menyenangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran outdoor dengan membuat vlog sejarah yang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran abad ke-21.
Vlog adalah singkatan dari video blog, yaitu video yang berisi cerita keseharian seseorang lalu dibagikan di berbagai kanal di media sosial seperti Tiktok, Youtube, dan Facebook.
ADVERTISEMENT
Guru dapat memberi tugas proyek pada siswa sesuai dengan model pembelajaran yang ada, yaitu project based learning.
Guru dapat memberikan pengarahan pada siswa untuk membuat vlog sejarah dengan pembahasan sesuai kurikulum. Guru dapat memberikan penilaian berdasarkan kreativitas mereka dalam bentuk vlog tersebut.
Kompetensi yang didapatkan dalam pembuatan vlog ini diharapkan sesuai dengan kompetensi pembelajaran abad ke-21, yaitu 4C, seperti yang disebutkan di atas.
Pemanfaatan vlog sebagai media pembelajaran sejarah yang menyenangkan adalah inovasi menarik untuk mengikuti gaya belajar siswa yang sudah akrab dengan dunia digital. Dapat dipastikan bahwa belajar sejarah menjadi jauh lebih menyenangkan karena metode ini dapat menonjolkan sisi kreativitas masing-masing siswa.