Konten dari Pengguna

Senja Biru di Goa Kreo Semarang

Rakai Kusnadi
Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang
5 Juni 2023 17:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rakai Kusnadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan Waduk Jatibarang tempat Goa Kreo Berada. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Waduk Jatibarang tempat Goa Kreo Berada. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Sore itu tanggal 31 Mei 2023, langit senja menyapa kami dengan hangatnya. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB. Dengan cepat aku dan tiga orang temanku menuju Goa Kreo, salah satu objek wisata alam yang terkenal di Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Tujuan kami mengunjungi tempat wisata alam tersebut pada awalnya adalah untuk melaksanakan tugas observasi salah satu mata kuliah yang kami ambil, namun sesampainya di sana kami terkesan akan keindahan dan keunikan dari objek wisata Goa Kreo yang belum pernah kami lihat sebelumnya.
Goa Kreo, sebuah tempat wisata yang berada di desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, ini merupakan salah satu destinasi wisata alam unggulan yang ada di sekitar Gunungpati.
Goa tersebut merupakan sebuah struktur batuan alam yang terbuat dan tersusun secara alami, serta berada dalam posisi dan tempat yang unik. Selain itu Goa Kreo juga menyimpan legenda yang sangat terkenal bagi masyarakat Semarang, sehingga kami tertarik untuk mengunjunginya. Harga tiket masuk yang murah, yaitu sekitar Rp6.500 per orang, juga membuat kami semakin bersemangat untuk mengunjungi objek wisata alam tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 16.00 WIB akhirnya kami tiba di lokasi wisata alam Goa Kreo, setelah menempuh perjalanan sekitar 10 kilometer dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Di sana kami langsung disambut oleh patung kera besar yang ada di sebelah pintu masuk objek wisata alam tersebut.
Suasana di lokasi wisata Goa Kreo, Gunungpati, Semarang, Jateng. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Keberadaan patung kera besar yang berdiri seakan menyapa kami dengan gagahnya. Apalagi saat patung tersebut terkena sinar senja yang membuatnya terlihat semakin sakral, sehingga kami semua terkesan melihatnya.
Saat memasuki lokasi wisata alam tersebut, kami langsung disuguhi pemandangan dari Waduk Kreo. Hal ini wajar mengingat lokasi Goa Kreo yang berada di tengah-tengah Waduk Jatibarang, sehingga terkesan bahwa goa tersebut berada di tengah-tengah sebuah pulau. Sekilas kami menikmati pemandangan alam yang langka tersebut dengan santainya, sambil ditemani sejuknya angin sore yang perlahan menerpa kami.
ADVERTISEMENT
Setelah puas menikmati pemandangan danau dan bendungan Jatibarang, kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Goa Kro. Untuk menuju lokasi kami harus menuruni jalan dan tangga yang agak terjal, melewati jembatan, dan menaiki tangga yang tidak terlalu curam.
Selain itu selama dalam perjalanan dari pintu masuk menuju Goa Kreo, kami selalu diawasi dan dibarengi oleh kera-kera penunggu Goa Kreo. Hal ini membuatku tersadar akan arti dari patung kera besar yang menyapa kami di pintu masuk wisata alam tersebut.
Ternyata selain menyuguhkan pemandangan alam yang asri dan cantik, kami juga disuguhkan oleh pemandangan kera-kera penunggu Goa Kreo yang lalu lalang dan berkeliaran di lokasi wisata alam tersebut.
Monyet di Goa Kreo. Foto: Shutterstock
Saat kami melintasi jembatan yang menghubungkan bagian depan objek wisata alam Goa Kreo dengan pulau tempat Goa Kreo berada, kami kembali disuguhkan oleh pemandangan menarik yang ada di jembatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di langit-langit jembatan yang berwarna merah itu, kami melihat gambar mural yang menceritakan legenda dari Goa Kreo. Dalam gambar mural tersebut dijelaskan bagaimana kera-kera yang tinggal di Goa Kreo tersebut dulunya pernah membantu Sunan Kalijaga saat sedang mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak di sekitar lokasi Goa Kreo.
Kami semua terkesan akan gambar mural tersebut hingga memutuskan untuk kembali beristirahat sejenak di jembatan sambil menikmati indahnya pemandangan alam yang diiringi langit senja, serta hembusan angin lembut yang menyejukkan hati.
Setelah puas menikmati pemandangan alam dan suasananya, kami akhirnya bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju Goa Kreo. Setelah berjalan menaiki jalan dan tangga yang melelahkan, akhirnya kami sampai di depan mulut Goa Kreo.
ADVERTISEMENT
Di situ kami sempat kecewa karena terdapat aksi fandalisme yang dilakukan oleh para pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Aksi fandalisme tersebut berupa penulisan nama-nama pengunjung di sekitar batu tempat masuk Goa Kreo.
Hal ini sangatlah disayangkan karena keberadaan Goa Kreo yang asri dan alami seharusnya dijaga dan dilestarikan secara bersama-sama, bukan malah dirusak dengan melakukan aksi fandalisme secara tidak bertanggung jawab.
Di situ kami hanya melihat-lihat isi Goa Kreo tanpa berniat memasuki goa tersebut. Hal ini mengingat kondisi hari yang sudah mulai sore dan tinggi goa yang tidak terlalu tinggi sehingga kami harus berjalan menunduk apabila ingin memasuki goa tersebut.
Namun kami senang karena sudah berhasil mengunjungi lokasi wisata alam tersebut yang bagi kami merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Rasa lelah saat berada di perjalanan, seakan terbayarkan oleh indahnya pemandangan alam dari Goa Kreo.
ADVERTISEMENT
Setlah puas melihat-lihat Goa Kreo, kami memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan pulang kami kembali diikuti dan dipantau oleh para kera yang ada di lokasi wisata alam tersebut. Para kera seakan berjalan mengantar kami pulang hingga ke depan pintu keluar.
Bagiku secara pribadi, mengunjungi Goa Kreo merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Selain karena pemandangan alamnya yang indah, Goa Kreo juga menghadirkan pengalaman interaksi dengan hewan asli penunggu tempat tersebut, yaitu para kera yang mendiami Goa Kreo. Sebuah pengalaman langka yang mungkin jarang aku temui selama berlibur di tempat-tempat wisata lainnya.