Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Situs Candi Ngadisari: Peninggalan Peradaban Hindu yang Masih Menjadi Misteri
6 Juli 2022 13:59 WIB
Tulisan dari Rakai Kusnadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Hindu-Budha di tanah Jawa merupakan hal yang menarik untuk di telusuri. Sebelum agama Islam datang ke pulau Jawa, masyarakat di pulau Jawa yang mayoritas beragama Hindu dan Budha telah menghasilkan sebuah kebudayaan yang besar dan mewah. Hasil kebudayaan ini biasanya berupa Candi yang hingga saat ini masih dapat kita nikmati pesona keindahannya.
ADVERTISEMENT
Candi sendiri merupakan tempat pemujaan atau persembahan bagi dewa-dewa menurut kepercayaan agama Hindu dan Budha. Candi di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah biasanya terbuat dari batu andesit yang disusun membentuk sebuah bangunan. Salah satu situs candi yang menarik untuk dikunjungi dan masih menyimpan banyak misteri adalah Situs candi Ngadisari.
Sejarah Situs Ngadisari
Situs candi Ngadisari merupakan sebuah situs peninggalan kerajaan agama Hindu yang berada di Dusun Ngadisari, Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Situs ini berada tak jauh dari situs Gondosuli yang sama-sama berada di Kabupaten Temanggung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, situs candi Ngadisari merupakan sebuah tempat persembahan yang dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno. Pembangunan situs tersebut juga diyakini merupakan perintah langsung dari Rakai Pikatan, seorang Raja Mataram kuno yang berkuasa sekitar tahun 840-856 M.
Di dalam situs tersebut terdapat sebuah batu yoni yang berdiri kokoh. Yoni sendiri merupakan sebuah lapik (Tempat) lingga berbentuk kubus dengan cerat di salah satu sisinya, yang berfungsi sebagai penyalur air untuk membasuh arca atau lingga, namun sayangnya bagian penyangga dari yoni tersebut sudah rusak dimakan usia. Selain itu batu lingga yang merupakan pasangan dari yoni tersebut juga sudah hilang entah kemana. Di sekitar yoni juga ditemukan sebuah arca yang menyerupai Dewi dalam agama Hindu dan beberapa pecahan saluran air candi atau Jaladwara.
ADVERTISEMENT
Misteri Situs Ngadisari
Meski terlihat sederhana dan berukuran kecil jika dibandingkan dengan situs-situs candi lain yang ada di pulau Jawa, nyatanya situs candi Ngadisari ini menyimpan berbagai misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan. Salah satunya adalah tujuan dari dibangunya situs tersebut. Tidak adanya prasasti yang menjelaskan mengenai sebab dibangunya situs dan fungsi utama dari situs tersebut, membuat para sejarawan berandai-andai dalam memahami situs candi Ngadisari. Selain itu kondisi arca dan bangunan situs yang rusak parah dan kurang terurus juga membuat para sejarawan semakin kebingungan dalam menelaah setiap bagian-bagian dari situs candi tersebut. Namun berdasarkan bentuk dan pola candi yang ada, situs candi Ngadisari diyakini merupakan sebuah petirtaan yang digunakan untuk membersihkan diri bagi setiap orang yang ingin masuk ke dalam komplek candi utama. Tetapi untuk bangunan candi utamanya sendiri sampai saat ini belum ditemukan keberadaanya.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang menjadi misteri dari adanya situs candi Ngadisari adalah masih adanya kemungkinan penemuan situs baru berupa reruntuhan candi dan arca-arca yang berada disekitar situs tersebut. Kemungkinan in didasari oleh kesaksian warga setempat yang hingga kini masih sering menemukan batuan-batuan candi pada saat menggali tanah di sekitar situs candi Ngadisari. Temuan tersebut biasanya berupa batuan candi yang tersusun menyerupai sebuah dasar candi yang ukuranya lebih besar dari situs candi Ngadisari itu sendiri. Hal ini tentunya menambah sebuah kemungkinan bahwa ukuran dari situs candi Ngadisari sendiri sebenarnya lebih besar dari yang terlihat pada saat ini.
Masih misterinya situs candi Ngadisari merupakan salah satu keunikan tersendiri dari banyaknya peninggalan kebudayaan Hindu yang ada di pulau Jawa. Keunikan tersebut sudah sepantasnya kita lindungi dan lestarikan secara bersama. Hal ini dikarenakan adanya situs-situs tersebut merupakan bukti bahwa leluhur kita merupakan bangsa yang telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang maju. Akan sangat disayangkan apabila peninggalan para leluhur yang menawan ini, kita biarkan dan kita acuhkan sehingga akan rusak dengan sendirinya dimakan usia. Permasalahan tersebut dapat kita lihat pada situs candi Ngadisari yang kondisinya tidak terawat dan dibiarkan begitu saja. Hal ini juga diperparah dengan belum adanya perhatian khusus dari pihak Balai Pelestarian Cagar budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Temanggung terhadap situs tersebut.
ADVERTISEMENT