Konten dari Pengguna

Pentingnya Menjaga Manuskrip Kuno: Manuskrip Melayu Sri Lanka

rakaiza echa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21 Desember 2020 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rakaiza echa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suatu Bahasan Seputar Sejarah Mengenai Manuskrip dan Filologi
Gambar milik British Library
zoom-in-whitePerbesar
Gambar milik British Library
Filologi lebih menitikberatkan kajiannya pada isi naskah atau kandungan teks, kodikologi memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang berkaitan dengan fisik naskah seperti bahan bakar naskah jili dan dan iluminasi sedangkan paleografi, mengarahkan telaahnya kepada perkembangan dan perubahan huruf yang terjadi pada masa ke masa.
ADVERTISEMENT
Penelitian atas naskah-naskah yang tersimpan di berbagai daerah, baik sebagai koleksi suatu lembaga maupun koleksi perorangan di masyarakaFotFt telah dilakukan. Penelitian dan penyusunan katalog naskah dari naskah naskah yang tersimpan sebagai koleksi lembaga, seperti perpustakaan atau museum pada umumnya tidak sulit, mereka hanya memesan naskah pada petugas, duduk menunggu dan naskah akan keluar dari tempatnya untuk digarap. Akan tetapi menyusun katalog naskah milik perorangan bukanlah masalah yang mudah. dibutuhkan kesabaran, keuletan, dan pendekatan khusus agar pemilik naskah yakin bahwa harta pusaka milik mereka tetap aman saat didata.
Penelitian penyusunan katalog naskah nusantara yang dilakukan memang bukan semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan, melainkan untuk tujuan yang lebih penting lagi, yaitu penyelamatan dan dan pelestarian informasi budaya, terutama untuk naskah-naskah yang menjadi koleksi perorangan di masyarakat. Usaha yang dilakukan selain mencatat data naskah selengkap mungkin juga merekam setiap halaman naskah dengan digital foto dan memberi informasi perawatan naskah secara sederhana kepada para pemilik naskah. Dengan demikian, jika suatu saat kelak terjadi sesuatu pada naskah-naskah mereka seperti naskah berpindah tangan karena dijual atau dihadiahkan, hilang atau rusak karena serangga atau bencana alam (banjir atau terbakar), setidaknya masih ada data yang tersimpan. Pekerjaan merekam naskah dengan menggunakan kamera pada mulanya dikenal dengan istilah mikrofilm, tetapi setelah ada kamera digital, aktifitas ini dikenal dengan istilah digitalisasi.
ADVERTISEMENT
Namun pada kesempatan kali ini, penulis tidak akan membahas manuskrip tua yang sulit dibaca, manuskrip yang akan penulis bahas adalah manuskrip berbahasa Inggris-Melayu dan beraksara latin yang umurnya belum terlalu tua. Manuskrip ini berjudul Malay Songs and Lyrics, ditemukan di Sri Lanka, Asia Selatan. Lalu, digitalisasikan oleh Australian National University, dan pendingitalisasian ini didanai oleh Endangered Archives Programme supported by Arcadia.
Manuskrip ini sudah berbentuk buku kecil dan masih berkeadaan utuh. Sampulnya berwarna merah muda dan putih. Lalu di dalamnya memuat lagu-lagu Melayu populer dalam bahasa Melayu Sri Lanka. Ditulis oleh Mansour Aarifeen Sourjah dan diterbitkan pada tahun 1997. Selanjutnya manuskrip ini memiliki ciri fisik yang berbahan asli termasuk halaman yang ditandatangani kepada B.D.K Saldin tanggal 15/9/1997. Luas dan format bahan asli manuskrip ini berbentuk buku, 32 halaman.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, buku ini diberikan sebagai hadiah dari sang penulis (Mansour Aarifeen) pada tahun 1997. Pemilik asli manuskrip ini adalah B.D.K Saldin. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya catatan Mansour Arifeen pada halaman awal buku tersebut yang bertuliskan, terimakasih lalu memberikan buku ini sebagai hadiah untuk B.D.K Saldin,
Pada laman jurnal tempat penulis mengunduh manuskrip ini, https://eap.bl.uk/ terdapat kumpulan manuskrip lain yang dimiliki oleh B.D.K Saldin. Kumpulan manuskrip ini ada di dalamnya termasuk catatan hidup B.D.K Saldin. Namun manuskrip tersebut berbahasa Inggris dan ukuran tulisannya kecil, sehingga sulit untuk dibaca dan ditelaah.
Keunikan manuskrip ini adalah sudah dalam bentuk buku beserta hardcover yang cukup menarik. Lalu, lirik-lirik lagu berbahasa Melayu ini adalah lagu-lagu yang popular pada zamannya. Manuskrip ini tidak terlalu berumur tua, oleh sebab itu belum ada tulisan yang pudar dan tulisan ini sudah melalui masa percetakan melalui mesin ketik, sehingga tulisan rapi dan mudah dibaca. Namun beberapa halaman ada yang terlipat. Selebihnya masih baik dan bentuk kertas pun masih baik karena faktor usia manuskrip tersebut belum terlalu tua.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu, 18 November 2020 Diskusi yang diselenggarakan oleh Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) menghadirkan diskusi dengan judul “Digital Humanities dalam Kajian Manuskrip Nusantara”. Selain DREAMSEA, diskusi kali ini juga mengundang pemateri atau lembaga lainnya yang juga berkecimpung dalam dunia manuskrip, yaitu Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa).
Prof. Jan Van Der Putten merupakan seorang penggagas program-program yang dijalankan DREAMSEA dalam menjaga dan melestarikan naskah-naskah tua. Menurut Prof. Jan Van Der Putten pada salindia yang dibawakannya, “Salinan atau digitalisasi naskah sangat penting dilakukan untuk menjaga keberadaan manuskrip bagi cucu-cucu kita di masa nanti. Oleh karena itu, untuk mencegah risiko hilang atau rusaknya manuskrip-manuskrip yang telah ditemukan sekarang, digitalisasi manuskrip dengan konsistensi kualitas dan standar internasional sangat diperlukan untuk membuka kesempatan dalam membandingkan teks-teks manuskrip dan kontekstualisasi manuskrip.”
ADVERTISEMENT
Melalui diskusi yang dipaparkan panelis tersebut, terdapat kesimpulan sekaligus Pekerjaan Rumah (PR) bagi kita semua dalam mengawasi dan membantu proses perkembangan manuskrip ini khususnya di Nusantara. Proses-proses tersebut dari mulai melakukan digitalisasi naskah yang sesuai dengan standar yang ada, pemanfaatan manuskrip dari segala bidang, hingga pengembangan korpus digital bagi manuskrip yang telah ditemukan. Hal-hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kemudahan dan manfaat bagi generasi di masa yang akan datang.