Konten dari Pengguna

Mahasiswa yang Bergabung Sedikit, Eksistensi Organisasi Intra Kampus Meredup

Rama Baskara Putra Erari
Mahasiswa semester akhir di Departemen Teknik Infrastruktur Sipil - Fakultas Vokasi ITS dan Ketua BEM FV ITS 2022.
6 Februari 2023 10:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rama Baskara Putra Erari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua BEM & Himpunan Mahasiswa se-Fakultas Vokasi ITS. Dokumen Pribadi: Rama Baskara Putra Erari
zoom-in-whitePerbesar
Ketua BEM & Himpunan Mahasiswa se-Fakultas Vokasi ITS. Dokumen Pribadi: Rama Baskara Putra Erari
ADVERTISEMENT
Hampir setiap kampus pasti memiliki organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) maupun Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan organisasi intra inilah salah satu tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat sesuai potensi diri.
ADVERTISEMENT
Banyak dampak baik secara langsung maupun tidak langsung yang dibuat oleh organisasi mahasiwa intra sehingga mengikuti organisasi kemahasiswaan adalah "kemewahan" tersendiri.
Seiring berkembangnya zaman, maka tantangan yang dihadapi organisasi mahasiswa intra kampus untuk mendapatkan kader menjadi semakin susah.
Organisasi mahasiswa intra kampus saat ini memiliki tantangan dalam perebutan pasar yang makin beragam pilihan ini. Akhirnya jika organisasi intra kampus tidak siap akan perubahan pasti bakal kehilangan peminat dan paling fatal bakal menjadi "hidup segan mati tak mau".
Foto sekumpulan mahasiswa yang sedang berdiskusi di sekertariat BEM FV ITS. Dokumen Pribadi: Rama Baskara Putra Erari
Beragam pilihan saat ini membuat banyak mahasiswa untuk memilih tidak mengikuti organisasi intra kampus dan memilih mengikuti MBKM, ISSMA, dan lain-lain. Hal seperti ini membuat organisasi intra menjadi pilihan paling terakhir di list mahasiswa saat ini.
ADVERTISEMENT
Budaya dalam organisasi sangat berpengaruh untuk menarik minat bagi mahasiswa. Organisasi intra kampus biasanya juga disebut sebagai organisasi "turunan".
Sebab, tiap angkatan punya waktu sendiri untuk memegang tanggung jawab setelah lulus dari kaderisasi yang dilakukan. Namun, karena hal itu organisasi intra menyimpan budaya senioritas yang mendarah daging.
Budaya organisasi yang memiliki iklim organisasi yang penuh senioritas tentu saja membuat pilihan untuk berkecimpung di organisasi intra kampus menjadi pilihan yang kurang menarik.
com-Ilustrasi jam weker untuk mengatur waktu kerja. Foto: Shutterstock
Budaya feodalisme seperti itu jika terpelihara tentu saja membuat organisasi intra menjadi pilihan nomor dua dalam daftar untuk berkembang.
Budaya telat atau akrabnya "jam karet" tentu membuat banyak mahasiswa menjadi malas untuk mengikuti organisasi intra kampus. Budaya seperti ini seringkali ditemui di organisasi intra kampus, hal semacam ini tentu saja menghambat berjalannya organisasi.
ADVERTISEMENT
Telat dalam organisasi intra kampus menjadi menjengkelkan ketika ada rapat maupun forum yang memerlukan kuota forum. Karena forum pasti telat karena gara-gara menunggu peserta forum, padahal hal semacam itu seperti "menghukum" peserta yang datang tepat waktu dan memberikan "hadiah" kepada mereka yang terlambat.
Tujuan organisasi yang tidak jelas juga menjadi salah satu faktor lain kenapa organisasi menjadi tidak menarik. Organisasi mahasiswa intra misalnya BEM & HIMA tidak punya fokus yang jelas mau menaungi dari minat dan bakat, riset, maupun manajerial.
Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock
Namun, tidak punya tujuan yang rinci sehingga membuat tujuan organisasi menjadi terlalu abstrak dan tidak diminati mahasiswa.
Sistem reward yang diberikan juga tidak sebanding dengan effort yang dikeluarkan anggotanya sehingga anggota serasa menjadi "budak proker".
ADVERTISEMENT
Sebab, mereka hanya dibayar dengan kata "terima kasih" sehingga merasa apa yang didapatkan itu tidak sebanding. Organisasi harus mencari cara pemberian reward yang sebanding dengan beban tugasnya.
Kaderisasi calon anggota yang kadang kala bukan menjadi ajang penanaman nilai. Namun, kadang kala ada oknum yang menyalahgunakan kekuasaan untuk ajang balas dendam.
Ilustrasi mahasiswa di Yogyakarta. Foto: Deshana/kumparan
Tentu sudah cukup membuat citra organisasi menjadi buruk hal itu sangat mungkin menyebabkan calon kader ketika menjadi kader bakal menghindari lagi berurusan dengan organisasi tersebut. Sudah seyogyanya organisasi membuat calon anggota serasa memiliki rumah dan harapan baru.
Program kerja dalam organisasi yang monoton dari tahun ke tahun bisa menjadi masalah organisasi dalam merekrut anggota baru. Kadang kala kita menemukan organisasi yang bahkan satu dekade programnya itu-itu saja.
ADVERTISEMENT
Bahkan terlalu ceremonial yang menghabiskan anggaran tetapi tidak membuat anggota berkembang maupun tidak memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung.
Beban kerja yang tidak seimbang juga menjadi pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk bergabung di organisasi intra kampus. Misalnya setiap staf diberikan amanah memegang satu program kerja, namun beban satu program dengan program lainnya belum tentu sama.
Ilustrasi bekerja melebihi dari job description yang diberikan. Foto: aslysun/Shutterstock
Maka bisa jadi staf meras bebannya terlalu ringan dan satunya meras terlalu berat. Pembagian sistem beban kerja di organisasi intra jika baik maka akan baik untuk menarik minat juga bagi mahasiswanya.
Banyaknya tantangan yang dihadapi organisasi intra kampus saat ini, tentu saja bakal memacu organisasi untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi saat ini.
ADVERTISEMENT
Sebab, jika tidak maka organisasi intra kampus bakal hilang ditelan zaman dikarenakan makin banyak ragam pilihan mahasiswa untuk berkembang.
Organisasi intra kampus yang tidak mau mereformasi dirinya bakal hilang dalam pusaran arus yang ada. Persaingan dalam berebut anggota bakal semakin susah dikarenakan makin banyak organisasi diluar sana yang tentu menawarkan benefit yang tidak dipunyai oleh organisasi intra kampus seperti BEM & HIMA.
Ilustrasi meeting. Foto: Shutterstock
Segala hal yang sebenarnya sudah tidak relevan serta feodal harusnya segera dihapuskan untuk menuju reformasi organisasi yang paripurna demi menyongsong masa depan organisasi yang lebih baik pula.
Sebab tujuan organisasi adalah mengembangkan potensi dari SDM maka jangan membebani SDM yang ada dengan hal-hal yang usang. Perubahan itu kadang kala sulit tapi hasilnya manis dan berjangka panjang.
ADVERTISEMENT