Konten dari Pengguna

Praktik Pungutan Liar di Kawasan Wisata Jawa Barat: Dampak dan Solusi

Rama Darmawan
Mahasiswa universitas pamulang, prodi teknik informatika
20 November 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rama Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto ai chatgpt
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto ai chatgpt

Latar Belakang

ADVERTISEMENT
Wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat, baik domestik maupun internasional, semakin meningkat setiap tahunnya. Kawasan wisata seperti Bandung, Puncak, dan Pangandaran menjadi tujuan utama, membawa dampak positif terhadap perekonomian daerah. Namun, peningkatan kunjungan wisata ini juga memunculkan permasalahan baru, salah satunya adalah praktik pungutan liar (pungli) yang marak terjadi di beberapa kawasan wisata. Praktik ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan meminta uang dari wisatawan untuk layanan yang tidak jelas atau tanpa dasar hukum yang jelas, sehingga merugikan baik wisatawan maupun pengelola tempat wisata yang sah.
ADVERTISEMENT

Analisi Kasus

Kasus pungutan liar di kawasan wisata Jawa Barat telah menjadi sorotan media dalam beberapa tahun terakhir. Di daerah Puncak, misalnya, wisatawan sering kali dihadapkan pada biaya tak resmi seperti tiket parkir yang lebih mahal dari tarif resmi, atau biaya tambahan yang dikenakan untuk akses ke tempat-tempat wisata tertentu. Selain itu, sejumlah wisatawan juga melaporkan adanya pungutan untuk “keamanan” atau “biaya pemeliharaan jalan” yang sebenarnya tidak digunakan untuk tujuan tersebut. Kejadian seperti ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung dan merusak citra kawasan wisata itu sendiri.
Dalam beberapa kasus, praktik pungli ini dilakukan oleh pihak yang mengaku sebagai petugas keamanan atau petugas pengelola objek wisata. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk menarik uang secara tidak sah. Tidak jarang juga, para pelaku pungli beroperasi di lokasi yang jauh dari pengawasan resmi, seperti jalan-jalan kecil atau objek wisata yang kurang diawasi.
ADVERTISEMENT

Kelebihan

1. Meningkatkan Pendaparan Lokal

Beberapa pihak berpendapat bahwa pungli yang terjadi dapat membantu pendapatan warga setempat yang terlibat dalam industri pariwisata, terutama di daerah yang kurang berkembang.

2. Fasilitas Layanan

Dalam beberapa kasus, pungutan liar dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan layanan atau fasilitas di kawasan wisata, meskipun tidak ada transparansi yang jelas.

Kekurangan

1. Merusak Citra Pariwisata

Pungutan liar menurunkan daya tarik kawasan wisata, menyebabkan ketidakpuasan wisatawan dan akhirnya mengurangi kunjungan wisata. Hal ini berdampak buruk pada perekonomian jangka panjang.

2. Ketidakadilan Dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Praktik ini menciptakan ketidakadilan di antara wisatawan yang tidak tahu menahu, dan merugikan mereka yang tidak siap menghadapi biaya tak resmi.

3. Pengawasan Yang Lemah

Pungli sering kali terjadi karena lemahnya pengawasan dari pihak berwenang yang seharusnya memastikan bahwa tidak ada praktik ilegal di kawasan wisata.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Praktik pungutan liar di kawasan wisata Jawa Barat merupakan masalah yang serius yang dapat merusak citra pariwisata di daerah tersebut. Pungli ini berpotensi merugikan wisatawan, pengelola wisata yang sah, dan perekonomian lokal dalam jangka panjang. Diperlukan tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini, baik dari segi regulasi, pengawasan, maupun kesadaran masyarakat.

Solusi

1. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum

Pemerintah daerah dan aparat terkait perlu meningkatkan pengawasan di kawasan wisata, serta menindak tegas pelaku pungli. Penegakan hukum yang lebih ketat akan memberikan efek jera bagi pelaku pungli.

2. Edukasi kepada Wisatawan

Edukasi kepada wisatawan mengenai hak-hak mereka di tempat wisata harus diperkuat. Wisatawan perlu tahu tarif resmi dan layanan yang sah agar tidak terjebak dalam praktik pungli.

3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Masyarakat sekitar kawasan wisata harus dilibatkan dalam pengelolaan tempat wisata. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh manfaat secara sah tanpa harus bergantung pada praktik pungli.
ADVERTISEMENT

4. Pengembangan Sistem Pembayaran Digital

Penerapan sistem pembayaran digital yang transparan dan dapat dipantau oleh pihak berwenang akan mengurangi peluang terjadinya pungli dan memperjelas tarif yang berlaku.