Penurunan Kualitas Amunisi Arsenal, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Rama Pradipta Putra
Mahasiswa Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
28 Mei 2021 6:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rama Pradipta Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan ini, semenjak ditinggal oleh sosok manajer luar biasa, Arsene Wenger, Arsenal mulai kehilangan sentuhan kualitasnya.
ADVERTISEMENT
Berawal dari pemecatan Arsene Wenger sebagai pelatih utama Arsenal FC, yang sudah mengabdi selama kurang lebih 22 tahun. Selama dipercaya sebagai pelatih utama, ia selalu konsisten untuk membawa timnya berada di zona eropa.
Arsenal vs Wes Bromwich Albion. Foto: Andy Rain/Reuters
Namun justru ketika kehilangan sosok Arsene Wenger, permainan yang ditunjukkan oleh Arsenal selalu mengalami penurunan kualitas. Beberapa nama yang sudah berusaha mengisi kekosongan tersebut pun belum memberikan hasil yang memuaskan. Seperti Unai Emery, Freddie Ljunberg, dan yang saat ini masih menjabat, yaitu Mikel Arteta
Dalam masa kepelatihannya, Arteta berhasil membangun sedikit kepercayaan kepada fans Arsenal, dengan memberikan hasil juara FA Cup pada musim pertamanya (2019/2020). Namun hasil akhirnya tetap nihil, di mana Arsenal berakhir di posisi 8 klasemen akhir liga premier inggris dalam 2 musim berturut-turut, walaupun pada musim pertamanya ia melanjutkan kinerja Unai Emery dan Freddie Ljunberg pada pertengahan musim.
ADVERTISEMENT
Dengan yang dialami Arsenal beberapa musim belakangan ini, tak jarang pula Arsenal mendapatkan cemoohan dari fans tim lain. Bahkan pada pertandingan akhir musim 2020/2021, Arsenal sempat menjadi trending nomor 1 di Twitter, yang isinya berupa cemoohan terhadap Arsenal.
Dari sudut pandang fans Arsenal, terdapat 3 faktor yang menjadi penyebab penurunan performa Arsenal.

1. Owner Arsenal yang kurang suportif

Kesalahan pertama cenderung ditujukan kepada jajaran pemilik Arsenal, yaitu Stan Kroenke dan jajarannya. Di mana mereka dianggap tidak mau membantu memberikan asupan dana kepada pelatih utama untuk melakukan belanja pemain berkualitas yang dibutuhkan.

2. Kurangnya pengalaman Mikel Arteta sebagai pelatih tim utama

Kesalahan kedua, cenderung disalahkan kepada pelatih utama mereka, yaitu Mikel Arteta. Arteta dianggap kurang pantas untuk mengisi jabatan pelatih utama yang sebelumnya dipegang oleh Arsene Wenger, seorang manajer hebat yang sudah beberapa kali membawa Arsenal menjuarai kompetisi-kompetisi bergengsi, sedangkan Mikel Arteta belum memiliki pengalaman sebagai pelatih utama.
ADVERTISEMENT
Namun, banyak pembelaan yang diberikan terhadap Arteta, di mana Arteta belum memiliki pemain-pemain yang ia butuhkan untuk dapat bersaing di papan atas liga premier inggris, sehingga beberapa fans masih mempercayai kemampuannya.

3. Kurangnya passion para pemain

Kesalahan terakhir, ditujukan kepada pemain-pemain Arsenal, yang dianggap kurang memiliki semangat atau passion untuk mendapatkan kemenangan. Atau bisa dibilang, mental juara yang masih kurang dimiliki oleh masing-masing pemain Arsenal.
Dengan banyaknya perdebatan atas siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas penurunan kualitas permainan Arsenal FC, kembali lagi kepada waktu yang akan membuktikan, apakah jajaran pemilik Arsenal akan memberikan asupan dana kepada Arteta dan Arteta akan segera mendapatkan pemain yang ia butuhkan untuk dapat bersaing? Ataukah masa jabatan Mikel Arteta akan segera berakhir? Menarik untuk diperhatikan.
ADVERTISEMENT