Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fisikawan Medik: Tes Keberterimaan dan Komisioning Peralatan Kesehatan
22 September 2024 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ramacos Fardela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia kesehatan, peralatan medis memiliki peran penting dalam mendukung diagnosis, perawatan, dan pengobatan pasien. Salah satu aspek yang krusial dalam pengelolaan peralatan kesehatan adalah tes keberterimaan dan komisioning. Proses ini tidak hanya menjamin bahwa perangkat tersebut berfungsi sesuai dengan spesifikasi, tetapi juga memastikan keamanan dan keandalannya dalam penggunaannya sehari-hari.
Tes Keberterimaan (Acceptance Test)
ADVERTISEMENT
Tes keberterimaan adalah pemeriksaan awal yang dilakukan pada peralatan kesehatan setelah peralatan tersebut dibeli dan dipasang. Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang disediakan oleh produsen. Tes ini biasanya meliputi:
Pengukuran kinerja teknis: Memastikan bahwa semua parameter operasional alat sesuai dengan spesifikasi teknis yang diiklankan.
Keselamatan pengguna dan pasien: Memastikan bahwa alat tidak menimbulkan risiko bagi pengguna atau pasien.
Pemenuhan standar regulasi: Memastikan bahwa alat tersebut memenuhi semua standar dan regulasi yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.
Proses tes keberterimaan merupakan langkah awal yang sangat penting sebelum peralatan medis dapat digunakan secara klinis. Jika ada ketidaksesuaian atau cacat pada alat, langkah perbaikan atau penggantian dapat segera dilakukan, sehingga mencegah terjadinya risiko yang lebih besar di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Komisioning (Commissioning)
Komisioning adalah proses yang lebih komprehensif yang dilakukan setelah tes keberterimaan. Proses ini melibatkan kalibrasi dan pengaturan peralatan agar siap digunakan dalam pengaturan klinis. Pada tahap ini, dilakukan juga uji kinerja alat dalam kondisi operasional nyata yang sesuai dengan lingkungan klinis. Beberapa elemen utama dalam proses komisioning meliputi:
Kalibrasi peralatan: Mengoptimalkan pengaturan alat untuk memberikan hasil yang akurat dan andal.
Pengujian operasional: Memastikan bahwa alat bekerja dengan baik dalam skenario klinis yang sebenarnya, seperti pada pasien atau simulasi kondisi medis tertentu.
Pelatihan staf: Mengedukasi dan melatih pengguna (dokter, perawat, teknisi) tentang cara menggunakan peralatan dengan aman dan efektif.
Komisioning memastikan bahwa peralatan medis tidak hanya berfungsi secara teknis tetapi juga siap digunakan dalam situasi klinis yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Peran Fisikawan Medik
Fisikawan medik memainkan peran penting dalam kedua proses ini, yakni tes keberterimaan dan komisioning. Sebagai ahli dalam fisika dan teknologi medis, mereka bertanggung jawab untuk:
Evaluasi dan Verifikasi Kinerja Alat: Fisikawan medik memiliki keahlian untuk mengevaluasi performa peralatan, melakukan kalibrasi, serta memvalidasi keakuratan hasil yang dihasilkan oleh peralatan medis, seperti peralatan radioterapi, radiologi, dan MRI.
Pengendalian Kualitas dan Keselamatan: Salah satu tugas utama fisikawan medik adalah memastikan bahwa peralatan medis aman digunakan oleh staf medis dan pasien. Mereka mengidentifikasi potensi risiko radiasi atau ketidakakuratan dalam diagnosis yang dapat membahayakan pasien, serta memastikan bahwa semua alat memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Dukungan Teknis dan Klinis: Fisikawan medik berperan sebagai penghubung antara teknisi peralatan, staf klinis, dan manajemen rumah sakit. Mereka memberikan panduan teknis terkait operasional alat dan mengatasi masalah teknis yang mungkin timbul.
ADVERTISEMENT
Pelatihan Pengguna: Selain memastikan alat berfungsi dengan baik, fisikawan medik juga bertugas melatih pengguna untuk menggunakan alat secara efektif dan aman, sehingga memastikan optimalisasi kinerja alat tersebut dalam konteks klinis.
Tes keberterimaan dan komisioning peralatan medis adalah langkah-langkah kritis yang tidak boleh diabaikan dalam pengelolaan alat kesehatan. Kedua proses ini memastikan bahwa alat medis yang digunakan tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga aman bagi pasien dan pengguna. Fisikawan medik, sebagai bagian integral dari tim medis, memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjamin kinerja dan keamanan peralatan melalui keahlian teknis dan ilmiahnya. Tanpa keterlibatan fisikawan medik, potensi risiko dalam penggunaan peralatan medis dapat meningkat, yang berujung pada bahaya bagi pasien dan hasil diagnosis yang tidak akurat.
ADVERTISEMENT