Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dekat BNCT (Boron neutron capture therapy)

Ramacos Fardela
Dosen Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas
26 Mei 2024 10:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramacos Fardela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dokter Mempromosikan BNCT (Sumber: shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dokter Mempromosikan BNCT (Sumber: shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sejarah:
James Chadwick menemukan neutron pada tahun 1932. Tak lama setelah itu, H. J. Taylor melaporkan bahwa inti boron-10 memiliki kecenderungan tinggi untuk menangkap neutron termal berenergi rendah. Reaksi ini menyebabkan peluruhan inti boron-10 menjadi inti helium-4 (partikel alfa) dan ion lithium-7. Pada tahun 1936, G.L. Locher, seorang ilmuwan di Franklin Institute di Philadelphia, Pennsylvania, melihat potensi terapeutik dari penemuan ini dan mengusulkan bahwa reaksi tangkapan neutron ini bisa digunakan untuk mengobati kanker. William Sweet, seorang ahli bedah saraf di Massachusetts General Hospital, pertama kali menyarankan penggunaan BNCT untuk mengobati tumor otak ganas pada tahun 1951, khususnya glioblastoma multiforme (GBMs), dengan menggunakan boraks sebagai agen pembawa boron. Uji klinis kemudian dimulai oleh Lee Farr dengan menggunakan reaktor nuklir yang dibangun khusus di Brookhaven National Laboratory di Long Island, New York, AS. Uji klinis lainnya dimulai pada tahun 1954 oleh Sweet di Massachusetts General Hospital dengan menggunakan Research Reactor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Boston.
ADVERTISEMENT
Secara ringkas terapi Boron Neutron Capture (BNCT) adalah metode pengobatan kanker yang pertama kali diusulkan oleh fisikawan Amerika, G. L. Locher, pada tahun 1936. Konsep dasar BNCT melibatkan reaksi nuklir antara boron-10 (isotop boron yang stabil) dan neutron termal (neutron berenergi rendah) untuk secara selektif menghancurkan sel kanker.
Lalu Bagaimana Prinsip Kerja BNCT:
BNCT memanfaatkan kemampuan unik boron-10 yang dapat menangkap neutron termal dan menghasilkan reaksi nuklir yang melepaskan partikel alfa dan inti lithium. Reaksi ini menghasilkan energi sangat tinggi dalam jarak yang sangat pendek, sekitar 5-9 mikrometer, setara dengan diameter satu sel. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam BNCT:
Penargetan Boron: Senyawa boron dengan afinitas tinggi terhadap sel kanker (dan rendah terhadap sel normal) diberikan kepada pasien, biasanya melalui injeksi intravena.
ADVERTISEMENT
Akumulasi Boron: Senyawa boron ini kemudian terakumulasi dalam sel kanker.
Irradiasi Neutron: Pasien diiradiasi dengan neutron termal, yang menembus jaringan tubuh tanpa menyebabkan kerusakan signifikan hingga bertemu dengan atom boron-10 dalam sel kanker.
Reaksi Nuklir: Neutron termal yang ditangkap oleh boron-10 memicu reaksi yang menghasilkan partikel alfa dan inti lithium berenergi tinggi.
Destruksi Sel Kanker: Energi dari partikel-partikel ini menghancurkan sel kanker secara lokal tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Adapun Kanker yang Dapat Diterapi dengan BNCT saat ini adalah:
Awalnya, BNCT ditujukan untuk mengobati glioblastoma multiforme, jenis kanker otak yang sangat agresif dan sulit diobati dengan terapi konvensional. Namun, cakupan BNCT kini telah diperluas untuk mencakup beberapa jenis kanker lainnya, termasuk: Melanoma: Terutama melanoma ganas yang tidak dapat dioperasi atau telah menyebar ke otak. Kanker Kepala dan Leher: Termasuk kanker mulut, hidung, dan tenggorokan yang resisten terhadap terapi konvensional. Kanker Paru-paru: Beberapa jenis kanker paru-paru yang tidak dapat dioperasi.
Ilustrasi Sel normal dan Sel yang terkena kanker ( Sumber: shutterstock)
Perkembangan BNCT Saat Ini:
ADVERTISEMENT
Kemajuan dalam BNCT didorong oleh perkembangan teknologi neutron dan senyawa boron yang lebih spesifik dan efektif. Beberapa perkembangan terbaru meliputi: Sumber Neutron yang Lebih Efisien: Pengembangan akselerator neutron yang lebih kompak dan efisien dibandingkan reaktor nuklir sebelumnya, membuat BNCT lebih praktis dan aman digunakan di klinik. Senyawa Boron Baru: Penelitian terus mengembangkan senyawa boron yang lebih baik dalam menargetkan sel kanker dengan kemampuan penetrasi yang lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah bagi sel normal.
Uji Klinis: Beberapa uji klinis yang sedang berlangsung atau telah selesai menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk berbagai jenis kanker. Jepang telah memimpin dalam implementasi klinis BNCT dan membuka beberapa pusat terapi BNCT.
Contoh Pusat dan Proyek Terbaru dalam BNCT:
ADVERTISEMENT
BNCT di Jepang: Jepang telah mengkomersialkan BNCT melalui proyek di Kyoto University Research Reactor Institute (KURRI) dan rumah sakit seperti Southern Tohoku BNCT Research Center.
Pengembangan Internasional: Di Eropa dan Amerika, beberapa pusat riset juga sedang mengembangkan dan menguji BNCT untuk berbagai aplikasi klinis.
Lalu bagaimana perkembangan terapi BNCT di Indonesia?
Saat ini belum ada rumah sakit di Indonesia yang menyediakan terapi BNCT namun riset terkait dengan BNCT sangat gencar dilakukan oleh para peneliti terutama BRIN di bawah Prof. Yohannes Sardjono. Beliau bekerjasama dengan banyak perguruan tinggi terkemuka di Indonesia untuk melakukan kajian dan riset BNCT ini. Tujuan nya adalah mempersiapkan keberadaan terapi BNCT di Indonesia guna membantu pengobatan Kanker di Indonesia. Saat ini, ada 2 orang mahasiswa dari Departemen Fisika Universitas Andalas yang sedang melaksanakan MBKM di BRIN dengan Topik BNCT. Kita berharap kesiapan SDM, Teknologi, Rumah Sakit dan pemerintah dalam pemenuhan terapi menggunakan boron ini (BNCT).
ADVERTISEMENT
BNCT terus berkembang dan menunjukkan potensi besar sebagai terapi kanker yang efektif, terutama untuk kasus-kasus yang sulit diobati dengan metode konvensional. Dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang berkelanjutan, BNCT diharapkan menjadi salah satu pilihan utama dalam pengobatan kanker di masa depan.