Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Radioisotop Pada Industri Pangan

Ramacos Fardela
Dosen Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas
20 Mei 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramacos Fardela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan radioisotop dalam bidang industri makanan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi masalah keamanan pangan dan meningkatkan efisiensi produksi. Pengolahan radiasi industri berkaitan dengan pemanfaatan radiasi sebagai sumber energi untuk memicu perubahan kimiawi, fisik, dan biologis tertentu (Guizerix et al., 1987). Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang mutlak terjamin keamanan dan kualitasnya. Kerusakan, kontaminasi, dan mikroorganisme merugikan dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, teknik pengawetan makanan secara tradisional terkadang memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk menjaga kualitas bahan pangan ataupun makanan dari kemungkinan kerusakan yang akan terjadi. Radioisotop hadir sebagai terobosan inovatif untuk mengatasi tantangan ini. Sifat unik radioisotop memungkinkan penggunaannya dalam berbagai aplikasi yang meningkatkan keamanan dan kualitas pangan.
Iradiasi adalah teknologi yang aman, sehat dan bersih untuk diterapkan pada industri pangan telah banyak penelitian dan lembaga kesehatan yang membuktikan bahwa produk iradiasi dengan dosis yang tepat aman untuk dikonsumsi karena tidak meninggalkan residu zat kimia yang berbahaya. Iradiasi pangan adalah proses penting yang melibatkan paparan makanan terhadap radiasi pengion dengan tujuan utama untuk menjaga keamanan dan kualitas pangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan, yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Selain itu, iradiasi pangan juga berperan dalam menghambat proses pematangan dan pembusukan makanan dengan memperlambat aktivitas enzimatik dan pertumbuhan mikroba, sehingga memperpanjang masa simpan makanan. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mengendalikan hama yang dapat merusak makanan, seperti serangga dan parasit, yang bisa mengakibatkan kerugian dalam penyimpanan dan distribusi makanan. Dengan
Simbol Radura, yang digunakan untuk menunjukkan makanan telah diperlakukan dengan radiasi pengion. US FDA merekomendasikan varian iradiasi atau simbol atau ikon vektor makanan iradiasi.
Sumber Gambar: https://www.fda.gov/food/buy-store-serve-safe-food/food-irradiation-what-you-need-know
demikian, iradiasi pangan tidak hanya meningkatkan keamanan pangan tetapi juga membantu dalam menjaga kualitas dan ketersediaan makanan bagi konsumen secara lebih efisien.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana efek Iradiasi Pangan pada kualiatas pangan itu sendiri?
ADVERTISEMENT
Efek iradiasi terhadap mikroorganisme terjadi melalui proses radiasi pengion yang merusak biomolekul dalam sel mereka. Saat foton memasuki mikroba atau molekul makanan, mereka bertabrakan dengan elektron dalam atom tersebut. Selama tabrakan ini, energi foton ditransfer ke elektron, mengubah arah foton tersebut. Elektron yang terlepas kemudian bertabrakan dengan elektron tetangga, menyebabkan kerusakan pada ikatan kimia di dalam sel. Hal ini mengganggu metabolisme dan pembelahan sel normal mikroorganisme, akhirnya menyebabkan kematian mikroba.
Radiasi pada makanan dapat menyebabkan perubahan pada kualitas makanan, terutama pada dosis tinggi. Molekul makanan terdiri dari air, lipid, protein, karbohidrat, dan vitamin. Ketika energi radiasi berinteraksi dengan makanan, terjadi degradasi destruktif yang disebut radiolisis. Hasil dari radiolisis ini disebut produk radiolisis atau produk radiolitik. Perubahan yang terjadi pada molekul makanan dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi dan dampak yang diinginkan pada makanan.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak semua produk segar cocok untuk diiradiasi, beberapa makanan yang diolah mungkin akan mengalami perubahan sedikit dalam rasa dan tekstur. Namun, nilai gizi makanan hampir tidak berubah, meskipun beberapa perubahan kimiawi dapat terjadi. Untuk mengurangi efek negatif radiolisis, penting untuk menerapkan dosis iradiasi yang efektif, melakukan iradiasi pada suhu yang lebih rendah, dan memilih kemasan yang sesuai untuk mencegah pembusukan lebih lanjut. Efek radiasi pada berbagai komponen makanan juga berbeda. Pada air dalam makanan, radiolisis menghasilkan radikal hidroksil, yang dapat menyebabkan pembusukan makanan. Untuk mengurangi efek ini, dosis iradiasi harus diterapkan pada tingkat terendah yang efektif, dan iradiasi harus dilakukan pada suhu yang lebih rendah. Pada lipid, radiasi dapat menyebabkan pemutusan ikatan antar atom, menghasilkan senyawa seperti CO2, alkana, alkena, dan aldehida. Pada protein, iradiasi pada dosis rendah biasanya tidak menghasilkan degradasi yang signifikan, sementara pada karbohidrat, depolimerisasi dapat mengurangi sifat pembentuk gel dan fungsionalitas. Vitamin dalam makanan juga memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap iradiasi, dengan beberapa vitamin menunjukkan sensitivitas pada dosis yang lebih tinggi. Produk radiolitik yang dihasilkan dari iradiasi adalah atom atau molekul yang tidak stabil yang berasal dari zat yang secara alami ada dalam makanan yang diolah dengan radiasi pengion.
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis produk radiolitik adalah radikal bebas, yang dapat menyebabkan kanker dan terbentuk sebagai hasil dari penyinaran. Meskipun produk radiolitik dari iradiasi memiliki konsentrasi yang jauh lebih rendah daripada produk radiolitik dari metode pengolahan konvensional, penting untuk memahami potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.