Konten dari Pengguna

Pentingnya Peranan Agama Pada Masa Pandemi COVID-19

Khoirun Nisa Ramadani
Tugas Student Day 2022 Mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
25 Maret 2023 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khoirun Nisa Ramadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Foto: Dokumen Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto: Dokumen Penulis)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan agama adalah pusat kehidupan warganya. Selain Islam, Katolik dan Kristen protestan, Budha, Hindu, dan Konghucu juga memiliki jutaan pengikut di sini. Pemimpin agama adalah pemimpin yang dihormati dan disegani dalam Lingkungan masyarakat. Indonesia telah menunjukkan bahwa agama dapat digunakan sebagai alat yang realistis untuk memerangi penyebaran COVID-19. Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Agama merupakan sarana untuk melepaskan diri dari permasalahan hidup, seperti kasus penyebaran COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan saat ini. Kejadian ini membuat kami semua tercengang sampai bingung. Kasus ini baru kita saksikan, dan sangat berbeda dengan kejadian sebelumnya, kata dr. Sri Sunarti Purwaningsih, MA, Direktur Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya (PMB) LIPI, dalam sambutan pembukaan webinar "Agama dan Kepentingan Umum di Masa Pandemi COVID-19" Senin (18/5) lalu di Jakarta .
Pada bulan Maret tahun 2020, ketika penyebaran COVID-19 di Indonesia masih sangat dini, ormas-ormas Islam di Indonesia mengeluarkan fatwa dan mengubah salat Jumat di masjid-masjid untuk menggalakkan salat Dzuhur di rumah. Selama bulan puasa Ramadan, umat Islam juga diminta melaksanakan salat di rumah menggantikan salat tarawih berjamaah yang biasanya dilaksanakan di masjid atau di lapangan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, tantangan besar akan selalu ada. Untuk mencegah penyebaran virus corona yang sedang melanda, pemerintah Indonesia telah melarang masyarakat untuk mudik, mengunjungi leluhur dan rumah keluarga untuk merayakan hari lebaran. Namun, masih banyak orang yang tidak mengikuti peraturan tersebut dan hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran virus kepada orang lain. Penyebaran virus ini mengikuti pola pergerakan orang, jasa, dan barang. Ini mengacu tidak hanya pada mobilitas lintas batas, tetapi juga pada pergerakan orang di semua tingkatan, yang dapat menyebabkan penyebaran virus.
Dalam kehidupan beragama, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi sikap, kebiasaan, dan praktik keagamaan dengan berbagai larangan di seluruh dunia, dimana intensitas pertemuan keagamaan harus dibatasi untuk mencegah penyebaran virus. Selain itu, dari sudut pandang Islam, terdapat dua konsep yang harus ditelaah untuk memahami pandemi. Pertama, pandemi adalah musibah, yaitu “sudah pasti benar” menurut Sunnatullah, yang terjadi hanya atas izin Allah, dan kedua, pandemi juga harus dipahami sebagai maradh atau hal yang tidak sehat. Terlepas dari pendapat ini, pandemi Covid-19 telah memengaruhi kehidupan banyak orang, dan agama mempunyai peran penting untuk mengatasi perasaan tidak aman yang terkait.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penyampaian informasi berperan penting dalam penanggulangan pandemi Covid-19 oleh berbagai pihak, termasuk tokoh agama, dimana informasi yang disampaikan oleh tokoh agama biasanya diikuti oleh masyarakat, tokoh agama dalam hal ini berperan sebagai Peredam kekalutan umat, komunikator informasi terkait pandemi, dan figur teladan. Dalam Islam, ulama memiliki peran dalam mitigasi pandemi melalui dakwah dengan menggabungkan antara pengetahuan saintifik dengan pengetahuan agama, tetapi justru ulama sering diabaikan.
Di masa pandemi Covid-19 ini, agama kerap dimunculkan sebagai suatu masalah. Banyak orang memandang agama sebagai pelindung terhadap Covid-19 tanpa tindakan pencegahan dasar seperti jarak sosial. Beberapa kejadian terkadang menyiratkan (atau bahkan menyatakan) bahwa agama secara langsung membahayakan kesehatan masyarakat atau secara tidak langsung merusak respons kesehatan masyarakat terhadap Covid-19.
ADVERTISEMENT
Tetapi, jika agama diremehkan atau diabaikan, COVID-19 dapat berlanjut tanpa batas waktu, sehingga memperbesar dampak pandemi global ini. Apa yang telah ditunjukkan para ahli melalui berbagai penelitian menunjukkan dua hal penting. Pertama, pandemi Covid-19 adalah suatu keadaan di mana tatanan sosial sebelumnya telah berubah sedemikian rupa sehingga umat beragama pun menindakinya dengan cara yang berbeda, termasuk dalam urusan ibadah. Kedua, agama sering diposisikan sebagai alat untuk menjustifikasi aktivitas meskipun membahayakan. Karena, meninggalkan perintah agama dipahami sebagai “pembangkangan” terhadap agama itu sendiri. Di sinilah letak dilemanya, ketika dalam waktu bersamaan terdapat dua kepentingan yang harus diakomodir.
Namun, satu hal yang perlu diingat tentang ibadah adalah adanya berbagai pengecualian terhadap ajaran agama juga, yang dapat memudahkan umat untuk tetap menunaikan kewajibannya. Misalnya, ibadah berjamaah, seperti shalat Jumat bagi laki-laki Muslim wajib hukumnya dan dilakukan di masjid, tetapi kewajiban itu ditiadakan jika terjadi keadaan darurat. Keadaan pandemi Covid-19 menjadi salah satu “alasan” di balik keguguran hukum wajib ini. Dalam hal ini, peran agama yang selalu memberikan pilihan atau solusi kepada penganutnya semakin tampak sehingga apapun perintah agama selalu dilaksanakan meskipun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Peran tokoh agama sangatlah penting. Karena, ketika informasi yang disampaikan kepada umat mencakup topik kesehatan masyarakat di media yang tepat dan memperhatikan karakteristik umat, maka hal-hal terkait pandemi dan adaptasi ibadah yang krusial dan sensitif dapat dikomunikasikan dengan lebih efektif. Hal itu merupakan kebutuhan umat beragama untuk mengikuti arahan dan tindakan para pemuka agama. Dengan kepatuhan dan keteladanan pada ajaran agama yang ditunjukkan oleh para pemuka agama, maka masyarakat akan meniru, mengadopsi, dan mengamalkannya dalam kehidupan keseharian mereka dengan berdasarkan keyakinannya, bukan cukup dengan pengetahuan-logika.
Dalam hal tersebut, agama mempunyai peranan penting dalam meyakinkan masyarakat untuk mencegah hilangnya puluhan ribu nyawa, yang secara realistis membutuhkan lebih banyak usaha daripada doa.
ADVERTISEMENT
Karena vaksin yang belum tersedia, maka sangat diharapkan para pemimpin agama menggunakan ajaran agama guna menginformasikan kepada orang-orang tentang risiko yang mereka hadapi selama pandemi global ini. Iman dan ilmu tidak boleh dipisahkan di tengah pandemi ini. Krisis inilah yang harus menjadi waktu bagi lembaga dan pemimpin agama untuk berkomitmen menjelaskan dan mendukung sains yang sehat untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Dalam konteks pandemi dan konsekuensinya, pendidikan beragama harus dilihat sebagai agency yang tidak hanya berbicara tentang nilai dan moral agama, tetapi juga memperkuat keyakinan akan kondisi dan harapan masa depan yang lebih baik. Di antara segala tantangan akibat pembatasan pandemi, pendidikan agama harus menguatkan iman dan tindakan individu bahwa harapan yang baik harus dipenuhi dengan cara yang religius dan dengan cara menjaga kedisiplinan dan mengajak kebaikan.
ADVERTISEMENT
Ajaran agama yang menitikberatkan bagaimana ketaatan umat dibentuk melalui ibadah (pribadi dan korporasi) dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang “dianggap” bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Kebijakan pemerintah yang membatasi penyelenggaraan ibadah (berjamaah) hendaknya warga memiliki kesadaran bersama bahwa tujuan kebijakan tersebut semata-mata hanya untuk menjamin dan melindungi keselamatan jiwa umat beragama.
Oleh karena itu, mentaati ajaran agama maupun kebijakan pemerintah merupakan ruang bagi umat beragama untuk menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan tetap berada dalam kerangka umat beragama yang beriman. Ketaatan terhadap ajaran agama tidak bisa berdiri sendiri di tengah pandemi Covid-19, karena umat beragama juga merupakan “umat negara” yang memiliki misi tertentu untuk menaati perintah pemerintah.
Khoirun Nisa Ramadani,PSIK D,NIM 164 UMM.
ADVERTISEMENT