Madura Sebagai Pemasok Daging Sapi Nasional

Safitri Ramadani
Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
10 Juni 2024 8:13 WIB
·
waktu baca 12 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Safitri Ramadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pulau Madura merupakan salah satu kepulauan di provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi yang besar pada bidang pertanian, potensi laut dan potensi sumber daya pertambangan serta energi yang cukup menjanjikan meskipun tanah di Madura tandus, pertanian dan peternakan menjadi mata pencaharian utama masyarakat Madura seperti contohnya tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam. Untuk potensi sosial budaya Madura mempunyai beberapa hal yang unik yaitu antara lain Karapan Sapi, sapi sonok dan Batik Madura.
ADVERTISEMENT
Di bidang pertambangan, Madura juga memiliki potensi yang menjadi salah satu sumber perekonomian yang ada di Madura. Salah satu contohnya tambang nikel di kabupaten Sampang, tambang fosfat dan sumur-sumur gas sebagian besar tersebar di daerah lepas pantai Sumenep. Hal ini membuktikan bahwa Madura juga memiliki potensi di sektor pertambangan berupa sumber daya gas alam yang dieksplorasi untuk mensuplai kebutuhan gas industri yang tersebar di wilayah Jawa. Namun, Madura tidak hanya dikenal sebagai Pulau Garam, tetapi juga dijuluki dengan Pulau Sapi. Hal ini karena hampir semua masyarakat petani di perdesaan bisa dipastikan beternak sapi. Usaha ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi.
ADVERTISEMENT
Sapi menjadi aset yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat Madura dan penompang budaya daerah yang terus dibanggakan. Hal ini didukung dengan menyatunya sapi Madura dengan kehidupan sosial budaya masyarakat sehingga menjadikan sapi sebagai salah satu ikon kebudayaan Madura. Selain aspek dikenalnya Madura sebagai pulau sapi, masyarakat di pulau ini juga gemar memelihara sapi. Kebanyakan peternak menjadikan sapi sebagai usaha sampingan yakni sebagai alat bantu untuk membajak sawah/tegalan, dimana tekstur tanah di Madura yang cukup keras dapat di permudah dengan bantuan sapi. Selain itu, sapi digunakan sebagai tabungan. Hal ini dikarenakan masyarakat Madura dahulu enggan untuk berhubungan dengan yang namanya perbankan sehingga mereka berfikir untuk memilih sapi sebagai tabungan. Dengan alasan jika dibutuhkan di suatu hari nanti, sapi tersebut dapat dijual kembali dengan mudah tanpa harus berhubungan dengan perbankan.
ADVERTISEMENT
Kegemaran masyarakat Madura beternak sapi ini tidak hanya mendatangkan keuntungan secara ekonomi semata. Namun, kegemaran masyarakat di Pulau Garam ini juga mampu menciptakan tradisi dan budaya yang mengakar. Seni budaya tradisional yang berhubungan hewan ternak sapi itu, berkembang pesat dan menjadi jenis kesenian populer di Pulau Madura. Contohnya, budaya karapan sapi, sapi sonok dan sapi taccek (sapi pajangan) merupakan potret kecintaan masyarakat terhadap ternak sapi. Dengan adanya kecintaan terhadap ternak sapi tersebut menjadikan pulau Madura sebagai salah satu daerah pemasok daging sapi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat, populasi sapi di empat kabupaten di Pulau Madura itu setiap tahun terus bertambah. Hasil pendataan yang dilakukan lembaga itu menunjukkan, populasi sapi di Pulau Madura mencapai 806.608 ekor. Angka ini mengalami peningkatan dibanding 2012 yang hanya mencapai 787.424 ekor dengan jumlah terbanyak di wilayah Kabupaten Sumenep yakni mencapai 360.000 ekor lebih. Menurut data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Menurut data, populasi sapi Madura hingga September 2019 mencapai 1.004.226 ekor, atau sekitar 5,8 persen dari populasi sapi nasional. Berdasarkan potensi yang ada itulah, maka pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menganggap bahwa Pulau Madura memiliki potensi besar untuk dijadikan kawasan pengembangan peternakan sapi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dijadikannya Madura sebagai salah satu sentra penghasil daging sapi didukung oleh adanya Jembatan Suramadu. Keberadaan Jembatan Suramadu menyebabkan distribusi dari Madura ke Jawa menjadi mudah sehingga komoditas daging sapi yang didistribusikan menjadi intensif. Kemudahan akses tersebut diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat Madura sebagai sentra pemeliharaan sapi Madura di empat kabupaten yaitu kabupaten Bangkalan, kabupaten Sampang, kabupaten Pamekasan dan kabupaten Sumenep.
Sapi Madura memiliki ciri khas yang menonjol sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan bangsa sapi lain. Baik jantan maupun betina berwarna merah bata dan hampir tidak ada bedanya antara kedua jenis kelamin. Paha bagian belakang berwarna putih, sedangkan kaki depan berwarna merah muda. Tanduk pendek dan beragam, ada yang melengkung seperti bulan sabit dan ada pula yang tumbuh agak ke samping dan ke atas. Tanduk pada betina kecil dan pendek.
ADVERTISEMENT
Sapi Madura mempunyai karakteristik yang seragam baik dalam bentuk dan warna, dengan warna yang menonjol adalah coklat muda. Mempunyai tulang yang bagus dan berotot, kaki dan teracak kuat untuk bekerja. Sapi jantan mempunyai punuk yang berkembangbiak, sedangkan pada sapi betinanya mempunyai ciri-ciri berwarna kuning muda kecoklat-coklatan hingga merah. Moncong, kaki bagian bawah dan ekor berwarna lebih putih. Ujung ekor dan pinggir telinga mempunyai warna hitam.
Secara keseluruhan warna Sapi Madura hampir sama dengan warna Sapi Bali. Sapi Madura jantan warna kulitnya tidak berubah meskipun umur bertambah tua, sedangkan pada Sapi Bali jantan warna tersebut akan berubah menjadi hitam jika umur bertambah tua. Sapi Madura betina umumnya memiliki wama yang hampir sama dengan Sapi Bali, namun pada Sapi Madura betina warna putih pada kaki bagian bawah dan pantat tidak begitu jelas seperti pada Sapi Bali. Pada Sapi Madura betina tidak dijumpai garis berwarna hitam di bagian punggungnya seperti yang dijumpai pada Sapi Bali Sapi Madura dianggap sebagai ras sapi asli Indonesia yang telah terseleksi dan dipertahankan kemuniannya di pulau Madura.
ADVERTISEMENT
Keunggulan dari sapi Madura diantaranya dapat hidup dengan kondisi pakan yang terbatas, lebih tahan terhadap iklim panas, resisten terhadap serangan parasit, dan memiliki kualitas daging yang baik. Karakter daging sapi Madura berwarna merah cerah, empuk, berserat halus, dan rendah kandungan lemak. Keunggulan lainnya, meliputi berat daging; tanpa kepala, kaki, jeroan, dan kulit, mencapai 48 persen dari berat tubuhnya. Selain itu, sapi Madura mempunyai daya tahan tinggi terhadap stres dan penyakit, tetapi juga mempunyai tingkat kesuburan tinggi, dan kemampuan adaptasi terhadap kualitas pakan yang rendah dan kebutuhan pakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan sapi impor.
Menurut Suswono (dalam Ummah, 2013) mengatakan bahwa salah satu pulau di Madura yang memiliki populasi sapi melebihi jumlah penduduknya yaitu pulau Sapudi yang mana jumlah ternak mencapai 50 ribu ekor sementara warganya hanya 40 ribu jiwa. Oleh karena itu, kalau ada wilayah-wilayah ataupun pulau-pulau yang tersebar di Madura yang potensial maka pihaknya akan mendorong sebagai kawasan pengembagan ternak sapi. Mentan menyatakan keyakinannya populasi sapi di Madura akan menjadi pemasok kebutuhan sapi nasional bahkan untuk diekspor, karena potensi bobotnya mampu mencapai 700 kg per ekor.
ADVERTISEMENT
Kemampuan produktivitas komoditas sapi Madura yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan lahan kering, relatih tahan terhadap penyakit dan kesuaian selera masyarakat. Keragaman genotip sapi Madura cukup beragam dan memiliki kisaran berat badan 300 kg. Pada pemeliharaan kondisi baik untuk perlombaan mampu mencapai 500 kg dan memiliki persentase karkas sampai 60%, efisiensi reproduksi cukup rendah. Beratnya bobot yang dimiliki sapi Madura menjadi alasan dijadikannya sapi Madura sebagai pemasok daging sapi nasional guna memenuhi permintaan sumber protein hewani masyarakat Indonesia supaya tidak dibutuhkan impor dari negara lain.
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014 merupakan salah satu target utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI. Dalam konteks pencapaian swasembada daging tersebut, akurasi data menjadi sangat penting bagi pemerintah sebagai penentu kebjakan dan bagi pelaku bisnis sebagai penyedia daging bagi kebutuhan masyarakat. Tahun 2012, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian telah melakukan Survei Karkas. Hasil penimbangan karkas di Kota Surabaya, didapatkan bobot karkas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Berdasarkan survei tersebut sapi dengan bobot terendah adalah rumpun Sapi Madura. Jadi, apakah hal tersebut mengisaratkan bahwa potensi Sapi Madura saat ini mengalami penurunan dan tidak layak dikembangkan?
ADVERTISEMENT
Pada tahun anggaran 2013 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan petugas dinas peternakan kabupaten/kota mengadakan pelaksanaan kegiatan Survey Data Parameter Karkas Sapi Tahun 2013 yang dilaksanakan di kabupaten/kota di Jawa Timur. Tujuannya adalah memperoleh informasi dan data yang up to date tentang bobot badan ternak sapi saat dipotong berdasarkan rumpun, jenis kelamin, dan umur.
Hasil survei secara keseluruhan menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan Sapi Madura saat dipotong adalah 316,48 kg. Data yang didapat menunjukkan bahwa bobot badan ternak sangat beragam, yaitu bobot terendah sebesar 181,83 kg dan bobot tertinggi sebesar 448,48 kg. Rata-rata bobot badan Sapi Madura saat dipotong, antara lain (1) kabupaten Bangkalan 349,06 kg, (2) kabupaten Sampang 383,34 kg, (3) Sumenep 246,21 kg, (4) Pamekasan 263,19 kg dengan rata-rata keseluruhan 316,48 kg. Sebagaimana diketahui bahwa pengaruh lingkungan terhadap produktivitas ternak mencapai 70% dibandingkan dengan pengaruh faktor genetik sebesar 30% dan pengaruh perlakuan pakan sendiri dapat mencapai 60% dari pengaruh lingkungan. Dengan demikian perbaikan mutu sapi Madura dapat dilakukan dengan seleksi dan atau perkawinan silang (crossbreeding) melalui grading up untuk dapat menghimpun genotipe unggul pada keturunan yang memiliki kemampuan produksi lebih tinggi dan diimbangi penyesuaian pengaruh lingkungan terhadap tatalaksana pemeliharaan terutama pemenuhan kebutuhan pakan dan pencegahan penyakit.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan Sapi Madura yang dipotong dalam keadaan kurus sebesar 15,94 %, keadaan sedang 63,77 % dan keadaan gemuk 20,29 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masih terdapat potensi sapi yang masih dapat digemukkan untuk menambah produksi daging tiap ekor ternak. Dari data dan analisa diatas juga dapat terlihat bahwa sebenarnya potensi genetik sapi Madura masih cukup tinggi. Apabila potensi genetik ini didukung dengan lingkungan dan manajemen yang baik, maka potensi genetik tersebut pasti akan terlihat secara optimal.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) yang diterapkan di Jawa Timur. Program itu disebutkannya berhasil mengangkat populasi sapi potong di Jawa Timur pada 2018 mencapai 4.657.567 ekor. Secara nasional, sejak pelaksanaan Upsus SIWAB pada 2017 hingga 16 Februari 2019, sudah lahir sebanyak 2.960.936 ekor sapi milik peternak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Sulaiman (dalam Kencana, 2019) mengatakan bahwa Jawa Timur sebagai lumbung ternak dengan populasi sapi terbesar di tingkat nasional diharapkan terus mengoptimalkan peningkatan kelahiran pedet-pedet (anak sapi) untuk percepatan peningkatan populasi. Sementara itu, Tamam (dalam Kencana, 2019) sapi yang ada di Pulau Madura merupakan bentuk kekayaan genetik bangsa. Dia menyatakan bahwa sepertiga populasi sapi di Jawa Timur ada di Madura. Jadi, pengembangan agribisnis sapi potong di Madura mempunyai makna yang sangat strategis dan layak dikembangkan sebagai penggerak ekonomi daerah.
Mengutip dari laman Merdeka, kabupaten Pamekasan mendapat apresiasi bergengsi dengan terpilihnya program INTAN SAKA (Inseminasi Buatan Satu Tahun Satu Ekor) pada ternak sapi dan SIGAP SRATUS 369 PLUS (Aksi Tanggap Sapi Madura Bunting dan Partus) sebagai Top 35 Program Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional Tahun 2016 dan 2017 bahkan sejak tahun 2017, melalui UPSUS SIWAB yang sinergis dengan INTAN SAKA, kinerja kelahiran hasil inseminasi buatan di kabupaten Pamekasan mencapai 32.534 ekor, tutur Badrut. Adanya data dari BPS tersebut menunjukkan jumlah populasi sapi di Madura cukup tinggi sehingga tidak diragukan lagi Madura merupakan salah satu pemasok daging sapi nasional untuk memenuhi permintaan daging sapi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Konsumsi daging sapi akan terus meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk, kenaikan pendapatan riil per kapita/tahun. Berdasarkan hasil proyeksi Bappenas terhadap permintaan dan penawaran sapi/ kerbau di indoensia tahun 2013-2020 pemerintah perlu meningkatkan populasi dasar sapi indukan dalam negeri dengan melakukan impor sapi indukan sejak tahun 2015-2017 sebanyak 500 ribu ekor/tahun dan tahun 2018-2020 sebanyak sejuta ekor/tahun sehingga diharapkan pada tahun 2020 tingkat swasembada daging sapi dapat meningkat menjadi 95%.
Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Laju permintaan daging sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi dalam negeri sehingga saat ini ketersediaan daging sapi nasional masih mengalami kekurangan, yang ditutup melalui impor sekitar 35 persen dari total kebutuhan daging sapi nasional .
ADVERTISEMENT
Peningkatan produksi daging sapi terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi potong sebagai akibat dari usaha pembiakan sapi yang dinilai kurang menguntungkan secara komersial seperti semakin sempitnya padang peggembalaan yang menjadi andalan usaha pembiakan di wilayah timur Indonesia dan semakin sulitnya pengendalian pemotongan sapi betina produktif. Untuk mencapai sasaran program swasembada daging sapi nasional pada tahun 2014-2019, berbagai kebijakan dan program telah dicanangkan oleh pemerintah. Program-program tersebut secara umum bertujuan untuk menambah populasi sapi dan produktivitas sapi, dengan mengembangkan potensi persapian Indonesia (nasional) yang sekarang ada. Kebijakan penambahan populasi dan produktivitas sapi bertujuan untuk menambah kemampuan penyediaan (produksi) daging sapi nasional.
Produksi daging sapi nasional dipengaruhi oleh populasi sapi dan kualitas sapi. Kualitas sapi yang baik akan tercermin dari berat per ekor dan persentase karkas yang semakin tinggi. Upaya peningkatan kualitas sapi identik dengan peningkatan produktivitas daging sapi.Semakin besar populasi dan semakin tinggi produktivitas daging sapi maka kemampuan penyediaan daging sapi nasional akan cenderung semakin tinggi. Tingkat keberhasilan pemerintah dalam program peningkatan populasi dan kualitas sapi pada akhirnya akan menentukan tingkat keberhasilkan program nasional swasembada daging sapi. Populasi sapi tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan di berbagai peternakan sapi dengan jumlah yang variatif.
ADVERTISEMENT
Ketersediaan daging sapi berpengaruh penting terhadap program swasembada daging sapi yang dicanangkan oleh pemerintah. Dengan tersedianya jumlah daging sapi di Indonesia maka program pemerintah tersebut akan terlaksana dengan baik. Tetapi, untuk saat ini program tersebut belum dapat dicapai karena beberapa hal seperti impor daging sapi yang masih tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah menjadikan pulau Madura sebagai salah satu daerah yang dijadikan sebagai pemasok daging sapi nasional untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap daging sapi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini didukung oleh tingginya populasi daging sapi yang dihasilkan oleh pulau Madura itu sendiri. Di tambah lagi kualitas dari daging sapi Madura dengan bobot yang berat juga alasan yang menyebabkan didukungnya sapi Madura sebagai daerah pemasok daging sapi nasional.
ADVERTISEMENT
DAFTAR RUJUKAN
Agung. (2018). “Kembangkan Sapi Madura Untuk Mendukung Swasembada Daging”,
https://ugm.ac.id/id/berita/17518-kembangkan-sapi-madura-untuk-mendukungswasembada-daging. Diakses pada 21 Februari 2023
Aziz, Abd. (2019). “Nilai ekonomi dan identitas sosial sapi Madura”,
https://jatim.antaranews.com/berita/323466/nilai-ekonomi-dan-identitas-sosial-sapimadura. Diakses 21 Februari 2023
Indriatmoko, Donny Wahyu. (2014). “POTENSI GENETIK SAPI MADURA ALAMI
PENURUNAN”, https://disnak.jatimprov.go.id/web/posts/read/1097-potensi-genetik-sapimadura-alami-penurunan. Diakses 21 Februari 2023
Kencana, Maulandy Rizky Bayu. (2019). “Mentan Amran: Jawa Timur Jadi Lumbung Ternak
Nasional”, https://www.merdeka.com/uang/mentan-amran-jawa-timur-jadi-lumbung-ternaknasional.html. Diakses pada 27 Januari 2023
Supriyanto, Bambang. (2014). “Peluang Bisnis Sapi di Pulau Garam, Ini Peta Potensi Beternak
di Madura”, https://ekonomi.bisnis.com/read/20140102/99/195089/peluang-bisnissapi-di-pulau-garam-ini-peta-potensbeternak-di-madura. Diakses pada 21 Februari
2023
Ummah, Anis Rifatul. (2013). “Kementan Siapkan Madura Sebagai Kawasan Ternak Sapi”,
https://investor.id/agribusiness/73804/kementan-siapkan-madura-sebagai-kawasan-ternaksapi. Diakses 21 Februari 202