Konten dari Pengguna

Matematika itu Tidak Sulit Kok, Begini Konsepnya…

Ramadhan Kusumo Wicaksono
Saya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 November 2020 5:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramadhan Kusumo Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Seorang Siswa Sedang Belajar Matematika
zoom-in-whitePerbesar
Potret Seorang Siswa Sedang Belajar Matematika
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak survey yang telah saya lakukan kepada siswa Sekolah Dasar sampai tingkat SMA, saya selalu mendapatkan kesimpulan yang sama. Kurang dari 15% populasi siswa menyukai matematika. Hal yang paling mengejutkan adalah bahwa untuk siswa Sekolah Menengah Atas yang mengambil jurusan IPS, hampir tidak ada yang menyukai mata pelajaran Matematika. Bagaimanapun, hampir semua jurusan di universitas berurusan dengan matematika. Oleh karena itu, tidak perlu menunggu seseorang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, karena sejak SMA saja sudah kesulitan dalam belajar matematika bagaimana nanti ketika sudah kuliah. Pertanyaannya adalah, mengapa banyak orang tidak menyukai matematika? Di banyak tempat, matematika identik dengan rumus, atau lebih sering disebut sebagai kemampuan berhitung. Itu adalah kesalahannya sehingga banyak orang lupa untuk berpikir.
ADVERTISEMENT
Kebenarannya, siswa belajar banyak tentang berhitung, lalu memikirkan di mana membuat alat hitung. Bukankah itu konyol? Jika lebih umum, pendidikan seharusnya menyelesaikan masalah sosial. Jika dikaitkan dengan matematika, kita harus menentukan masalah-masalah dalam kehidupan kita sehari-hari dan kemudian mencari penyelesaianya. Tidak seperti yang terjadi sekarang, kita hanya menyalin rumus dan kemudian bingung bagaimana menerapkannya. Itu adalah kesalahan dalam belajar matematika.
Mengapa begitu banyak anak tidak menyukai matematika?
Membenci Matematika
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, banyak orang yang salah belajar matematika, seperti tidak memperhatikan urutan "berpikir", "menghitung", dan "membahasnya". Di banyak sekolah di Indonesia, mengartikan matematika dengan berhitung. Inilah sebabnya mengapa banyak anak tidak menyukai matematika. Bagaimana tidak, belum tahu permasalahnya sudah dijejelin rumus yang aneh aneh...
ADVERTISEMENT
Alasan kedua untuk tidak menyukai matematika adalah karena diajarkan oleh orang yang salah. Jika Anda tidak yakin, coba tanyakan pada guru Anda, apakah dia juga suka matematika? Apakah dia mengerti matematika?
Faktanya adalah sangat sedikit orang yang menyukai matematika, dan sangat sedikit orang yang tertarik untuk menjadi guru. Di antara guru-guru ini, hanya sedikit yang menjadi guru matematika. Belum lagi orang yang harus banyak belajar matematika. Oleh karena itu, berdasarkan peluangnya, peluang Anda untuk bertemu dengan guru yang tepat sangat rendah dan Anda harus bersaing dengan banyak orang. Dengan kata lain, sulit bagi Anda untuk bertemu dengan guru matematika yang cocok.
Alasan yang kedua inilah yang melatar belakangi sangat buruknya ilmu matematika di Indonesia, yang membuat saya menghadapi tantangan yang sangat besar. Kenapa saya tertantang?
ADVERTISEMENT
Dahulu ada seorang ahli matematika bernama Paul Edward yang sering mengunjungi negara-negara di dunia dan membawakannya soal matematika. Ia mengunjungi semua negara di dunia kecuali dua negara. Indonesia adalah salah satu dari dua negara tersebut. Alasan mengapa dia tidak mengunjungi kedua negara tersebut adalah karena tidak ada ahli matematika di kedua negara tersebut, seandainya saya telah lahir saat itu mungkin saya yang menjadi ahli matematikawan Indonesia dan bisa bertemu dengan ahli matematika dunia. Itulah yang membuat saya tertantang. Bagaimana denganmu apakah juga ikut tertantang? Benarkah tidak ada ahli matematika di Indonesia?
"Hanya ada dua kemungkinan bagi seseorang untuk tidak menyukai matematika: pertama: belajarnya yang salah, dan kedua: diajari oleh orang yang salah"
ADVERTISEMENT
Matematika itu Indah
Math is Fun
Matematika suatu sosok gaib yang selalu bersama kita. Sejak TK, SD, SMP, SMA, dan kuliah di hapir semua jurusan apapun kita harus berhadapan dengan mahluk tersebut yaitu matematika. Itulah betapa hebatnya sosok yang satu ini. Kenapa saya sebut siluman, karena matematika selalu muncul dalam wujud yang berbeda beda. Misalnya :
Apakah anda ahli hukum? Jika ya, semestinya anda terbiasa dengan kalimat logika, itulah wujud matematika di hadapan anda.
Apakah anda seorang dokter? Jika ya, seharusnya anda tau bagaimana menentukan dosis yang cocok buat pasien.
Apakah anda seorang pemimpin/manajer?jika Ya, tentunya optimisasi makanan sehari hari bagi anda.
Apakah anda seorang engineering? Saya tidak perlu menjelaskan, sudah barang tentu berhadapan dengan siluman tersebut.
ADVERTISEMENT
Apkah anda pemilik warung? Jika ya, anda juga bermain dengan program linear.
Jadi, siapapun anda? Apapun yang anda lakukan? Anda akan lebih hidup dengan matematika. Itulah hal yang dikatakan bahwa matematika indah. Sepakat?
Jika seperti itu, ijinkan saya menarik kesimpulan: “matematika bukan pilihan, melainkan suatu kebutuhan”
Dan kalaupun anda terlanjur membencinya, setidaknya anak anak anda harus lebih baik dari anda, serta jangan pernah mengajari atau menanamkan kebencian pada matematika.
Lalu bagaimana cara belajar matematika?
Belajar Matematika Asik
Gampang… yang pertama adalah ubah dulu mindsetmu, yakni bahwa matematika itu menyenangkan. Jangan pernah beranggapan bahwa matematika itu membosankan bahkan sampai membenci matematika dan tidak mau belajar matematika, kalau seperti itu bagaimana bisa memahami matematika.
ADVERTISEMENT
Lalu yang kedua adalah tuliskan rumus rumus matematika dengan rapi dan menarik supaya kamu lebih tertarik untuk sering sering belajar catetanmu itu. Serta jangan lupa dengan latihan soal karena matematika itu identic dengan soal soal, kalau tanpa latihan soal kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang ada di soal tersebut.
Setelah kita catat rumus rumus matematika itu dengan sangat menarik maka jangan pernah anda untuk hanya menghafalnya bahkan hanya membacanya tetapi anda harus pahami betul rumus rumus tersebut dengan cara perbanyak lah mengerjakan soal soal latihan.
Maka dapat kita simpulkan urutan belajar matematika itu yang pertama adalah berfikir lalu menghitung dan membahasnya.
Lalu apakah urutanya boleh di tukar? Berhitung dulu, baru berpikir… jawabannya tentu TIDAK!!!
ADVERTISEMENT
Anda harus melakukan sesuai urutannya, berpikir, berhitung, lalu membahasakannya. Jika urutannya di tukar, sama aja dengan cerita berikut…
“Anda menghidupkan computer dulu, kemudian menghubungkannya ke listrik. Sampai kapan pun computer itu tidak akan hidup. Anda harus menhubungkan ke listrik baru menghidup kanya. Jadi jangan pernah memolak balik urutan”
Contoh lainya, anda pakai celana panjang, baru pakai celana dalam. Bagaimana? Bisa anda bayangkan? Maka dari itu kita tidak boleh sembarangan menukar urutan yang tadi telah kita buat.