Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Lingkungan
15 Maret 2021 18:36 WIB
Tulisan dari Riza Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak tanggal 9 maret 2020, WHO (World Health Organization) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai wabah penyakit yang menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini menyerang manusia dengan tidak pandang bulu baik laki-laki atau perempuan dan baik tua ataupun muda. Penularan virus terjadi dengan adanya kontak langsung ataupun tetesan pernapasan seperti batuk, bersin, air liur, dan sebagainya. Penyakit ini memiliki beberapa gejala antara lain demam, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, mialgia atau kelelahan, mual, muntah, dan diare.
ADVERTISEMENT
Upaya pemerintah dalam menangani pandemi dimulai dengan diadakannya lockdown, yang berarti penutupan akses dari dalam maupun luar yang diikuti dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah dan universitas, hingga tempat-tempat umum. Penerapan lockdown sangat penting dalam mengurangi penyebaran wabah yang lebih masif. Lockdown diterapkan pada 1918 saat wabah flu di Spanyol terbukti berhasil ketika diterapkan cukup awal dan cukup lama serta memberikan hasil yang lebih efektif dalam menurunkan angka penyebaran penyakit.
Dengan adanya pandemi COVID-19 tentu saja telah banyak mengubah cara hidup masyarakat dalam segala bentuk aktivitas dan diperlukannya adaptasi terhadap situasi agar memperlambat laju penyebaran COVID-19. Diadakannya lockdown pada beberapa wilayah menuai pro dan kontra atas kebijakan pemerintah, namun apakah kebijakan tersebut berdampak pada lingkungan?
ADVERTISEMENT
Bagaikan dua sisi koin yang berbeda, maka kebijakan pemerintah memiliki sisi negatif dan positif terhadap lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh European Space Agency (ESA) dari data yang didapatkan melalui gambar satelit memperlihatkan adanya penurunan nitrogen dioksida (gas polutan udara) di sejumlah kota besar di berbagai negara seperti AS, Kanada, China, India, Brasil, Italia, dan lain-lain. Begitu pun di Indonesia khususnya udara di Jakarta setelah menerapkan lockdown, dikutip dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) tercatat mengalami penurunan gas polutan NO2 sekitar 40% dibandingkan tahun 2019. Tetapi tidak hanya kualitas udara yang membaik melainkan kualitas air pun juga sam, seperti halnya Sungai Gangga dan Yamuna di India semenjak diberlakukannya lockdown maka kualitas air membaik seiring dengan penurunan jumlah pengunjung dari sungai dan 500% pengurangan limbah dan limbah industri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sejak terjadinya wabah penyakit COVID-19 permasalahan sampah dan limbah medis menjadi tantangan utama bagi masyarakat dan lingkungan. Tingginya angka penggunaan APD kesehatan, masker, sarung tangan dan peralatan kesehatan lainnya membuat limbah medis meningkat secara drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penumpukan sampah medis tentu tidak dapat dihindari, upaya penanganan limbah yang kurang difokuskan akan berdampak besar bagi lingkungan. Saat ini banyak rumah sakit yang belum memiliki teknologi pengelolaan limbah medis bahan berbahaya dan beracun. Menurut Sekretaris Jendral Indonesian Enviromental Scientist Association (IESA) Lina Mugi Astuti, yang mengutip laporan Kementerian Kesehatan bahwa dari 2.852 Rumah Sakit yang ada di Indonesia hanya ada 96 Rumah Sakit yang memiliki insinerator (alat untuk pembakaran sampah hingga habis) serta terdapat insinerator yang tidak berfungsi dan tidak layak pakai.
ADVERTISEMENT
Melalui wabah penyakit COVID-19 kita semua jadi belajar banyak, tiap berbagai negara bersatu, melangkah bersama, dan juga berjuang bersama untuk menalukkan COVID-19. Para Ahli kesehatan dari berbagai negara melakukan penelitian lebih lanjut untuk menangani COVID-19 saat ini. Tiap-tiap negara pun membuat strategis yang tepat dalam menghadapi situasi, menentukan prioritas, dan juga rancangan rencana baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
Marilah kita bersama melewati situasi ini dengan baik, lebih bijak dalam memakai masker, hand sanitizer, disinfektan, dan juga APD kesehatan. Berhati-hati dan teruslah patuhi protokol kesehatan dimanapun anda berada.
Sumber :
https://kophi.or.id/dampak-merebaknya-pandemi-covid-19-terhadap-lingkungan.Diakses pada 13 Maret 2021.
Rume, T, Didar-UI Islam, S.M. 2020. Environmental Effects of Covid-19 pandemic and Potential Strategies of sustainable. Hellyon. Vpl e04965: 34
ADVERTISEMENT
Covid19.go.id/p/berita/empat-strategi-pemerintah-atasi-covid-19. Diakses pada 12 Maret 2021.
https://www.google.co.id/amp/s/m.kumparannews/freda-hudgson-nenek-106-tahun-yang-selamat-dari-virus-corona-dan-flu-spanyol-1tcGPGyKj9e . Diakses pada 12 Maret 2021
https://www.pinterest.com/pin/360076932715393475/