Konten dari Pengguna

Penerapan Ekonomi Sirkular di Sektor Industri Indonesia: Potensi dan Tantangan

Rame
Rame adalah Pembina Industri di BBSPJPPI Kemenperin, lulusan Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, auditor halal LPH BBSPJPPI Semarang, pelatih penulisan artikel ilmiah, serta ahli dalam teknologi IPAL dan pencegahan pencemaran industri.
26 April 2023 5:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rame tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ekonomi sirkular. Foto : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ekonomi sirkular. Foto : shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penerapan ekonomi sirkular di sektor industri merupakan langkah penting untuk menciptakan keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, terutama di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi. Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengembangkan ekonomi sirkular, dengan fokus pada sektor-sektor prioritas seperti pengelolaan limbah industri, manufaktur, pengurangan limbah plastik, dan penerbangan.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan limbah industri, seperti yang dilakukan Impack Pratama dan SBI melalui Unit Bisnis Pengelolaan Sampah Nathabumi, membantu mengurangi dampak negatif lingkungan sekaligus menciptakan nilai tambah melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Sektor manufacturing, seperti PT. Fajar Surya Wisesa Tbk mengadopsi konsep ini dengan mengolah 100% bahan baku dari bahan daur ulang dan menghasilkan kemasan yang ramah lingkungan. Salah satu contoh implementasi adalah PT. Ajinomoto Indonesia yang menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan. Gerakan #BijakBerplastik juga berhasil mengurangi limbah plastik dan memberikan nilai tambah melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Laporan Bapennas 2021 menunjukkan bahwa mengadopsi konsep ekonomi sirkular di lima sektor industri dapat meningkatkan PDB Indonesia. Kementerian Perindustrian mengakselerasi industri dengan menerapkan konsep 5R (Reuse, Reduce, Recycle, Recovery, dan Remanufacture), yang memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.
Ilustrasi minuman soda. Foto: Kwangmoozaa/Shutterstock
Penerapan ekonomi sirkular di Indonesia mencakup pengelolaan sumber daya alam di lima sektor prioritas: Elektronik, Makanan dan Minuman, Tekstil, Konstruksi, dan Energi. Kementerian Perindustrian dan Konsorsium Ekonomi Sirkular Indonesia (KESI) mendorong sektor industri menerapkan konsep ekonomi sirkular.
ADVERTISEMENT
Studi Bappenas dengan UNDP dan Pemerintah Denmark menunjukkan potensi dan manfaat penerapan ekonomi sirkular di lima sektor industri, termasuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB, serta mengurangi emisi karbon dioksida dan penggunaan air.
Implementasi ekonomi sirkular di sektor industri elektronik berpotensi meningkatkan PDB sebesar Rp12,2 triliun pada tahun 2030. Sementara itu, ekonomi sirkular menghasilkan manfaat lingkungan di sektor tekstil melalui proses produksi-ke-distribusi yang efektif, mengurangi limbah dan polusi, dan menjaga bahan dalam siklus produksi.
Diperlukan perencanaan dan inovasi yang komprehensif, serta dukungan dari pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mencapai hasil yang optimal. Penerapan ekonomi sirkular perlu dipercepat agar Indonesia dapat mencapai target pengurangan limbah dan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Abriawan Abhe/ANTARA FOTO
Dalam jangka panjang, pendekatan ini akan membantu menciptakan industri yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di tingkat global.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat penting dalam mencapai keberhasilan implementasi ekonomi sirkular. Perusahaan harus menerapkan strategi dan kebijakan yang mendukung ekonomi sirkular. Pada saat yang sama, pemerintah harus memberikan insentif dan peraturan yang tepat untuk mendorong adopsi konsep ini.
Masyarakat juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan perlunya mengurangi konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah serta mendukung produk dan layanan yang berasal dari ekonomi sirkular.
Inovasi dan teknologi juga merupakan kunci dalam penerapan ekonomi sirkular. Teknologi canggih dan inovasi hijau, seperti di sektor penerbangan, dapat mencapai efisiensi energi yang lebih tinggi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ilustrasi perempuan bekerja di industri teknologi. Foto: Shutterstock
Sektor industri dapat mencapai kinerja yang lebih efisien dan berkelanjutan dengan menggabungkan prinsip ekonomi sirkular dan inovasi teknologi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peningkatan kapasitas pendidikan dan sumber daya manusia juga perlu ditingkatkan untuk memastikan adopsi ekonomi sirkular yang efektif. Pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk tenaga kerja akan membantu mempersiapkan mereka untuk bekerja di industri berbasis ekonomi sirkular dan mendorong inovasi dan pertumbuhan di sektor ini.
Penerapan ekonomi sirkular di sektor industri berpotensi besar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan inklusif.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat serta mengadopsi inovasi dan teknologi yang tepat guna, Indonesia dapat menuai manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan dari adopsi ekonomi sirkular.