Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Desa Janti Membangun Ekonomi Berbasis Kekeluargaan di Era Digital
4 November 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ramelan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang semakin deras, sebuah desa di Jawa Timur justru berhasil memadukan nilai-nilai tradisional dengan inovasi teknologi modern. Desa Janti telah membuktikan bahwa konsep silaturahmi, yang menjadi inti dari budaya Indonesia, dapat direvitalisasi dan ditransformasikan menjadi kekuatan ekonomi di era digital.
ADVERTISEMENT
Silaturahmi Digital: Konsep Baru Ekonomi Bertetangga
Puspa Janti, sebuah inisiatif yang digagas oleh BUM Desa setempat, tidak hanya sekadar platform e-commerce. Ia adalah manifestasi digital dari konsep "Tuku Dodolane Tonggo" atau "Beli Jualan Tetangga". Konsep ini menerjemahkan nilai-nilai silaturahmi ke dalam konteks ekonomi digital, di mana warga desa saling mendukung usaha satu sama lain melalui platform online.
Membangun Komunitas Virtual yang Solid
Platform e-commerce https://digitalekonomijanti.co.id bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga ruang virtual bagi 220 pelaku usaha lokal untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan saling mendukung. Ini menciptakan ekosistem ekonomi yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada penguatan ikatan sosial masyarakat.
Janti Food Festival: Silaturahmi Offline di Era Online
Meskipun fokus pada digitalisasi, Desa Janti tidak melupakan pentingnya interaksi langsung. Janti Food Festival (JFF) yang diadakan setiap bulan menjadi ajang silaturahmi fisik yang memperkuat ikatan yang telah dibangun secara online. Festival ini menjadi bukti bahwa teknologi tidak menghilangkan kebutuhan akan interaksi langsung, tetapi justru melengkapinya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Tinggi untuk Kearifan Lokal
Kisah Ramelan, mahasiswa ITB-AD Jakarta yang menjadi motor penggerak inisiatif ini, menunjukkan bagaimana pendidikan tinggi dapat digunakan untuk memperkuat, bukan menghilangkan, nilai-nilai lokal. Ini membantah anggapan bahwa pendidikan modern akan mengikis kearifan tradisional.
Dampak Sosial yang Lebih Luas
Selain dampak ekonomi, inisiatif ini juga membawa dampak sosial yang signifikan:
Mengurangi urbanisasi dengan menciptakan peluang ekonomi di desa
Memperkuat kohesi sosial masyarakat desa
Memberdayakan perempuan dan kelompok marjinal melalui peluang usaha online
Tantangan dan Prospek Ke Depan
Meskipun sukses, inisiatif ini juga menghadapi tantangan seperti:
Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan nilai-nilai tradisional
Memastikan akses teknologi yang merata bagi seluruh warga desa
Menghadapi persaingan dari platform e-commerce besar
ADVERTISEMENT
Namun, dengan semangat gotong royong yang telah tertanam kuat, Desa Janti optimis dapat menghadapi tantangan-tantangan ini dan terus berkembang.
Kisah Desa Janti menunjukkan bahwa modernisasi tidak harus berarti westernisasi. Dengan kreativitas dan kearifan, nilai-nilai tradisional seperti silaturahmi dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Ini adalah model yang patut dicontoh oleh desa-desa lain di Indonesia, menunjukkan bahwa kita dapat melangkah maju tanpa meninggalkan akar budaya kita.