Konten dari Pengguna

MULYADI, MACAN GERINDRA DARI JONGGOL.

Ramlan Widiawan
Public Campaign Specialist
26 Oktober 2017 8:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramlan Widiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
MULYADI, MACAN GERINDRA DARI JONGGOL.
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Di kancah politik Jawa Barat, belakangan nama Mulyadi santer jadi bahan pembicaraan berbagai media. Pasalnya, sosok Ketua DPD Gerindra Jawa Barat ini melakukan sebuah langkah politik yang sangat berani dan kontroversial, yaitu mencabut dukungan Gerindra Jabar atas pasangan calon Gubernur Deddy Mizwar dan calon Wakil Gubernur Ahmad Syaikhu yang digandang-gandang sebagai representasi koalisi Gerindra dan PKS yang telah mendapat restu Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Benarkah Mulyadi tidak patuh terhadap Prabowo? Silakan ikuti alur cerita dalam tulisan ini, setelah itu silahkan simpulkan sendiri.
ADVERTISEMENT
MENJADI KETUA DPD GERINDRA JABAR
Bagi Mulyadi, menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Barat bukanlah keinginannya apalagi impiannya, tetapi lebih kepada rasa hormat terhadap Prabowo Subianto telah yang memberikannya mandat pribadi untuk menjalankan tugas tersebut. Pun, Mulyadi menerima mandat tersebut setelah mendapat restu dari Ibunda dan dukungan penuh dari istri dan anak-anaknya.
Sebelum mandat menjadi Ketua DPD tersebut didapat, Mulyadi selepas tidak lagi menjadi anggota DPR RI kembali ke habitatnya sebagai pengusaha dan profesional di bidang pasar modal, dan hijrah bersama keluarga ke Kualalumpur. Dengan diperolehnya mandat ini, Mulyadi harus rela bolak-balik Kualalumpur-Jakarta-Bandung dan berkeliling Jawa Barat untuk menjalankan tugas dan amanah partai.
Yang perlu jadi penasaran kita tentunya adalah apa yang menjadi alasan seorang Prabowo Subianto memberikan mandat pengelolaan DPD Gerindra Jawa Barat kepada seorang Mulyadi? Apalagi Jawa Barat yang jumlah penduduknya besar ini sangat strategis bagi Gerindra dan Prabowo sendiri. Jika melihat kapasitas Prabowo tentu kita bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu dalam diri Mulyadi yang membuat Prabowo terkesan. Apa itu? Mari lanjut baca.
ADVERTISEMENT
DIUSUNG 100% RAPIMDA
Setelah 8 bulanan memimpin Gerindra Jabar, sekitar awal Mei 2017 Gerindra Jabar menyelenggarakan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) di sebuah hotel di Sentul City, Bogor. Agenda utama dari Rapimda adalah menentukan nama kandidat yang akan direkomendasikan ke DPP untuk menjadi calon kepala daerah dalam pilkada serentak di Jawa barat 2018, termasuk Pilgub. Saat itu, semangat yang menyelimuti seluruh peserta Rapimda adalah pengusungan kader internal partai untuk maju kontestasi politik 2018.
Dalam perhelatan Rapimda itu, satu per satu DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa barat maju menyampaikan pandangan dan usulan nama masing-masing…… dan untuk nama Calon Gubernur Jawa Barat, seluruh DPC atau 100% hanya menyebut satu nama: Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Luar biasa. Bagi seorang yang bahkan belum genap setahun memimpin Gerindra Jabar, namun menjadi calon tunggal yang mendapatkan dukungan bulat 100% dari para kader seluruh propinsi, adalah luar biasa. Tak salah Prabowo memberikan mandat pribadi kepada Mulyadi.
SANTAI SAAT TIDAK DIPANDANG
Pasca Rapimda, rupanya upaya Gerindra Jabar untuk membangun soliditas dan kekuatan internal menuai tantangan. Di tengah gelora semangat kader untuk mengusung Mulyadi sebagai Cagub Jabar, tetiba muncul manuver dari pihak-pihak yang sepertinya mulai khawatir dengan kekuatan kepemimpinan Mulyadi. Upaya mengeliminasi nama Mulyadi sangat kuat dihembuskan entah oleh siapa, bahkan kesepakatan Rapimda pun dianggap angin lalu, padahal itu adalah sebuah legitimasi.
Mulyadi tidak melakukan perlawanan, ia hanya diam dan memantau. Baginya, menjadi calon atau tidak dalam PIlgub bukanlah tujuannya. Bahkan, menjadi Ketua DPD pun ia tak meminta. Mulyadi hanya menjalankan amanah partai yang dikeluarkan melalui mandat sang ketua umum, Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, muncullah pencalonan pasangan Deddy Mizwar – Ahmad Syaikhu yang kabarnya telah menjadi kesepakatan final antara Ketua Umum Gerindra dan Presiden PKS.
Setelah memperoleh informasi dan konfirmasi dari DPP terkait pengusungan ini, Mulyadi langsung memberikan teks edaran kepada seluruh kader Gerindra Jabar untuk melakukan berbagai upaya optimal untuk mendukung dan memenangkan pasangan Deddy Mizwar – Akhmad Syaikhu yang diusung oleh Gerindra dan PKS. Baginya ini adalah amanah partai yang harus dijalankan.
BANGKIT MEMBELA MARWAH DAN AMANAH PARTAI
Pasca penetapan Deddy Mizwar – Akhmad Syaikhu, semangat tempur kader Gerindra Jabar pun mulai memudar. Betapa tidak, di saat upaya mengusung kader internal sedang digelorakan, tiba-tiba muncul nama Deddy Mizwar yang notabene bukan kader partai, hanya di’gerindra’kan secara terpaksa hanya dikarenakan angka popularitas yang tinggi. Belum lagi tidak adanya keseriusan Deddy Mizwar untuk menjadi kader Gerindra sebagai syarat utama tidak direalisasikan. Selain itu, komunikasi dari DPW PKS Jawa Barat sebagai mitra koalisi tidak ada sama sekali. Seolah dengan berurusan langsung dengan Prabowo, komunikasi dengan DPD Gerindra Jabar bisa dikesampingkan alias tidaklah penting, sementara Prabowo menginginkan selalu ada update atas tindaklanjut koalisi ini. Itulah yang menjadi pemicu Mulyadi melakukan manuver.
ADVERTISEMENT
Mulyadi mulai khawatir. Soliditas dan rasa percaya diri kader di berbagai daerah adalah kekayaan partai yang harus dijaga, dan Mulyadi mulai mengambil langkah kongkrit yang tegas dan berani, yang berujung pada pencabutan dukungan Gerindra Jabar terhadap pasangan Deddy Mizwar – Akhmad Syaikhu serta membentuk poros baru bersama beberapa partai lainnya, tanpa melibatkan PKS. Langkah Mulyadi ini berhasil membangun kembali semangat dan soliditas para kader di berbagai kota, terutama dari kader akar rumput. Mereka seperti menemukan seorang panutan pemberani yang memiliki jiwa Gerindra sesungguhnya.
MULYADI, MACAN GERINDRA DARI JONGGOL. (1)
zoom-in-whitePerbesar
TEGAR DAN TEGAS MENGHADAPI CIBIRAN
Perjuangan Mulyadi sebagai Ketua DPD untuk menegakan harga diri partai dan memegang amanah Rapimda memang bukan perkara gampang, namun bagi Mulyadi, selama gerak-langkahnya diketahui dan diijinkan oleh DPP, khususnya Prabowo selaku Ketua Umum, baginya tidak ada yang tidak mungkin.
ADVERTISEMENT
Langkah berani Mulyadi ini tentu saja menuai perlawanan hingga ciiran dari berbagai pihak, terutama dari para petinggi PKS hingga Presiden PKS sebagai partai pengusung Ahmad-Syaikhu. Kontra statemen yang menyanggah langkah tegas Mulyadi pun datang dari para petinggi Partai Gerindra pusat, seperti Fadli Zon, Sekjen DPP dan Riza Patria. Belum lagi berbagai cibiran dari para pendukung dan simpatisan kandidat pasangan Deddy Mizwar – Ahmad Syaikhu.
NAMUN MULYADI TETAP TEGAR DAN TEGAS..
Apa yang dilakukan Mulyadi adalah sebuah sikap menjaga amanah walau dengan pertaruhan yang bisa melengserkannya dari posisi saat ini. Namun, dia tetap pada sikapnya sebagai wujud sebuah integritas dan totalitas menjaga dan membawa marwah partai Gerindra yang berkibar di Tanah Pasundan.
ADVERTISEMENT
Inilah Figur H. MULYADI: http://www.faktaindonesianews.com/profil/2530/inilah-figur-ketua-gerindra-jawa-barat-h-mulyadi.html
MULYADI, MACAN GERINDRA DARI JONGGOL. (2)
zoom-in-whitePerbesar