Dampak Peningkatan Kasus Covid-19 terhadap Angka Kehamilan dan Aborsi di India

Rana Yusrianti Meilina
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia 2018
Konten dari Pengguna
10 Januari 2021 10:44 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rana Yusrianti Meilina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angka Kehamilan
Di India kasus Covid-19 terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 ini. United Nation Population Fund (UNFPA) melaporkan pada 28 Desember 2020 pukul 11:23 jum
Dalam kondisi pandemi saat ini, para tenaga medis tetap berusaha untuk membantu proses kelahiran dengan pakaian APD untuk melindungi ibu dan bayi yang baru dilahirkan di India.
lah kasus Covid-19 di India sebanyak 535.632 ribu, dengan kasus kematian sebanyak 147.901. Di tengah tingginya kasus Covid-19, angka kehamilan para perempuan di India juga ikut meningkat. Selama pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang lebih memilih melakukan karantina di rumahnya masing-masing dan segala aktivitas menjadi terbatas sehingga intensitas pertemuan pasangan suami-istri dalam rumah akan semakin banyak, hubungan suami istri akan lebih sering terjadi. Alhasil banyak masyarakat yang tidak melakukan program Keluarga Berencana (KB) secara rutin selama pandemi. Salah satu penyebab terbesar adalah terbatasnya layanan fasilitas kesehatan selama pandemi dan akses untuk memperoleh alat kontrasepsi terbatas. Berdasarkan data dari Dr. Melania Hidayat, MPH dalam acara Webinar Urgensi Pelayanan KB di Era New Normal, Selasa (09/06/2020), di Wilayah Asia Pasifik terdapat 20,7 juta kehamilan tidak diinginkan selama pandemi. Prediksi jumlah kelahiran selama pandemi dari UNICEF (07/05/2020) di India sebanyak 20,1 juta.
ADVERTISEMENT
Aborsi Selama Pandemi
Karena tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan, banyak perempuan di India yang akhirnya menggugurkan kandungan nya. Hal ini terjadi karena tenaga medis dan rumah sakit sangat sedikit yang membantu kelahiran di masa pandemi ini. Ada banyak kecemasan di antara para perempuan dan juga tenaga medis karena takut para ibu dan bayi nya terinfeksi virus di rumah sakit. Otoritas kesehatan India akhirnya dihadapkan dengan permintaan tinggi aborsi. Aborsi janin merupakan dampak dari budaya patriaki di India yang tidak menginginkan anak perempuan. Diperkirakan terdapat 15,6 juta kasus aborsi di India setiap tahunnya. Namun pemerintah India melarang keras perempuan di India melakukan aborsi selama pandemi ini. Dikarenakan pembatasan pelayanan aborsi secara medis di fasilitas kesehatan dan mencegah angka kematian perempuan yang melakukan aborsi. Dilansir dari Reuters, Senin (13/07/2020), angka aborsi di India sepanjang pandemi Covid-19 dalam rentan Januari – Juni yakni 1,85 juta. Data ini menunjukan penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena otoritas kesehatan India menyarankan agar menggunakan alat kontrasepsi.
ADVERTISEMENT