Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rima: Nakhoda Bahtera Rumah Tangga
19 Juli 2021 18:14 WIB
Tulisan dari Randy Danniswara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala keluarga, diibaratkan sebagai seorang nakhoda, yang berlayar mengarungi dan memimpin sebuah bahtera, bernama rumah tangga
ADVERTISEMENT
Seperti nakhoda yang harus diterpa ombak saat mengarungi lautan, rumah tangga pastinya diterpa berbagai macam problematika kehidupan, yang berbeda di setiap tahapan
Tahap pertama, penyesuaian hidup berdua, bersama seseorang yang dipuja, entah atas dasar cinta, sunah dalam agama, atau nafsu semata
Hidup berdua tidak mudah, sang kepala keluarga harus mau mengalah, walau berat tapi ya sudahlah, wanita kan tak pernah salah
Problematika di tahap ini yaitu perihal penambahan anggota, yang kerap diwarnai dengan beradu kata
Jangan dengar omongan tetangga, diskusikanlah berdua, berpikirlah secara cendekia, hindari terpaksa
Tahap kedua yaitu saat kehamilan , sebagai sebuah awalan, dalam menghadirkan anak tampan seperti Dilan, atau cantik seperti Chelsea Islan
Perhatikan istri dari mulai gizi hingga kebersihan, penuhi keinginannya tanpa ogah-ogahan, jaga agar tak kelelahan, biarkan dia banyak rebahan, dan terima saja segala ocehan
ADVERTISEMENT
Tak lupa perkenalan, bernyanyi atau sekadar melontarkan dagelan, agar calon bayi kenal dengan suara si ayah andalan, yang biasanya dijawab oleh calon bayi dengan sundulan
Saat istri berbaring lemas, dengan cemas, di Rumah Sakit atau puskesmas, biasanya dia akan berbagi rasa sakit dengan meremas
Saat mulai tindakan, meski istri yang cantik sedang acak-acakan, teruslah dikuatkan, doa jangan lepas untuk terus dipanjatkan, hingga si kecil keluar dan meyakinkan, dialah kebahagiaan yang sudah dinantikan
Tahap ketiga yaitu peralihan, sang nakhoda harus mengemban tugas tambahan, untuk memenuhi semakin banyak kebutuhan
Sang ibu yang kelelahan, dan sang anak yang butuh pengasuhan, membuat ayah dipenuhi berbagai keresahan
ADVERTISEMENT
Jadilah ayah yang berharga, bukan hanya pandai menjadi pujangga, tapi mengganti popok juga, serta menggendong penuh tenaga
Jangan banyak alasan, ketika tak bisa menghentikan tangisan, dekap anak penuh keikhlasan, hingga dia merasa terkesan
Tahap keempat, mungkin akan banyak mengumpat, ketika anak susah untuk berdiam di tempat
Jadwal kontrol perlu diperhatikan, begitu pula jadwal penyuntikan, semua harus dicatatkan, karena itu akan memudahkan
Ada fase di mana anak tantrum dan nangis hingga mengeluarkan teriakan, jangan dimarahi dan disuruh hentikan, biarkan, tunggu dia tenang baru kita tanyakan
Ada fase di mana anak banyak maunya, segala macam ingin digigitnya, bahkan sambal pun ingin dicicipnya, dituruti saja selama tidak bahaya akibatnya, agar anak tahu bagaimana rasanya
ADVERTISEMENT
Ada fase di mana anak banyak bertanya, jawablah sejelas-jelasnya, agar anak tahu apa artinya, karena kalau bukan dengan bertanya pada orangtuanya, bagaimana anak bisa memperkaya pengetahuannya
Hindari melarang dengan bilang “jangan”, apalagi sampai main tangan, larang dia dengan omongan, yang menyadarkan tentang apa yang bertentangan
Ciptakan keluarga yang sehat, kurangi emosi meski kurang istirahat, ubah amarah menjadi nasihat, agar anak dapat melihat, bahwa ayahnya bukan sosok yang jahat
Sebagai penutupan agar lebih spesial, berikut ada sebuah lagu yang sempat viral di media sosial