Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gerakan Socmed, Ganjar Minim Beri Sumbangan Elektoral Koalisi?
18 Februari 2024 12:05 WIB
Tulisan dari Randy Davrian Imansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai lembaga survey memunculkan hasil quick count saat hari pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu tahun 2024. Hasil Quick Count tersebut umumnya menyampaikan perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, serta partai politik tingkat DPR RI.
ADVERTISEMENT
Mayoritas lembaga survey kompak memenangkan PDI Perjuangan sebagai partai dengan perolehan suara tertinggi, serta pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai paslon yang meraih suara terbesar.
Hasil Final Quick Count Indikator Politik Indonesia Pileg DPR RI 2024.
• PDIP: 16,68 persen
• Partai Golkar: 15,21 persen
• Partai Gerindra: 13,44 persen
• PKB: 10,65 persen
• Partai Nasdem: 9,41 persen
• PKS: 8,26 persen
• Partai Demokrat: 7,58 persen
• PAN: 6,88 persen
• PPP: 3,65 persen
• PSI: 2,66 persen
• Partai Perindo: 1,50 persen
• Partai Hanura: 0,78 persen
Hasil Final Quick Count CSIS-Cyrus Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Hal yang perlu disoroti dari fenomena Pemilu tahun 2024 ialah hasil quick count Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang berada di urutan paling buncit. Dalam studi ilmu politik, dikenal konsep coattail effect atau efek buntut jas. Coattail effect umumnya akan berpengaruh karena adanya Pemilu serentak.
Efek dari hal tersebut biasanya ialah suara sosok capres-cawapres akan mempengaruhi suara dari partai koalisinya, terutama partai dari seorang capres/cawapres ia berasal. Pemilu serentak menjadi sebuah wadah, karena pilpres dan pileg dilakukan secara bersama-sama, sehingga suara dari paslon memberikan dampak elektoral kepada partai pendukungnya.
Tetapi hal tersebut tidak terjadi pada PDI Perjuangan. PDI-P dapat menjadi partai dengan perolehan suara quick count tertinggi pada hitung cepat, meskipun suara Ganjar terpuruk. Padahal, PDIP sedang menghadapi permasalahan potensi Jokowi effect yang yang hilang dan beralih ke kubu lain.
ADVERTISEMENT
Bahkan Ganjar gagal memberikan dampak besar kepada partai lainnya yang berada dikoalisinya. Partai Perindo, Partai Hanura, bahkan PPP yang kini berada diparlemen akan berpotensi tidak lolos parliamentary threshold untuk berada di DPR RI apabila merujuk hasil hitung cepat.
Gerakan Rumus Pembentukan Oposisi
Media sosial X yang dahulu disebut Twitter sempat ramai membahas mengenai rekomendasi untuk memilih partai politik pada pemilu tahun 2024. Rumus tersebut salah satunya disampaikan oleh akun X @strike_bravo_b yang memberikan saran apabila memilih Anies-Cak Imin maka direkomendasikan untuk memilih PDIP atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sedangkan jika memilih Ganjar-Mahfud maka diusulkan memilih Partai Buruh atau Parta Ummat atau PSI.
Postingan yang mendapatkan dua ribu posting ulang atau dulu dikenal dengan sebutan retweet, dan 7 ribu like mendapatkan atensi yang besar. Dengan post yang mencapai angka 1 juta tayangan ini, mungkin saja menjadi pendorong besarnya jumlah suara quick count PDI Perjuangan.
ADVERTISEMENT
Walaupun loyalis pendukung PDIP harus diakui sangat mempengaruhi besarnya suara PDI-P, namun faktor gerakan di sosial media yang disampaikan @strike_bravo_b bisa saja berpotensi mempengaruhi pendukung Anies-Muhaimin yang cukup aktif di platform X sehingga berdampak kepada suara PDIP.
Harapan dari gerakan ini ialah agar terciptanya kekuatan oposisi sehingga terjadi proses check and balances. Sebab beberapa pihak memandang bahwa dengan mayoritas partai di DPR RI yang merupakan pendukung Pemerintah Presiden Joko Widodo, sehingga fungsi pengawasan DPR kepada eksekutif tidak berjalan dengan baik.
Pendukung AMIN kemungkinan terpengaruh dengan logika bahwa apabila pemilih memilih Anies dan Gus Imin, lalu selanjutnya pemilih AMIN memilih PDIP. Maka, diharapkan PDI Perjuangan dapat mengawasi pemerintahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
ADVERTISEMENT