Salaman saat Lebaran, Mengubah Tradisi karena Pandemi

Rangga Bijak Aditya
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
4 Juni 2020 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Bijak Aditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi: ayosemarang.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: ayosemarang.com
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu lalu umat Muslim di dunia merayakan hari raya Idulfitri. Hari raya Idulfitri juga disebut sebagai hari kemenangan karena pada hari tersebut merupakan puncak dari segala ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan. Masyarakat Indonesia akrab menyebut hari raya Idulfitri dengan sebutan "lebaran".
ADVERTISEMENT
Lebaran merupakan hari yang membahagiakan bagi umat Islam di Indonesia. Masyarakat Indonesia biasanya memanfaatkan momen lebaran untuk menjalin silaturahmi dengan tetangga dan keluarga. Namun, momen kumpul keluarga pada saat ini menjadi agak berbeda dari lebaran-lebaran sebelumnya, karena dunia yang sedang dilanda pandemi.
Tradisi Salaman saat Lebaran di Indonesia
Salaman dengan cara berjabat tangan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Biasanya seseorang melakukan salaman pada saat bertemu atau ingin berpisah dengan orang lain. Salaman dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi yang menunjukkan perkenalan, persahabatan, dan keakraban antar manusia.
Pada hari lebaran, masyarakat Indonesia memiliki tradisi bersalaman sambil bermaaf-maafan dengan orang-orang di sekitar. Biasanya, satu keluarga akan berkeliling sekitar rumah dengan tujuan untuk menyempatkan diri mampir ke rumah para tetangga. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengucapkan selamat hari raya serta memohon maaf lahir dan batin.
ADVERTISEMENT
Selain dengan tetangga, momen lebaran juga dimanfaatkan untuk berkumpul keluarga besar. Tujuannya pun sama, yaitu untuk bersalaman dan bermaaf-maafan. Tradisi bersalaman saat lebaran sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia, lebaran akan terasa kurang lengkap jika tidak berkumpul dengan sanak saudara.
Pandemi Mengubah Tradisi Salaman
Saat ini dunia sedang dilanda musibah, yaitu munculnya virus corona. Virus corona menjadi pandemi yang berbahaya setelah pertama kali diberitakan muncul di Wuhan, China. Virus tersebut mengancam kesehatan, bahkan nyawa manusia, sehingga masyarakat diharuskan untuk waspada terhadap penyebarannya.
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa tangan merupakan wadah bakteri paling banyak. Oleh karena itu, masyarakat saat ini diimbau untuk tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain, seperti berjabat tangan dan lainnya. Kegiatan sosial yang biasa dilakukan masyarakat secara umum terpaksa harus dibatasi, termasuk pada saat hari lebaran.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, masyarakat sudah diimbau untuk tidak melakukan perkumpulan dengan jumlah banyak, namun tradisi kumpul keluarga yang sudah mendarah daging tersebut tidak bisa dilewatkan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang tetap melakukan kumpul dengan tetangga atau keluarga pada saat hari lebaran di tengah pandemi.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan pada saat berkumpul dengan tetangga ataupun keluarga, yaitu pada saat bersalaman. Banyak masyarakat yang mengubah cara bersalaman mereka, salaman dengan cara berjabat tangan mulai dihindari dengan alasan mencegah penularan virus corona dari tangan.
Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap lawan bicara, kita bisa mengganti salam berjabat tangan dengan menggunakan gestur lain tanpa melibatkan kontak fisik. Setidaknya, simbol keakraban yang merupakan tujuan dari bersalaman tidaklah hilang.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara bersalaman yang dilakukan masyarakat ialah melakukan salam namaste. Seperti yang kita ketahui, salam namaste tidak membuat kita melakukan kontak fisik secara langsung dengan orang lain. Cara bersalaman tersebut dilakukan untuk menghindari risiko penularan virus corona.
Pentingnya Menghindari Bersalaman Jabat Tangan
Seorang pendakwah bernama Abdullah Gymnastiar, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Aa Gym mengungkapkan bahwa dalam Islam, seseorang mengucap salam saat bertemu atau berpisah dengan orang lain, berjabat tangan adalah tambahan kebaikan.
Dalam video yang beliau unggah melalui akun YouTube pribadinya, yaitu Aagym Official pada tanggal 15 Maret 2020, Aa Gym berpendapat bahwa dalam situasi pandemi corona saat ini, berjabatan tangan adalah sesuatu yang harus dihindari. Berjabat tangan bisa menjadi jalan penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, menjauhi penyebab keburukan lebih diutamakan daripada yang mendatangkan kemanfaatan, oleh karena itu, mengucap salam sudah menjadi hal yang cukup dalam bertemu atau berpisah dengan seseorang tanpa berjabatan tangan.
Virus bisa masuk ke dalam tubuh tanpa sepengetahuan kita. Sebagai manusia biasa, kita tidak tahu apakah tubuh kita sedang membawa virus atau tidak. Kita tidak tahu bakteri apa saja yang sedang kita bawa di tangan. Bahkan melihat virus tersebut pun kita tidak bisa.
Kita tidak akan sadar jika sewaktu berjabat tangan dengan orang lain, orang tersebut dapat tertular oleh virus yang kita bawa, atau bahkan justru malah diri kita sendiri yang ditularkan virus oleh orang tersebut. Tentu kita tidak ingin diri kita sendiri atau keluarga kita terkena virus tersebut, bukan?
ADVERTISEMENT
Jika memiliki kesempatan berkumpul dengan keluarga, manfaatkan waktu tersebut dengan maksimal. Ciptakan momen bersama sebaik mungkin. Tetapi, jangan sampai lupa bahwa ada sesuatu yang harus kita waspadai. Kita harus tetap mematuhi arahan dari para ahli. Jangan sampai niat kita untuk bersilaturahmi berakhir dengan menjadi korban pandemi.
Tindak pencegahan sangat penting dilakukan supaya virus corona tidak menular dan menyebar dengan mudah. Menghindari jabat tangan serta kontak fisik lainnya dapat mencegah penularan virus. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini tradisi bersalaman jabat tangan harus dihentikan selama pandemi corona belum teratasi.