Respon Indonesia terhadap Janji AS di Pertemuan Bilateral G20

Rangga Maulana
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Konten dari Pengguna
9 Desember 2022 6:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat semenjak tahun 1949. Tepatnya dibuka secara resmi pada 28 Desember 1949 dan keduanya hingga kini berada pada tahapan Strategic Partnership dengan pengakuan strategis kedua belah pihak. Indonesia dan Amerika Serikat juga menjalin hubungan kerja sama multilateral dengan berbagai negara dan di bawah organisasi internasional, diantaranya yaitu G20.
ADVERTISEMENT
G20 merupakan forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Pada tahun 2022, presidensi G20 diberikan kepada Indonesia oleh Italia selaku ketua KTT G20 pada tahun 2021. Indonesia menjadi ketua atau presidensi G20 sejak 1 Desember 2021. Posisi pemegang presidensi G20 merupakan sebuah kepercayaan dan kehormatan, sekaligus kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar pada pemulihan ekonomi dunia serta tata kelola dunia yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan.
Presidensi G20 Indonesia 2022 mengambil tema “Recover Together, Recover Stronger”. Tema tersebut bermakna Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Alasan tersebut karena pada tahun 2020 dunia dilanda pandemi global yaitu Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China yang berdampak terhadap segala aspek. Pada Presidensi G20 Indonesia 2022 terdapat tiga pilar utama yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital ekonomi. Selain itu, selama mengetuai G20, Indonesia mengedepankan upaya memperkuat lingkungan kemitraan, mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, serta kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Di tengah-tengah pertemuan G20 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia menyempatkan pertemuan secara bilateral dengan Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, Amerika Serikat menjanjikan dana sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 310 triliun kepada Indonesia dengan syarat berhenti menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan mengganti ke energi terbarukan. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyampaikan janji tersebut dalam sela-sela pertemuan KTT G20 2022 di Bali sebagai upaya Amerika Serikat mengajak Indonesia berkomitmen memajukan target emisi nol bersih dalam 10 tahun mendatang hingga 2050.
Alasan lain Amerika Serikat mendorong Indonesia untuk berkomitmen mengurangi dan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil adalah Indonesia menjadi salah satu negara dengan polusi terburuk di dunia. Menurut data World Resources Institute, Indonesia menjadi negara penyumbang 2 persen emisi gas rumah kaca global. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai peran yang penting dalam upaya pencegahan perubahan iklim sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Janji yang disampaikan Joe Biden dalam pertemuan KTT G20 di Bali disanggupi oleh Indonesia. Indonesia berkomitmen pada ekonomi rendah karbon, transisi energi, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dalam program transisi energi ini, Indonesia mengharapkan dapat menunjang keberlangsungan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Dana sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun yang dijanjikan oleh Amerika Serikat nantinya akan disalurkan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang untuk mendukung Indonesia dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE), dengan salah satu implementasinya yaitu “menyuntik mati” PLTU. Dana sebesar US$ 20 miliar ini nantinya akan digunakan untuk mendorong proyek berbasis energi terbarukan seperti mendukung pengembangan kendaraan listrik dan teknologi. Proyek pengembangan ini nantinya juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan dapat berkontibusi terhadap upaya mengurangi dampak perubahan iklim global.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Amerika Serikat akan berinvestasi kepada Indonesia dengan angka mendekati US$ 700 juta atau setara Rp 10,1 triliun yang disampaikan pada pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 Bali. Investasi ini digunakan untuk mengembangkan kerja sama energi listrik berkualitas tinggi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kerja sama dalam bidang ini diimplementasikan dalam Millennium Challenge Corporation (MCC) yang mendukung pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim berkualitas tinggi di lima provinsi, memobilisasi modal internasional untuk mendukung tujuan pembangunan Indonesia, dan meningkatkan akses keuangan untuk usaha milik perempuan, mikro, kecil, dan menengah di Indonesia. MCC juga mendukung perikanan berkelanjutan dan keanekaragaman hayati laut dengan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia serta dukungan dalam pembangunan berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara.
ADVERTISEMENT
Departemen Luar Negeri AS dan Badan Pembangunan Internasional AS juga berencana memberikan bantuan pembangunan dan keamanan bilateral kepada Indonesia sebesar lebih dari US$ 150 juta. Dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 Bali, Indonesia dan Amerika Serikat meninjau upaya mempercepat kemitraan kedua negara di berbagai tantangan dan peluang bersama. Kemitraan kedua negara difokuskan pada percepatan transisi energi bersih dan mendorong kemakmuran yang berkelanjutan.
Pertemuan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat di sela-sela KTT G20 Bali. Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.