Konten dari Pengguna

Asyiknya Berburu Barang Koleksi di Pasar Jumat, Kuwait City

Rangga Yudha Nagara
A soldier without gun... Senna ko Videsh Mantralay. Charaka Buwana Ministry of Foreign Affairs, Indonesia
3 April 2018 20:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Yudha Nagara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Pasar Jumat” di benak warga Jakarta jika mendengar kata ini mungkin yang terlintas adalah sebuah daerah di sekitar terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang semerawut dengan hiruk pikuk bus antar kota dan pembangunan MRT Jakarta. Namun lain halnya dengan Pasar Jumat (Souq al Jum’a) di Kuwait City Ibu kota negara Kuwait yang masih sangat erat dengan kegiatan jual beli.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Kuwait khususnya warga pendatang dan pekerja asing, Pasar Jumat adalah surga belanja yang ditunggu-tunggu tiap pekannya. Ketika hari Jumat tiba mereka akan berbondong-bondong datang ke Pasar Jumat di daerah Shuwaikh, pinggiran Kuwait City.
Berdasarkan situs Lonely Planet, Pasar Jumat berada di urutan 10 destinasi utama Kuwait City akan tetapi bagi penulis kunjungan ke Souq al Jum'a adalah urutan no.1 karena paling mengasyikan. Penulis berbahagia mendapat barang-barang collectibles untuk dibawa pulang ke tanah air dengan harga miring.
Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Kuwait, hal-hal ini tidak boleh dilewatkan:
Apa itu Pasar Jumat / Souq al Jum’a?
Seperti namanya, Pasar Jumat diadakan setiap pekan di hari Jumat (hari libur di Timur Tengah, termasuk Kuwait) setelah sholat Jumat sampai dengan pukul 10 malam. Untuk Pasar Jumat di Shuwaikh digelar di area seluas kurang lebih 15 hektare. Hampir semua barang yang dijual di pasar ini adalah barang-barang bekas atau populernya di Indonesia disebut dengan pasar loak.
ADVERTISEMENT
Pasar loak? Ya memang pasar loak, tapi tunggu dulu, karena ini adalah pasar loaknya Kuwait sebuah negeri petrodollar dengan pendapatan perkapita rata-rata penduduknya sekitar 70.000 USD per tahunnya, tentu saja banyak barang ‘loak’ (baca: bekas tapi mewah) dari penduduk lokal yang kaya raya yang sayang untuk dilewatkan.
Ketika penulis diajak untuk berkunjung ke Pasar Jumat oleh Christian, seorang ekspatriat asal Filipina yang merupakan teman baik penulis. Ia mengatakan bahwa yang akan dikunjungi adalah pasar barang-barang bekas, memang yang pertama kali terlintas dipikiran adalah tempat dimana barang loak yang lusuh, kotor, dan tidak menarik dikumpulkan dan dijual. Namun demikian ajakan tersebut tetap penulis sambut positif, dengan tetap ikut ke sana karena sang teman amat bersemangat mengajak ke lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Jauh dari lusuh dan kotor, penulis sungguh terkejut ketika sampai di Pasar Jumat, Shuwaikh, penulis melihat berbagai barang-barang bekas maupun relatif baru mulai dari perabot rumah tangga, elektronik, sepatu, karpet, barang antik, parfum kelas atas, komik, hingga mainan anak-anak dan dewasa diperdagangkan.
Bagian yang paling menarik dan ramai adalah bagian pasar yang berisi penjual-penjual mainan dan gadget vintage alias jadul. Tentu saja para kolektor akan betah berlama-lama di tempat ini, meneliti satu demi satu gadget kuno idaman. Di tempat tersebut penulis menemukan beberapa kamera dan video game yang langka seperti ‘Atari’ dan ‘Sega Genesis’ yang masih bisa dimainkan.
Menaklukan Pasar Jumat
Bagi Anda yang gemar berbelanja sekaligus berburu barang mahal dengan harga murah, Pasar Jumat memang tempat yang pas untuk memuaskan nafsu berbelanja. Namun sebagaimana layaknya pasar tradisional di seluruh dunia, Anda perlu gigih dalam tawar menawar untuk mendapatkan harga yang benar-benar murah.
ADVERTISEMENT
Sebagai ilustrasi, dengan tawar menawar yang lumayan alot, Christian mendapatkan jam tangan bermerek yang tentunya produk orisinil dengan harga sekitar 15 KD (Kuwaiti Dinar) dari harga awal 30 KD, (1 KD = +/- 45.000 rupiah) padahal harga di toko arloji untuk jam tangan jenis itu masih sekitar 400 – 500 US Dollar. Sahabat saya itu, juga beruntung mendapatkan playstation 4 dengan harga 40 KD padahal harga di pasaran lumayan jauh di atas harga tersebut, kondisinya pun masih mulus.
Meski keahlian dalam tawar menawar dibutuhkan, untuk yang enggan untuk menawar pun tidak jadi masalah karena harga awal yang ditawarkan pedagang di Pasar Jumat ini umumnya sudah lebih murah daripada harga normal di pasaran.
ADVERTISEMENT
Kesabaran dan kejelian juga diperlukan untuk menemukan barang idaman Anda. Selain itu jangan langsung bertransaksi jika menemui barang yang ingin Anda beli, cukup tanya harga terlebih dahulu, dan lanjutkan dengan melihat-lihat di lapak-lapak berikutnya karena bisa jadi ada barang yang lebih bagus dan lebih murah bagi Anda. Jika sudah merasa cukup melihat-lihat, langsung tuju lapak pedagang yang menjual barang incaran Anda.
Tips lain agar nyaman berbelanja di sini adalah:
1. Bawalah uang pecahan kecil agar lebih praktis berbelanja.
2. Datang lebih awal guna mendapat parkir dan keleluasaan dalam memilih barang, karena barang yang bagus cepat laku.
3. Berkunjunglah di musim dingin, sebab suhu musim panas di Kuwait dapat mencapai 48 derajat celsius.
ADVERTISEMENT
Pasar Jumat = Kuwait Insight
Selain mendapat keasyikan berbelanja, melalui Pasar Jumat ini, Anda juga dapat mengenal lebih sosio-kultur Kuwait serta perkembangan terkini Kuwait khususnya dalam hubungan antar bangsa yang berada di Kuwait. Perlu Anda ketahui bahwa 2/3 dari 4 juta orang yang tinggal di Kuwait adalah pekerja asing. Sekitar 10.000 jiwa di antaranya adalah Warga Negara Indonesia.
Selain itu, dengan berbincang-bincang sejenak dengan pedagang dan pengunjung yang rata-rata ramah terhadap turis, sembari duduk minum kopi/teh dipastikan dapat ‘mengisi’ kita dengan muatan lokal yang menarik khas Kuwait yang tidak akan Anda dapatkan dari internet, koran atau televisi sehingga tentu saja menambah value kunjungan Anda di Kuwait.