Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peru Dalam Menghadapi Covid-19
4 Mei 2020 22:24 WIB
Tulisan dari Rangga Yudha Nagara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam menghadapi covid-19 bagi negara berkembang sangat berbeda dengan negara maju. Keterbatasan fasilitas, infrastruktur, anggaran, dan sumber daya di bidang kesehatan membuat negara-negara berkembang tidak bisa secara serta merta mencontoh dan menerapkan langkah-langkah sukses seperti di Korea Selatan, Jerman, Taiwan, atau Singapura dalam penanganan covid-19.
ADVERTISEMENT
Negara berkembang, termasuk Peru, dalam perang melawan covid-19 bergantung pada deteksi dini dan pencegahan untuk membendung covid-19 sebelum menjadi pandemi yang tidak bisa ditangani pemerintah.
Peru termasuk galak dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan covid-19. Hal ini mesti ditempuh Peru karena covid-19 dapat menjadi bencana yang mematikan bagi negara dengan sistem kesehatan yang masih terbatas ini.
Langkah-langkah Peru mencegah covid-19
Pada tanggal 15 Maret 2020 Pemerintah Peru mengumumkan status darurat nasional dan mulai pukul 00.00 16 Maret 2020 Peru langsung menutup seluruh perbatasannya termasuk bandara, pelabuhan, dan perbatasan darat, kecuali untuk kargo, pasokan pangan, dan kemanusiaan.
Seluruh fasilitas publik seperti sekolah, kampus, taman, kantor pemerintah dan swasta wajib tutup dan semua kegiatan dilakukan dari rumah. Hanya rumah sakit, apotik, bank, dan pasar atau super market yang diperbolehkan buka.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini selanjutnya dilengkapi dengan pemberlakuan jam malam dari pukul 8 malam hingga 5 pagi (lantas diperketat menjadi pukul 6 sore – 5 pagi), pembatasan hanya satu orang dalam satu keluarga yang boleh keluar berbelanja, kendaraan wajib memiliki izin jalan untuk dapat ke luar, larangan berkumpul, kewajiban menggunakan masker ketika di luar, bahkan sempat ada pembatasan jenis kelamin yang boleh keluar rumah dimana pada hari senin-rabu-jumat hanya pria yang boleh keluar rumah dan hari selasa-kamis-sabtu adalah perempuan. Minggu total lockdown.
Kampanye pencegahan covid-19 dan raising awareness kebersamaan Peru dalam masa sulit dengan diskursus bahwa nasib Peru berada di tangan seluruh rakyat dan adalah tanggung jawab rakyat Peru digelorakan di berbagai media seperti televisi, internet, koran, radio hingga supermarket.
ADVERTISEMENT
Pembagian 10 juta masker yang dapat dicuci-ulang juga sudah mulai dibagikan ke masyarakat.
Peru juga tidak main-main dalam menindak masyarakat yang bandel melanggar aturan jam malam, social distancing, atau kewajiban memakai masker dan memberlakukan karantina nasional. Seluruh armada kepolisian dan angkatan bersenjata Peru hingga cadangannya diturunkan ke jalan-jalan guna menjaga ketertiban masyarakat. Sampai akhir April 2020 sudah 60.000 orang ditangkap dan diamankan ke kantor polisi dengan kemungkinan didenda hingga 430 soles (sekitar 120 USD).
Di tingkat pejabat tinggi, sejak status darurat nasional diberlakukan, Peru telah melakukan 2 pergantian Menteri. Pertama, Menteri Kesehatan dimana Menteri Kesehatan yang sekarang memiliki keahlian dalam bidang kesehatan masyarakat sehingga dianggap lebih mampu menangani pandemic covid-19. Kedua Menteri Dalam Negeri yang mengundurkan diri karena 1300 polisi tertular covid-19, 17 di antaranya meninggal dalam bertugas.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan test covid-19 secara besar-besaran juga dilakukan Peru guna mengidentifikasi penderita covid-19 dan mengambil langkah-langkah isolasi terhadap penderita tersebut termasuk keluarga dan lingkungan sekitar. Peru merupakan negara dengan jumlah test terbesar di Amerika Latin dengan 355.000 ribu test pada awal Mei 2020 mengalahkan Brazil sebagai negara terbesar di kawasan dan Chile sebagai negara terkaya di kawasan.
Penanganan Pasien Covid-19
Untuk menangani pasien covid-19 Peru mendatangkan alat-alat kesehatan seperti masker, baju hazmat, testpack, bilik disinfektan, dan ventilator dari berbagai negara khususnya China.
Saat ini, Peru memiliki sekitar 6000 tempat tidur di berbagai rumah sakit di seluruh penjuru negeri dimana 4500 di antaranya telah terokupasi pasien covid-19. Adapun untuk kapasitas ICU Peru berjumlah sekitar 800 buah dan 600 sudah dihuni pasien covid-19.
ADVERTISEMENT
Untuk menambah kapasitas perawatan atas pasien covid-19, Peru mengkonversi delapan gedung apartemen bekas wisma atlet pada Pan America Games 2019 yang berkapasitas 3.000 kamar untuk menjadi fasilitas isolasi bagi pasien covid-19 namun belum membutuhkan perawatan intensif.
Layanan telepon darurat 113 disiagakan pemerintah untuk masyarakat yang melaporkan diri memiliki gejala covid-19. Tiap hari penulis mendengar hingga 5-7 kali sirine ambulance bolak-balik menjemput pasien. Aplikasi pada telepon selular berisi informasi dan peta lokasi penyebaran covid-19 dan lokasi pasien terjangkit yang sangat detail juga diluncurkan kepada masyarakat, sehingga mereka dapat menghindari tempat tersebut.
Bantuan kepada rakyat Peru
Untuk mengurangi beban rakyat, Pemerintah Peru memberikan bantuan antara lain:
- membagikan bantuan tunai kepada sekitar 380 soles atau sekitar 120 USD sebanyak dua kali kepada 3 juta rakyat miskin Peru.
ADVERTISEMENT
- keringanan pajak bagi UMKM dan rakyat miskin
- pemotongan biaya pendidikan dan iuran sekolah
- pencairan dana jaringan pengaman sosial bagi pekerja
Berbagai intensif juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan Peru, adapun dana yang digelontorkan Pemerintah Peru selain dari kas negara, BUMN, Peru juga sukses menerbitkan Surat Hutang internasional senilai 3 miliar USD. Menurut Kementerian Keuangan dan Finansial Peru, Pemerintah Peru mengalokasikan 12% dari GDP mereka untuk memerangi covid-19, termasuk dana cair sebesar 12-14 miliar USD untuk tahun 2020.
Hasil dari upaya Peru
Upaya dan langkah-langkah yang diambil Pemerintah Peru secara umum didukung oleh rakyatnya dimana hasil survey oleh lembaga Ipsos menunjukan bahwa Pemerintah Peru mendapat dukungan 83% rakyat pada tanggal 19 April 2020.
ADVERTISEMENT
Hasil dari kampanye kesadaran masyarakat terlihat langsung di lapangan khususnya di kota Lima di mana rakyat Peru secara sadar menjaga jarak di mana pun, selalu memakai masker bahkan sarung tangan, hanya ada keramaian di pasar dan swalayan, atau bank.
Hasil dari penegakan aturan yang tegas terlihat dengan turunnya jumlah orang yang ditangkap akibat pelanggaran jam malam.
Solidaritas terhadap frontliners seperti tenaga kesehatan, aparat keamanan, dan petugas kebersihan pun terlihat dengan berbagai apresiasi masyarakat setiap harinya dari mulai tepuk tangan bersama saat jam malam dimulai, ucapan terima kasih via berbagai media, pemberian bonus, hingga peletakan makanan di depan rumah bagi petugas.
Jajaran Pemerintah juga terlihat kompak, Presiden Vizcarra hampir tiap hari update mengenai covid-19 didampingi anggota kabinetnya yang setelah konferensi pers Presiden melanjutkan dengan mengumumkan kebijakan sektornya masing-masing, misalnya tentang stimulus ekonomi oleh Menteri Keuangan, atau tentang pembelian alat kesehatan oleh Menkes.
ADVERTISEMENT
Memang dengan jumlah tes yang masif dilakukan pemerintah Peru membuat negara ini bercokol di urutan 17 dunia dengan jumlah kasus mencapai 42.000 kasus per awal Mei 2020 dengan jumlah meninggal hingga 1000 orang. Namun upaya penanganan oleh tenaga medis Peru juga menunjukan hasil menggembirakan dimana sudah 11.000 orang dinyatakan sembuh.
Kini masa lockdown Peru sudah mencapai hari ke 47 dan masih belum diketahui apakah kebijakan ini akan diperpanjang atau selesai pada 11 Mei 2020 dan tetap kentara bahwa tantangan berat dari covid-19 masih ada dihadapan Peru, apalagi Peru baru akan memasuki musim dingin, dimana udara dingin konon dapat memacu peningkatan tajam kasus covid-19 seperti di negara-negara Barat dan China. Namun demikian, jika melihat kebersamaan dan kekompakan rakyat dan pemerintah Peru di saat sulit ini memberikan optimisme Peru bisa menang melawan covid-19. Semoga.
ADVERTISEMENT