Rangkum 23 Juni 2018: Miris Jembatan, Atlet DKI, hingga Adik Pram

Konten Media Partner
23 Juni 2018 6:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jembatan penghubung Desa Pembantanan-Sungai Pinang Baru, Kabupaten Banjar, sudah tiga tahun dalam kondisi memprihatinkan. Jembatan dengan kontruksi kayu itu compang-camping dan membahayakan bagi pengendara motor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada tiga berita lain dalam edisi ini. Berikut daftarnya.
1. Teroris Aman Abdurrahman Divonis Hukuman Mati
Senyum Aman setelah divonis mati. (Foto: Mirsan/kumparan)
Pemimpin Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Aman Abdurrahman, divonis hukuman mati oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia dinilai terbukti melakukan tindak pidana terorisme terkait bom Thamrin dan Kampung Melayu.
Selain itu, kegiatan ceramah Aman tentang kajian syirik akbar atau syirik demokrasi, dianggap mengakibatkan para pengikutnya terprovokasi hingga mempunyai pemahaman radikal.
2. Jembatan Sungai Tabuk Sudah 3 Tahun Dibiarkan Rusak
Jembatan Sungai Tabuk (Foto: Banjarhits)
Jembatan penghubung Desa Pembantanan-Sungai Pinang Baru, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, sudah tiga tahun dalam kondisi memprihatinkan. Jembatan dengan kontruksi kayu itu compang-camping dan membahayakan bagi pengendara motor.
Yusran, salah seorang warga, mengatakan kerusakan jembatan menyebabkan banyak pengendara motor tercebur ke sungai. "Apa harus menunggu ada yang meninggal dulu, baru ada tanggapan pemerintah Provinsi Kalsel dan Kabupaten Banjar?" katanya.
ADVERTISEMENT
3. Kisah Pilu Aming, Atlet DKI yang Tak Dapat Honor selama 6 Bulan
Atlet Tarung Derajat DKI Jakarta (Foto: dok. Aming)
Aming (29), seorang atlet tarung derajat asal DKI Jakarta, tidak mendapatkan honor selama 6 bulan. Padahal, atlet seperti dia seharusnya diberi bayaran minimal Rp 3,5 juta per bulan.
Akibatnya, Aming diusir dari kontrakannya di Jakarta. "Saya sekarang jadi buruh percetakan. Upahnya Rp 10 Ribu per jam, kalau kerja 5-6 jam dapat Rp 50-Rp 60 ribu. Lumayan buat jajan anak," ujar Aming.
4. Adik Pramoedya Ananta Toer: Doktor dari Rusia yang Kini Jadi Pemulung
Soesilo Toer memulung (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Soesilo Toer (81 tahun), adik sastrawan Pramoedya Ananta Toer, bekerja sebagai pemulung di Blora. Padahal, ia merupakan lulusan S3 Institut Plekhanov Uni Soviet (Rusia).
ADVERTISEMENT
Selain sebagai mata pencaharian, memulung juga menjadi inspirasi bagi Soes untuk menulis. Sejak usia 13 tahun, adik keenam Pram itu sudah aktif menulis. Karyanya yang telah menjadi buku lebih dari 20 buah. Kini, sekitar 15 buku lainnya akan segera terbit.
Sila ikuti terus berita yang telah kakmi pilih di sini.