Diskriminasi Kaum Minoritas Zainichi Korea di Jepang

Rani Purwanti
Asal Sidoarjo
Konten dari Pengguna
17 Juli 2021 17:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rani Purwanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jepang sendiri dikenal sebagai masyarakat homogen yang memiliki identitas nasional yang kuat dan dapat dikatakan sangat sedikit memiliki perbedaan etnis atau ras. Namun bukan berarti tidak memiliki perbedaan sama sekali kan?
ADVERTISEMENT
Faktanya, banyak ditemukan kaum-kaum minoritas yang juga tinggal di Jepang, salah satunya adalah Zainichi Korea.
Sumber: unsplash.com
Istilah zainichi ini bisa diartikan sebagai tinggal di Jepang, sehingga dapat digunakan untuk menunjuk orang asing yang tinggal di Jepang. Tapi sayangnya kata zainichi lebih sering diasosiasikan dengan keturunan Korea di Jepang (Fildza, 2021).
Sebagai kaum minoritas yang hidup di Jepang, tentu saja banyak di antara mereka yang mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari masyarakat sekitar.
Di bawah ini adalah beberapa contoh kasus diskriminasi yang terjadi pada kaum zainichi korea di Jepang.

Kasus Rasisme Kaum Zainichi Korea

Seperti yang kita tau bahwa jika dilihat secara fisik, tentu saja kaum Zainichi Korea memiliki kesamaan dengan masyarakat Jepang pada umumnya. Tapi jika dilihat dari garis keturunannya jelas berbeda.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat mereka mengalami kebingungan identitas. Krisis identitas inilah yang menjadi konflik internal yang tidak dapat dilepaskan dari komunitas ini (Fukuoka dalam Lee, 2017: 50).
Salah satu contoh dari kasus rasisme yang diterima oleh kaum Zainichi Korea yaitu pada 2021 lalu, seorang mahasiswa Zainichi Korea bernama Yoo Jaeho menceritakan pengalamannya saat mendapatkan diskriminasi di universitas. Jaeho yang saat itu di terima di Universitas Komazawa pada April 2016. Yoo telah bersekolah di sekolah Jepang sampai SMA, dan telah menggunakan nama alias Jepang-nya dalam kehidupan sehari-hari. Ia selalu merasa ragu untuk mengungkapkan nama resminya kepada teman-temannya, dan terkadang merasa frustrasi karenanya, sehingga ia berencana untuk mulai hidup dengan nama resminya di perguruan tinggi. Tapi itu juga bukan karena dia merasakan penolakan terhadap nama Jepangnya, jadi dia pikir tidak masalah jika dia menggunakannya pada dokumen resmi.
ADVERTISEMENT
Kemudian setelah menyerahkan semua dokumen terkait pendaftarannya dalam alias Jepang-nya, kantor registrasi melihat nama itu berbeda dengan nama resminya, lalu mendesak Yoo untuk mengajukan izin menggunakan alias Jepang-nya. Sehingga selama Yoo berkuliah di Komazawa, ia harus selalu menggunakan nama Jepang-nya.
Sumber: pixabay.com
Satu tahun kemudian, Yoo yang melakukan negosiasi dengan pihak universitas akhirnya bisa mengubah namanya di semua catatan universitas ke nama Korea-nya.
Contoh bentuk rasisme lainnya yaitu ujaran kebencian yang lakukan oleh pria berumur 68 tahun di Jepang kepada kaum Zainichi Korea. Pada 12 mei lalu, seorang pria berusia 68 tahun yang tinggal di Prefektur Oita diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi Tokyo untuk membayar ganti rugi 1,3 juta yen kepada Neo Nakane berusia 18 tahun dari Prefektur Kanagawa karena pernyataan rasis yang dibuat pria Oita di blognya tiga tahun lalu. Nakane, yang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, menuntut pria tersebut atas komentar yang dibuat tentang dirinya dan ibunya, yang merupakan etnis Korea (Shoji 2021).
ADVERTISEMENT
Salah satu aktor dan atlet MMA keturunan Korea-Jepang, Choo Sung Hoon (Yoshiro Akiyama) yang membintangi salah satu variety show Korea yang berjudul “The Return of Superman” membagikan komentarnya mengenai diskriminasi yang dihadapi oleh kaum zainichi di Jepang.
Sumber: pixabay.com
Dalam salah satu interview-nya dengan media Korea, Sung Hoon berkata bahwa,
ADVERTISEMENT
Di Jepang sendiri sudah muncul kelompok yang menentang adanya zainichi korea, yaitu Zaitokukai.
Zaitokukai memiliki kepanjangan yaitu Zainichi Tokken o Yurusanai Shimin no Kai (在日特権を許さない市民の会) yang artinya Asosiasi Masyarakat yang Menentang Hak Istimewa Zainichi (Amin, 2018).
Alasan munculnya Zaitokukai ini sebenarnya tidak lepas dari adanya konsep uchi to soto ( 内 と 外 ) yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Konsep ini mengarah pada masyarakat Jepang yang cenderung sulit untuk menerima kelompok lain yang berasal dari luar dan dianggap berbeda.
Adanya diskriminasi dan rasisme pada kaum minoritas di Jepang hingga saat ini masih menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan secara serius, karena bukan hanya dilakukan oleh suatu kelompok yang memang menentang adanya minoritas ini, namun diskriminasi dan rasisme pada kaum minoritas dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jepang sendiri, termasuk pada instansi Pendidikan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Amin, Muhammad C. 2018. “Sikap Diskriminatif Zaitokukai Terhadap Kelompok Minoritas Zainichi Korean” Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Anandhini, Fildza N. 2021. “Peran United Nations Human Rights Council (UNHRC) dalam Menangani Diskriminasi Terhadap Zainichi Koreans di Jepang.” Padjadjaran Journal of International Relations (PADJIR) (1):62-63. Accessed July 9, 2021. doi:10.24198/padjir,v3i1.30694.
Chiavacci, D. (2017). Migration and integration patterns of new immigrants in Japan: Diverse structures of inequality. In D. Chiavacci & C. Hommerich (Eds.), Social inequality in post- growth Japan: Transformation during economic and demographic stagnation, (233–249). London: Routledge.
Dah-young, Oh. 2011. “The biggest fight of his life.” Korea JoongAng Daily, Februari 21. https://koreajoongangdaily.joins.com/2011/02/21/people/The-biggest-fight-of-his-life-/2932496.html
Kumpis, A. (2015). Representations of Zainichi Koreans in Japanese Media: The Case of The Japan Times 2000-2014. International Journal of Area Studies.l,0
ADVERTISEMENT
Lee, Jung Hui. 2017. “Superordinate Identity in Zainichi Koreans (Koreans Living in Japan).” IAFOR Journal of Psychology & the Behavioral Sciences 49—60.
Park, K. (2014). Kimuchi to watashi: Zainichi korian josei no fukuzatsu na mune no uchi [Kimchi and I: a Zainichi Korean woman’s complex inner dialogue]. Sai, 71, 40–41.
Shoji, Kaori. 2021. “Calling out the elephant in the blogosphere.” The Japan Times, Mei 22. https://www.japantimes.co.jp/news/2021/05/22/national/media-national/hate-speech-online-blogs/
Trihtarani, Febriani E, M. Mahbubdin Ridha al Fasya, Nurussofa Yusticia, dan Nurussofa Yusticia. 2019. “Antara Zainichi Dan Pachinko: Representasi Zainichi Korea Dalam Novel Pachinko Karya Min Jin Lee” Poetika 7 (2): 171-172. Accessed July 9, 2021. Doi: 10.22146/poetika.51208
“Zainichi student fights 11 months for Japanese univ. to recognize his Korean name.” 2021. The Mainichi, 30 Maret.
ADVERTISEMENT