Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Gairah Animasi Jepang di Tengah Pandemi COVID-19

Ranny Rastati
Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN. Fokus kajiannya antara lain kajian media dan budaya pop. Email: [email protected].
Konten dari Pengguna
21 April 2021 21:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ranny Rastati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Poster (Foto: imdb)
zoom-in-whitePerbesar
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Poster (Foto: imdb)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh Ranny Rastati (Peneliti LIPI)
Apa jadinya jika saat pulang ke rumah, kamu mendapati seluruh keluargamu tewas dibantai oleh iblis. Adik perempuanmu sekarat, namun ia tidak lagi menjadi manusia karena telah berubah menjadi iblis. Sebuah prolog yang memilukan sekaligus membuat bergidik saat menyaksikan serial animasi Jepang (anime) berjudul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba (鬼滅の刃) yang tayang di Netflix. Meskipun anime ini diproduksi tahun 2019, namun saya baru berkesempatan menontonnya pada saat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Diangkat dari komik Jepang (manga) karya Koyoharu Gotouge, anime Demon Slayer menceritakan perjalanan Tanjiro Kamado menjadi pembasmi iblis setelah keluarganya dibunuh dan adiknya, Nezuko Kamado, menjadi iblis. Untuk mengembalikan Nezuko menjadi manusia, Tanjiro memutuskan berlatih keras di bawah didikan Sakonji Urokodaki untuk menjadi salah satu pembasmi iblis. Setelah melewati ujian selama tujuh hari di sebuah gunung yang penuh iblis, Tanjiro berhasil lulus dan bergabung dengan Demon Slayer Corps. Berbagai misi pun harus diselesaikan demi melindungi umat manusia dari iblis pemakan manusia.
Anime berlatar belakang era Taisho (1912-1926) ini menampilkan karakter antagonis bernama Muzan Kibutsuji. Muzan adalah raja iblis berusia 1.000 tahun yang menjadi sumber kekacauan dunia. Muzan sangat sulit dikalahkan karena meskipun kepalanya berhasil dipenggal, namun dapat tumbuh kembali dalam waktu singkat. Ia pun memiliki kemampuan dapat mengubah manusia menjadi iblis dan sebaliknya. Kemampuan inilah yang membuatnya dikejar oleh Tanjiro yang ingin mengembalikan Nezuko menjadi manusia. Uniknya, Muzan hidup berbaur dengan manusia. Ia bahkan menikah dan memiliki anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak diakui pemerintah, Demon Slayer Corps telah memburu iblis sejak zaman kuno. Organisasi ini dipimpin oleh keluarga Ubuyashiki. Ada sepuluh peringkat yang membagi para pembasmi iblis dimulai dari peringkat terbawah yaitu Mizunoto, Mizunoe, Kanoto, Kanoe, Tsuchinoto, Tsuchinoe, Hinoto, Hinoe, Kinoto, dan Kinoe. Selain peringkat, ada kelompok elite bernama Hashira (Pilar) yang merupakan para pembasmi iblis terkuat. Untuk menjadi Hashira, pembasmi iblis harus membunuh setidaknya 50 iblis atau membunuh salah satu dari Dua Belas Iblis Bulan yaitu sekelompok iblis terkuat yang secara langsung melayani Muzan.
Para pembasmi iblis memiliki karakteristik khusus sesuai dengan teknik pernapasan yang membuatnya memiliki kekuatan super. Beberapa teknik pernapasan seperti air, api, angin, batu, suara, kabut, dan petir. Setiap teknik dapat dimodifikasi dan membentuk teknik pernapasan baru seperti teknik pernapasan ular, cinta, dan serangga.
ADVERTISEMENT
Meskipun sarat dengan adegan kekerasan dalam pertarungan antara para pembasmi iblis Kimetsu no Yaiba dan iblis, namun ternyata banyak hal yang dapat dijadikan renungan. Karakter Tanjiro misalnya, meskipun ia seorang anak yatim yang tinggal jauh di gunung, namun ia berbakti kepada ibu dan menjadi tulang punggung keluarga. Sebagai anak remaja, Tanjiro bekerja keras menjual arang ke penduduk di kaki gunung demi menghidupi ibu dan kelima adiknya.
Melalui hubungan Tanjiro dan Nezuko pun penonton disuguhi pentingnya ikatan keluarga. Meskipun Nezuko telah menjadi iblis, namun Tanjiro percaya bahwa Nezuko tidak akan menyakitinya. Tanjiro pun terus berusaha untuk mencari cara demi kesembuhan adiknya. Nezuko yang telah menjadi iblis pun berhasil menahan hasratnya untuk memakan manusia, alih-alih ia bahu-membahu membasmi iblis bersama Tanjiro dan melindungi manusia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anime ini juga menekankan sisi humanis ditandai dengan kaburnya batas-batas antara baik dan jahat. Iblis tidak hanya digambarkan sebagai sosok yang jahat, namun ada kisah di balik mengapa ia berubah menjadi iblis. Dalam episode 20 misalnya, cerita yang diangkat adalah kisah tentang Rui, salah satu dari Dua Belas Iblis Bulan, yang rindu akan kasih keluarga. Setelah puluhan tahun menjadi iblis, ia lupa memorinya saat menjadi manusia. Rui pun membentuk keluarganya sendiri yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik.
Selain dalam bentuk serial anime, Demon Slayer juga diadaptasi menjadi film anime berjudul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train. Meskipun rilis dalam situasi pandemi COVID-19, film anime Demon Slayer berhasil menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman Jepang. Tayang pada Oktober 2020, film anime Demon Slayer berhasil memperoleh pendapatan $313,7 juta, mengalahkan film anime Spirited Away karya Hayao Miyazaki yang menghasilkan $305juta (Schilling, 2020).
ADVERTISEMENT
Berbagai karakter kuat yang ditampilkan dalam anime Demon Slayer memberikan kesan mendalam bagi penontonnya. Berdasarkan sebuah survei oleh Benesse terhadap 7.661 siswa sekolah dasar kelas 3 hingga 6 di Jepang mengenai ‘Siapa yang paling kamu hormati selama tahun 2020?’ ditemukan jawaban yang mengejutkan (Loveridge, 2020). Tanjiro Kamado menjadi sosok yang paling dihormati oleh para responden.
Selain Tanjiro, ada enam karakter lain dalam Demon Slayer yang dihormati oleh responden yaitu Shinobu Kocho (peringkat 3), Giyu Tomioka (peringkat 6), Nezuko Kamado (peringkat 7), Kyojuro Rengkoku (peringkat 8), Zenitsu Agatsuma (peringkat 9), dan Muichiro Tokito (peringkat 10). Sementara tiga sosok selain karakter Demon Slayer yang dihormati adalah ibu (peringkat 2), guru sekolah (peringkat 4), dan ayah (peringkat 5).
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki nilai yang dapat dijadikan pelajaran, namun anime Demon Slayer sarat adegan kekerasan yang intens seperti luka berdarah, pertarungan sampai mati, dan iblis yang menakutkan. Netflix sendiri memberikan rating 16+ yang berarti tayangan untuk remaja berusia di atas 16 tahun. Hasil survei ini tentunya dapat menjadi alarm bagi orangtua dalam memilah tayangan yang sesuai bagi anak.
Referensi
Loveridge, L. "According to Poll, Japanese Kids Admire Tanjirō More Than Their Parents". (Anime News Network, 11 Desember 2020), https://www.animenewsnetwork.com/interest/2020-12-10/according-to-poll-japanese-kids-admire-tanjiro-more-than-their-parents/.167251 (diakses 20 April 2021)
Schilling, M. “‘Demon Slayer’ Sets All-Time Record at Japanese Box Office”. (Variety, 27 Desember 2020), https://variety.com/2020/film/news/demon-slayer-record-japan-box-office-1234875410/ (diakses 20 April 2021)