Masihkah Menjadi Ideologi Nasional Bangsa Indonesia?

MUHAMMAD RAQI SAFA DEFRIMA
Taruna Poltekip Angkatan 57
Konten dari Pengguna
28 Februari 2024 18:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MUHAMMAD RAQI SAFA DEFRIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Relevansi Pancasila di Era Modern

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut Ramlan Surbakti, terdapat dua konsep ideologi dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Pertama, ideologi fungsional, yang merujuk pada kumpulan gagasan tentang kepentingan bersama atau mengenai struktur masyarakat dan negara yang dianggap optimal. Kedua, ideologi struktural, yang didefinisikan sebagai suatu sistem pertahanan, di mana setiap kebijakan dan tindakan diatur oleh penguasa. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki Ideologi Pancasila sebagai landasan filosofi negara. Ini berarti bahwa Pancasila
ADVERTISEMENT
menjadi acuan bagi kehidupan bersama masyarakat Indonesia dalam pelaksanaan dan pembangunan kehidupan sosial.
Pancasila juga berperan sebagai basis hukum negara yang mengatur negara Republik Indonesia secara konstitusional, bersama dengan semua komponen masyarakatnya, termasuk rakyat, wilayah, dan pemerintah. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945, Pancasila diakui sebagai sumber segala sumber ketatanegaraan.
Gambar 1. Garuda Pancasila ( Sumber : https://pixabay.com/id/illustrations/indonesia-nasional-lambang-1573943/ )
Sebagai filosofi bangsa dan negara, Pancasila menjadi landasan bagi semua isi peraturan perundang-undangan yang tidak diizinkan untuk bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai tersebut menjadi standar tolak ukur bagi perilaku kita. Sebagai contoh, nilai persatuan yang terdapat dalam sila ketiga menuntut kita untuk bersatu sebagai warga negara Indonesia, walaupun memiliki latar belakang daerah, agama, dan suku yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pertanyaan mengenai relevansi Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia pada saat era modern saat ini dapat terjawab.
Jawabannya tentu saja masih relevan. Apa alasannya?
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang kian deras, pertanyaan tentang relevansi Pancasila sebagai ideologi bangsa kembali semakin mencuat ke permukaan. Di era digital yang penuh dengan disrupsi dan perubahan, muncul keraguan apakah nilai-nilai Pancasila masih mampu menjawab tantangan zaman dan mengayomi seluruh rakyat Indonesia.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, Pancasila memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang membuatnya tetap relevan di era modern. Pertama, Pancasila merupakan ideologi yang berlandaskan pada nilai-nilai universal seperti Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini bersifat abadi dan tidak lekang oleh waktu, sehingga mampu menjadi kompas moral bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan.
ADVERTISEMENT
Kedua, Pancasila memiliki sifat terbuka dan dinamis, yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan dengan sejarah Pancasila yang telah mengalami beberapa kali penyesuaian dan reinterpretasi tanpa kehilangan esensi dan maknanya. Dalam era modern, Pancasila dapat diinterpretasikan dengan cara yang lebih kontekstual dan aplikatif dalam menjawab berbagai permasalahan bangsa.
Ketiga, Pancasila terbukti mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang majemuk dengan berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Di tengah keragaman tersebut, Pancasila menjadi pemersatu dan perekat bangsa, serta menjadi dasar bagi terciptanya kehidupan yang harmonis dan toleran.
Lalu mengapa Pancasila masih dianggap memiliki kekuatan yang 'sakti' dan tetap relevan bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini?. Jawabannya karena sampai saat ini, Pancasila selalu tetap eksis menjadi alat pemersatu bangsa di tengah keragaman Indonesia. Pancasila dianggap memiliki kekuatan yang 'sakti' karena berperan sebagai sarana untuk menyatukan bangsa dengan nilai-nilai toleransi, harmoni, dan keterbukaan terhadap perkembangan zaman. Indonesia terkenal dengan keragaman agama, ras, suku, dan adat istiadatnya. Di tengah kondisi ini, Pancasila hadir dengan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang mampu mengatasi berbagai perbedaan yang ada. Sejarah dimana pelaksanaan pemerintahan Indonesia telah membuktikan bahwa Pancasila memiliki kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan seperti bahasa, budaya, agama, dan politik di Indonesia memiliki potensi untuk memecah belah bangsa jika tidak didukung oleh semangat persatuan yang diperkuat oleh Pancasila.
ADVERTISEMENT
Pancasila akan terus relevan untuk menjaga kedaulatan negara Indonesia, dan pancasila merupakan kebutuhan yang mutlak bagi seluruh generasi bangsa. Kualitas penerus bangsa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan keterampilan, tetapi juga oleh kekuatan ideologi Pancasila. Pancasila juga mampu mengubah perbedaan menjadi kekayaan, keragaman menjadi keindahan, dan menyatukan segala perbedaan yang ada.
Namun ditengah Pancasila memiliki banyak keunggulan, bukan berarti tidak ada tantangan yang dihadapi di era modern seperti saat ini. Salah satu tantangan terbesar adalah munculnya ideologi-ideologi lain yang berusaha menggantikan Pancasila. Salah satunya adalah masifnya penyebaran ideologi alternatif melalui media informasi, seperti radikalisme, ekstremisme, dan konsumerisme. Hal ini akan berdampak pada penurunan minat belajar Pancasila dan kurangnya daya tarik pembelajaran Pancasila. Selain itu, masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami dan mengamalkan Pancasila dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dalam era globalisasi, ketahanan ideologi Pancasila akan diuji kembali. Mulai dari masuknya berbagai ideologi alternatif ke dalam masyarakat banyak melalui dari beragam media informasi yang dapat diakses oleh semua warga negara Indonesia.
Pancasila adalah ideologi yang terbuka, dimana pancasila juga menerima nilai-nilai baru yang bermanfaat bagi bangsa. Namun, perlu waspada juga terhadap ideologi-ideologi baru tersebut. Jika tidak diwaspadai dengan baik, maka akan ada risiko masyarakat terdorong ke arah ideologi luar, sementara nilai-nilai dan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bisa terlupakan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperkuat dan membumikan Pancasila di era modern seperti saat ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat dan membumikan Pancasila melalui berbagai langkah konkret. Pertama, pendidikan menjadi fondasi utama dalam memperkuat pemahaman dan penghayatan terhadap Pancasila. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kurikulum pendidikan Pancasila di sekolah dan perguruan tinggi, serta melalui pendidikan informal yang dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kedua, sosialisasi yang efektif perlu dilakukan untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat luas. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media dan platform, termasuk media sosial, seminar, dan kampanye publik. Ketiga, penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran terhadap Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa juga menjadi langkah penting. Dengan menegakkan hukum secara adil dan konsisten, akan tercipta lingkungan yang mendukung keberadaan Pancasila sebagai landasan negara. Terakhir, keteladanan dari pemimpin dan tokoh masyarakat sangat diperlukan. Mereka harus menjadi contoh yang nyata dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk mengikutinya. Dengan beberapa upaya ini, diharapkan Pancasila tetap menjadi landasan kuat bagi persatuan, keadilan, dan kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
TARUNA MADYA POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN ANGKATAN 57 MUHAMMAD RAQI SAFA DEFRIMA
ADVERTISEMENT