Konten dari Pengguna

Program Sterilisasi Massal Kucing Tak Sepenuhnya Tepat Sasaran

Rizfira Yasmin
Mahasiswa Antropologi di Universitas Airlangga
8 Mei 2023 16:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizfira Yasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pecinta kucing memberikan makan kepada sejumlah kucing liar di kawasan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pecinta kucing memberikan makan kepada sejumlah kucing liar di kawasan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kucing liar merupakan salah satu hewan yang paling sering kita temui di setiap jalan dan sudut kota. Mulai dari gang-gang perkampungan, tempat makan, pasar, dan banyak tempat lain. Kucing liar merupakan hewan yang tidak pernah dirawat secara langsung oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dari mereka biasanya takut dengan manusia. Kucing liar jarang yang ingin berkontak langsung dengan manusia. Juga biasanya kucing liar merupakan hewan berteritorial dan tidak hidup berkelompok. Namun pada kasus tertentu, kucing juga dapat hidup berkoloni.
Harapan usia hidup kucing dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor lingkungan, makanan, dan kesehatan. Kucing ideal yang terawat dengan baik dapat hidup hingga 20 tahun.
Namun, kenyataan yang dimiliki oleh kucing liar, angka harapan hidupnya jauh mencapai angka hidup kucing ideal. Kucing liar rata-rata dapat hidup mencapai 10-15 tahun. Namun 10-15 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi seekor kucing.
Dalam kurun waktu satu tahun, kucing betina yang siap bereproduksi dapat melahirkan rata-rata 3-6 anak sekaligus dengan waktu 2-3 kali masa kawin dalam setahun. Sedangkan umur kucing betina yang sudah siap bereproduksi dimulai dari umur enam bulan.
Populasi Kucing Liar Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dapat kita bayangkan jika seekor kucing betina memiliki masa reproduksi yang subur, berapa banyak kucing yang hidup? Apakah manusia dan kucing tidak akan saling mengganggu?
ADVERTISEMENT
Kucing hidup secara teritorial, yang di mana hanya kemungkinan kecil ia akan pergi dari kawasan awal ia hidup. Sehingga kucing-kucing tersebut akan hidup dan bereproduksi di tempat yang sama dalam waktu yang lama.
Hal ini menyebabkan pembeludakan populasi hewan. Ketika jenis hewan tertentu membeludak, sebaiknya manusia yang memiliki akal dan pikiran, dapat berantisipasi untuk menurunkan populasi tersebut.
Salah satu antisipasi pada permasalahan pembeludakan kucing di lingkungan tempat tinggal adalah dengan sterilisasi kucing. Hal ini sudah dilakukan oleh banyak kucing berpemilik.
Para pemilik kucing sudah lebih memiliki kesadaran akan pentingnya sterilisasi pada hewan peliharaannya. Sebab, salah satu manfaat dari sterilisasi kucing bukan hanya untuk menurunkan populasi, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan kucing itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua pemilik kucing teredukasi dengan baik. Sehingga pemerintah kota dan daerah seharusnya ikut turut serta dalam mengatur dan meredakan permasalahan ini.
Penertiban kucing liar di Rusun Tanah Tinggi Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pemerintah kota dan daerah seharusnya dapat menyelesaikan permasalahan ini lewat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sehingga adanya pembeludakan populasi pada kucing merupakan tugas dinas tersebut untuk diselesaikan. Salah satu contoh untuk menyelesaikan permasalahan pembeludakan populasi kucing adalah dengan sterilisasi kucing liar.
Untuk di DKI Jakarta sendiri, memang sudah ada program sterilisasi gratis yang dinaungi oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi (KPKP) DKI Jakarta. Namun, program sterilisasi tersebut hanya diperuntukkan pada kucing domestik yang berpemilik dan berfokus pada kucing jantan saja.
Padahal, untuk kucing yang berpemilik, sudah ada program steril subsidi tersendiri, jika memang harga steril kucing cukup memberatkan.
ADVERTISEMENT
Seharusnya program sterilisasi kucing massal ini hanya berfokus pada kucing liar tak berpemilik saja. Karena kucing liar lebih tak teratur dan tak diatur oleh manusia, sehingga populasi kucing yang hidup di jalan lebih banyak dari perkawinan kucing liar daripada hasil dari kucing berpemilik.