Konten dari Pengguna

Apa Penyebab Maraknya Joki Karya Ilmiah di Kalangan Mahasiswa?

Rara Oktavia Arina
Mahasiswa Psikologi semester 1 Universitas Pembangunan Jaya
12 Desember 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rara Oktavia Arina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa berdiskusi di depan laptop, mencerminkan tekanan akademik yang kerap memicu praktik penyimpangan seperti penggunaan jasa joki.
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa berdiskusi di depan laptop, mencerminkan tekanan akademik yang kerap memicu praktik penyimpangan seperti penggunaan jasa joki.
ADVERTISEMENT
Penyimpangan akademik merupakan tindakan yang melanggar norma-norma dalam akademik (Kementerian Pendidikan, 2022), salah satu contoh dari penyimpangan akademik yaitu perjokian. Perjokian termasuk dalam tindakan pelanggaran akademik.
ADVERTISEMENT
Joki merupakan sebuah fenomena di mana seseorang menggunakan jasa pihak ketiga untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas akademik dengan ketentuan atau kontrak tertentu seperti biaya pengerjaan dan ketentuan waktu pengerjaan. (Nur, 2023)
Praktik joki dalam penulisan karya ilmiah di kalangan mahasiswa dan dosen semakin menjadi perhatian dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Jika melihat kembali ke periode tahun 1990-2000-an, aktivitas ini cenderung berlangsung secara tersembunyi dan informal, dengan promosi yang mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut. Namun, seiring perkembangan teknologi, praktik tersebut semakin meluas dan kini dianggap sebagai hal yang umum (Anggoro, 2024). Saat ini, jasa joki bahkan memanfaatkan teknologi canggih untuk mempromosikan layanan mereka melalui poster digital yang disebarkan di media sosial. Contoh nyata dapat dilihat pada kasus calon guru besar atau dosen yang menggunakan jasa joki untuk menyusun karya ilmiah, di mana informasi mengenai layanan tersebut biasanya mereka peroleh dari platform media sosial.
ADVERTISEMENT
Praktik perjokian di kalangan mahasiswa dan dosen dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Pertama, tekanan akademik dan persaingan yang semakin ketat menjadi alasan mendasar. Mahasiswa masa kini dihadapkan pada tuntutan akademik yang jauh lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya dituntut untuk memenuhi target akademik yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk melampaui harapan tersebut. Persaingan dengan teman sebaya dalam hal nilai dan pencapaian akademik semakin memperburuk tekanan ini. Banyak mahasiswa, bahkan dosen, merasa terpaksa menggunakan jasa joki untuk menyelesaikan tugas akademik mereka demi mencapai prestasi tinggi dan mengamankan posisi di dunia kerja yang semakin kompetitif. (SOBAT BELAJAR, 2024)
Kedua, kemajuan teknologi informasi telah mempermudah akses terhadap jasa joki. Jika sebelumnya mahasiswa harus mencari informasi melalui jalur informal atau dari jaringan sosial mereka, kini mereka dapat dengan mudah menemukan penyedia jasa joki melalui platform daring (Anggoro, 2024). Kemudahan akses ini membuat praktik perjokian semakin berkembang, karena baik mahasiswa maupun dosen dapat dengan mudah dan cepat menemukan layanan yang mereka perlukan, tanpa harus khawatir tentang kerahasiaan atau keamanan.
ADVERTISEMENT
Ketiga yaitu, sikap pragmatisme yang berkembang di kalangan mahasiswa dan dosen turut menjadi penyebab perjokian. Banyak mahasiswa yang merasa tidak memiliki kemampuan menulis ilmiah yang memadai. Ketimbang menghadapi tantangan tersebut dengan belajar atau berusaha lebih keras, mereka memilih jalan pintas dengan memesan karya ilmiah dari joki. Sikap ini mencerminkan orientasi pada hasil instan tanpa memperhitungkan proses akademik yang seharusnya ditempuh secara etis dan jujur.(Akbar & Hartanto, 2024).
Selanjutnya adalah Regulasi yang memaksa. Regulasi dan ketentuan internasional yang mendesak dosen dan peneliti untuk menerbitkan karya ilmiah di jurnal internasional. "Sistem penilaian akademik Indonesia baik terhadap dosen maupun peneliti membuat para akademisi kita terutama dalam konteks peneliti madya dan utama secara terpaksa menerbitkan jurnal internasional," kata Amin kepada NU Online (14/02/2023). Jika dalam satu tahun target publikasi di jurnal bereputasi seperti Scopus tidak tercapai, tunjangan kinerja (tukin) mereka akan dipotong (Amaliyah, 2023).
ADVERTISEMENT
Praktik joki di kalangan mahasiswa dan dosen adalah fenomena yang rumit dan dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti tekanan akademik, kemajuan teknologi, sikap pragmatis, dan regulasi yang ada. Kemudahan akses teknologi dan beban akademik yang tinggi membuat baik mahasiswa maupun dosen semakin tergoda untuk menggunakan layanan joki dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Kondisi ini menyebabkan pergeseran nilai-nilai dalam dunia pendidikan dan membutuhkan perhatian serius dari institusi pendidikan serta pemerintah untuk menanganinya.
DAFTAR PUSTAKA
ADVERTISEMENT