Psikologi Konsumen: Karakter, Mood, dan Minat Beli dalam Platform E-commerce

Rashif Syaddad
Mahasiswa program studi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto
Konten dari Pengguna
28 Desember 2023 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rashif Syaddad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-wanita-kecanduan-senang-6567607/
zoom-in-whitePerbesar
Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-wanita-kecanduan-senang-6567607/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekarang ini aktivitas berbelanja online telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-sehari seseorang di era digital yang semakin terus berkembang. Berbagai macam kenyamanan dalam berbelanja online telah ditawarkan platform e-commerce. Namun, tahukah Anda bahwasanya psikologi memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi karakter, suasana hati, dan minat beli konsumen di platform tersebut? Dalam tulisan ini kita akan mengulas bagaimana faktor-faktor psikologis ini bisa mempengaruhi minat beli seseorang di platform e-commerce.
ADVERTISEMENT

Karakter Konsumen: Identitas dan Preferensi

Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-wanita-perancang-tidak-berwajah-6347545/
Psikologi berperan penting dalam membentuk identitas konsumen dan preferensi belanja mereka, dan penting untuk diakui bahwa setiap individu memiliki karakter dan preferensi unik yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan lainnya. Contohnya, seseorang introvert mungkin mencari platform e-commerce yang menawarkan pengalaman belanja yang lebih privat dan tenang. Sedangkan seseorang ekstrovert lebih memilih dan tertarik pada pengalaman belanja yang ramai dan penuh interaksi.
Agar berpeluang menarik perhatian dan mempertahankan konsumen, platform e-commerce harus bisa memahami karakteristik konsumen dan memberikan pengalaman belanja yang sesuai dengan kepentingan mereka.

Mood dan Pengharuhnya Terhadap Keputusan Pembelian

Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-mengenakan-tas-belanja-memegang-blazer-hitam-974964/
Dampak yang signifikan pada keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh mood atau suasana hati yang sedang terjadi saat itu. Psikologi konsumen menunjukan bahwa mood positif cenderung meningkatkan nilai beli dan kecenderungan untuk berbelanja spontan. Dan sebaliknya, mood negatif dapat mengurangi minat beli dan membuat konsumen lebih cenderung melakukan pemikiran yang lebih rasional.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan mengenai psikologi mood dapat digunakan oleh platform e-commerce untuk dapat menciptakan pengalaman belanja yang bisa meningkatkan mood konsumen. Penyajian konten positif, promosi khusus, atau fitur desain yang menarik dapat membantu membangun suasana hati atau mood yang mendukung proses pengambilan keputusan pembelian.

Minat Beli: Psikologi Promosi dan Penawaran

Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/perbelanjaan-tas-membeli-penjualan-5650041/
Motivasi, persepsi, dan nilai-nilai individu adalah minat beli hasil dari faktor psikologi. Untuk dapat memberikan dampak besar pada minat beli konsumen pada platform e-commerce, perlu adanya strategi pemasaran yang memahami psikologi konsumen. Misalnya promosi yang dikemas dengan baik, penawaran eksklusif, dan penggunaan teknik persuasif yang berdasarkan psikologi konsumen dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Memberikan diskon dengan batas waktu atau menawarkan bonus tambahan dapat menciptakan rasa urgensi dan merangsang respons pembelian secara spontan.
ADVERTISEMENT

Meningkatkan Pengalaman Belanja Online

Foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/terminal-pembayaran-hitam-2988232/
Para penyedia layanan e-commerce dapat meningkatkan pengalaman belanja online dengan memahami peran psikologi dalam karakter, mood, dan minat beli konsumen. Mengadaptasi strategi pemasaran dan desain berdasarkan aspek-aspek psikologis ini dapat membantu membangun relasi yang lebih erat antara platform dan konsumen.
Kita sebagai konsumen, penting untuk menyadari bahwa kita seringkali terpengaruh oleh aspek-aspek psikologis ini dalam pengalaman belanja online kita. Dengan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik, kita dapat membuat dan menyesuaikan keputusan pembelian yang lebih desesuaikan dengan kebutuhan dan nilai-nilai pribadi yang ada di masing-masing individu. Dengan begitu, peran psikologi dalam e-commerce tidak hanya relevan bagi penyedia layanan, tetapi juga bagi konsumen yang ingin menjalani pengalaman belanja yang lebih bermakna dan memuaskan.
ADVERTISEMENT
Rashif Syaddad, mahasiswa S1 program studi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto.