Masalah Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya di Masa Pandemi Covid-19

Rasiyah Shafa Azizah
Mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA jurusan Teknik Informatika
Konten dari Pengguna
8 Januari 2021 7:52 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rasiyah Shafa Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi merasa tenang saat berada di rumah. Foto: Pexels oleh Andrea Piacquadio
Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang secara normal menjalankan hidup, seperti halnya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi sepanjang hidupnya (Putri et al., 2015). Kesehatan mental merupakan hal penting dalam mewujudkan kesehatan yang menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) telah melalukan survey kesehatan mental melalui swaperiksa secara online kepada 1.552 orang yang mempunyai tiga masalah psikologis yaitu depresi, cemas, dan trauma. Hasil survei menunjukkan, sebanyak 63 persen orang mengalami cemas dan 66 persen orang mengalami depresi akibat pandemi Covid-19 (Winurini, 2020). Gejala cemas timbul karena khawatir berlebihan terhadap sesuatu yang akan terjadi dan sulit untuk tenang. Sementara gangguan depresi timbul karena kurangnya percaya diri, lelah, gangguan tidur, tidak bertenaga, dan kehilangan minat.
Pandemi Covid-19 mendatangkan masalah kesehatan mental yang semakin memburuk dengan banyaknya perubahan pada lingkungan masyarakat. Misalnya, pembatasan sosial dan isolasi mandiri menimbulkan rasa keterasingan yang mengganggu aktivitas normal. Pemberitaan kasus Covid-19 yang terus meningkat, membuat masyarakat menjadi tertekan, khawatir, dan emosi tidak terkontrol yang mengakibatkan stress atau depresi.
ADVERTISEMENT
Krisis ekonomi akibat Covid-19 meningkatkan angka pengangguran dan tekanan ekonomi. Perusahaan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang harus di upahi. Hal ini meningkatkan risiko bunuh diri karena banyaknya pengangguran yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau dirinya sendiri.
Sistem pembelajaran daring menyulitkan interaksi antara pengajar dan pelajar karena koneksi internet yang tidak stabil. Pelajar merasa kurang paham dengan materi yang disampaikan karena hanya terfokus untuk mengerjakan tugas yang menumpuk. Sedangkan, pengajar merasa lebih mudah menyampaikan materi lewat proses pembelajaran secara tatap muka. Situasi ini, memungkinkan pengajar maupun pelajar mengalami stress karena tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran secara daring.
Kurangnya sosialiasi informasi kepada masyarakat mengenai stigma orang yang terinfeksi Covid-19 dan tenaga kesehatan menyebabkan terjadinya diskriminasi (Winurini, 2020). Tenaga kesehatan yang turut membantu penanganan pasien Covid-19 akan dikucilkan karena dianggap membawa penyakit. Diskriminasisi terhadap orang yang terinfeksi Covid-19, membuat kondisinya semakin memburuk karena tidak mendapat dukungan sosial untuk berjuang melawan penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Setiap orang perlu memastikan dirinya memiliki kesehatan mental yang baik di masa pandemi Covid-19. Kesehatan mental memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik. Mental yang sehat mempermudah seseorang bekerja secara optimal dalam kehidupannya, jika kesehatan mentalnya terganggu dapat mengakibatkan imunitas fisik dari orang tersebut menurun sehingga mudah terserang penyakit. Bukan tidak mungkin imunitas yang menurun memiliki risiko tinggi terinfeksi virus Covid-19.
Membatasi diri untuk melihat berita di media sosial mengenai Covid-19, dapat mengurangi kecemasan dan kekhawatiran akan pandemi. Lebih memfokuskan kesehatan fisik dan kesehatan mental untuk menjaga imunitas tubuh. Harus saling mendukung sesama makhluk hidup untuk bertahan melewati pandemi Covid-19, serta mengurangi stigma negatif kepada tenaga medis dan orang yang terinfeksi, tetapi harus tetap berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental, perlu dilakukan pola hidup sehat dengan berolahraga, banyak meminum air putih, mengonsumsi buah dan sayur secara rutin. Meningkatkan kesadaran kepada diri sendiri untuk menghindari kerumunan dan pergi keluar rumah jika ada keperluan mendesak saja. Selalu menggunakan masker, menyuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak aman jika sedang berada di luar rumah. Tidak malas untuk membersihkan tubuh sehabis berpergian untuk mencegah penularan infeksi dari virus Covid-19.
Pemerintah Indonesia juga melakukan beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan akibat pandemi Covid-19. Pemerintah bersama relawan Himpunan Psikologi Indonesi (HIMPSI), menjalankan layanan bantuan konsultasi psikologi untuk menangani masalah kesehatan mental akibat pandemi Covid-19 (Winurini, 2020). Layanan tersebut memiliki beberapa penanganan yaitu edukasi publik, konsultasi awal kejiwaan, dan pendampingan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Mentri Kesehatan telah mengeluarkan Buku Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi Covid-19 dalam upaya pencegahan, penanganan, serta pelaksanaan di bidang kesehatan mental dan psikososial pada masa pandemi. Mentri Kesehatan melibatkan masyarakat melalui Desa Siaga Covid-19 agar setiap masyarakat memiliki kemampuan mengatasi masalah kesehatan baik fisik maupun mental (Winurini, 2020).
Kesimpulan yang dapat diambil, kita harus mampu menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19. Mengatasi masalah kesehatan mental di masa pandemi bukanlah hal yang mudah, tetapi sudah semestinya kita mencoba. Kesehatan mental yang baik akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan virus dan bakteri penyebab penyakit, termasuk virus Covid-19.
Rasa cemas, dan depresi akibat pandemi, menjadi bukti nyata bahwa masalah kesehatan mental merupakan pembahasan yang perlu menjadi prioritas di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk mengedukasi tentang kesehatan mental dan menggunakan layanan psikologis yang telah disediakan pemerintah, agar berhasil mengimplementasikan penanganan permasalahan kesehatan mental di masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Sumber :
Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT INDONESIA (PENGETAHUAN, DAN KETERBUKAAN MASYARAKAT TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MENTAL). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13535
Winurini, S. (2020). Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19. Info Singkat, XII(15), 13–18.