Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kunjungan Paus ke Indonesia: Harapan Perdamaian Dunia dan Harmoni Lingkungan
3 September 2024 14:21 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rasminto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai bangsa yang besar dengan sejarah dan jumlah penduduk lebih dari 281 juta jiwa (BPS, 2024) yang tersebar dalam berbagai agama, suku, dan budaya, Indonesia adalah negara yang sangat beragam, di mana semangat kebhinekaan menjadi salah satu pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kunjungan ini dipandang sebagai simbol dari pengakuan dan penghargaan atas pluralisme dan toleransi yang telah lama menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang melakukan kunjungan ke Indonesia.
Sebelumnya, Paus yang pernah melakukan kunjungan ke Indonesia adalah Paus Paulus VI pada tahun 1970, dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Kunjungan Paus Fransiskus rencananya akan berlangsung pada 3-6 September 2024. Dalam rencana kunjungan resmi kenegaraan kali ini, juga akan ada misa akbar di GBK.
ADVERTISEMENT
Perdamaian dalam Keragaman
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki komunitas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan agama lainnya yang hidup berdampingan. Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia membawa pesan perdamaian yang mendalam, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagi banyak masyarakat Indonesia, kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat dialog antaragama dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup rukun di tengah perbedaan terutama dalam persatuan dan kesatuan Indonesia. Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang mendukung dialog lintas agama dan mendorong kerjasama untuk mencapai kedamaian global.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia, kita harapkan bahwa pesan-pesan perdamaian tersebut akan menginspirasi lebih banyak upaya untuk menjaga harmoni di dalam negeri serta mempengaruhi dunia internasional.
Dukungan untuk Palestina dan Perdamaian Dunia
Selain membawa pesan perdamaian untuk Indonesia, kunjungan Paus Fransiskus juga diharapkan membawa harapan baru bagi perdamaian dunia, khususnya terkait dengan isu Palestina. Indonesia, sebagai negara yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, melihat kunjungan ini sebagai peluang untuk memperkuat solidaritas internasional dalam menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus sendiri telah lama menyuarakan dukungannya terhadap solusi dua negara dan perdamaian yang adil di Timur Tengah, dan bangsa Indonesia berharap bahwa melalui kunjungan ini, suara mereka untuk Palestina dapat terdengar lebih lantang di panggung dunia.
Bagi rakyat Indonesia, Palestina bukan hanya masalah agama dan politik, tetapi juga isu kemanusiaan. Kunjungan Paus Fransiskus dapat menjadi simbol dukungan global terhadap perjuangan Palestina dan mendorong diplomasi yang lebih aktif dari Indonesia di forum internasional untuk mengupayakan penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Dalam konteks perdamaian global, kunjungan Paus juga diharapkan dapat memperkuat komitmen Indonesia dalam mendorong penyelesaian damai di berbagai konflik internasional lainnya. Sebagai negara yang memiliki sejarah panjang dalam diplomasi perdamaian, Indonesia telah terlibat dalam berbagai upaya mediasi dan perundingan untuk mengakhiri konflik di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Paus dan Harmoni Lingkungan
Isu lain yang diangkat oleh Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya adalah pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan. Dalam ensikliknya yang berjudul "Laudato Si", Paus menyerukan perlunya tanggung jawab moral untuk menjaga planet ini bagi generasi mendatang sebagai bentuk harmonisasi terhadap lingkungan.
Indonesia, sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun juga menghadapi berbagai tantangan lingkungan, diharapkan dapat mengambil pelajaran dari pesan berharga ini.
Harmoni lingkungan melalui pembangunan berkelanjutan telah menjadi salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, tantangan seperti deforestasi, polusi, dan perubahan iklim terus menjadi masalah yang mendesak. Kunjungan Paus Fransiskus dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat komitmennya terhadap pembangunan yang tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus, melalui pesan-pesannya tentang pentingnya menjaga lingkungan, diharapkan dapat mendorong pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk lebih serius dalam menangani isu-isu lingkungan dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi alam.
Selain itu, pesan pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh Paus Fransiskus juga sejalan dengan nilai-nilai tradisional masyarakat Indonesia yang menghargai hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dalam berbagai budaya di Indonesia, alam dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, dan menjaga alam adalah bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual. Dengan demikian, pesan ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat untuk menjaga alam sebagai bagian dari kehidupan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, harapan bangsa Indonesia atas kunjungan Paus Fransiskus sangat besar, terutama dalam hal perdamaian dunia, dukungan untuk Palestina, dan pembangunan berkelanjutan. Di tengah keragaman agama, suku, dan budaya yang ada, Indonesia melihat kunjungan ini sebagai kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan pluralisme yang telah lama menjadi bagian dari identitas nasional.
Melalui pesan-pesannya tentang perdamaian, keadilan, dan tanggung jawab lingkungan, Paus Fransiskus diharapkan dapat menginspirasi bangsa Indonesia untuk terus menjaga kerukunan, memperjuangkan keadilan bagi Palestina, dan berkomitmen pada pembangunan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
#Penulis merupakan Pengurus Harian MN KAHMI, Akademisi Universitas Islam 45 (UNISMA), Anggota Pusat Wawasan Kebangsaan (PPWK) Provinsi DKJ dan Direktur Eksekutif Human Studies Institute.