Konten dari Pengguna

JEJAK GANGGA: Mengangkat Potensi Desa Genggelang Menuju Wisata Berkelanjutan

Rataliya Puspita Varera
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Indonesia
19 November 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rataliya Puspita Varera tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama Amiq Khalid, Budayawan desa Genggelang, di depan Museum desa Genggelang
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Amiq Khalid, Budayawan desa Genggelang, di depan Museum desa Genggelang
ADVERTISEMENT
Gempa yang mengguncang Lombok pada 2018 menimbulkan dampak yang sangat signifikan khususnya bagi Pariwisata. Adanya Pandemi pada tahun 2020 semakin memperburuk keadaan. Penutupan sementara destinasi wisata dan pembatasan perjalanan turis domestik maupun internasional mengakibatkan penurunan drastis dalam kunjungan wisatawan. Kegiatan ekonomi yang bergantung pada pariwisata juga mengalami kemerosotan, mulai dari hotel dan penginapan, restoran, hingga penyedia jasa transportasi lokal menghadapi penurunan pendapatan yang tajam.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia yang terdiri dari lima orang anggota ini berinisiatif untuk membuat program/kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi wisata yang ada dengan mengusung konsep Pariwisata Berkelanjutan/Sustainable Tourism.
Desa Genggelang di Kecamatan Gangga, Lombok Utara, dikenal memiliki kekayaan alam, budaya, dan potensi yang beragam. Hal tersebut menjadikannya salah satu tujuan pariwisata wisatawan lokal maupun mancanegara. Setiap tahun, Dinas Pariwisata memajukan desa Genggelang sebagai salah satu desa perwakilan dalam ajang Anugerah Desa Wisata yang diadakan oleh Kemenparekraf Republik Indonesia. Namun, sejauh ini prestasi terbaik yang diraih desa Genggelang hanya sampai pada 300 besar. Hal inilah yang membuat Tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia tertarik untuk menggali lebih jauh terkait potensi wisata yang dimiliki oleh desa Genggelang.
ADVERTISEMENT
Tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia yang menamai tim mereka "Jejak Gangga" ini bekerjasama dengan berbagai stakeholder, diantaranya Pemerintah Desa Genggelang, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Geopark Rinjani Lombok, Ikatan Ahli Geologi Pengurus Daerah Nusa Tenggara Barat, Sekretariat Komisi Irigasi dan Dewan Sumber Daya Air Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan masyarakat desa Genggelang. Program Jejak Gangga dirancang untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan potensi desa dengan tujuan utama mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata berkelanjutan.
Foto bersama keluarga Bapak Slamet Riyadi sebagai Host family tim Jejak gangga selama di Desa Genggelang
Selama 11 hari dimulai dari 23 Juli hingga 2 Agustus, tim melakukan serangkaian kegiatan eksplorasi dan pendokumentasian. Eksplorasi alam difokuskan pada Air Terjun Kerta Gangga dan Tiu Pituq untuk melihat keindahan kolam alami dengan kedalaman bervariasi, serta mempelajari potensi ekowisata di area tersebut. Tak hanya eksplorasi alam, tim juga terlibat dalam kegiatan sosial dan budaya seperti gotong royong "Ngayah" untuk pembangunan masjid yang memperlihatkan semangat kebersamaan masyarakat desa. Tim jejak gangga juga ikut berpartisipasi dalam tradisi Jimpitan yang merupakan sebuah tradisi pengumpulan sumbangan yang melibatkan pemuda desa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, program ini juga mencakup kunjungan ke UMKM seperti ecoprint Nina Genem yang memproduksi produk fashion dari batik ecoprint, Kopi 77 yang memproduksi bubuk kopi secara tradisional penghasil kopi kualitas premium yang ditanam di kebun sendiri serta diproses di rumah, kopi bambu yang memproduksi souvenir bambu ukir dengan bubuk kopi berkualitas di dalamnya, serta Kampung Cokelat Senara yang merupakan rumah produksi olahan cokelat di Desa Genggelang. Tim juga mengunjungi kebun kurma serta kandang kambing yang dikelola oleh KTT Kerta Bangkit yang memproduksi susu kambing etawa. Kemudian tim juga berkunjung ke Museum desa Genggelang dan menemui Amiq Khalid sebagai juru kunci untuk mendalami kisah desa besari yang hilang.
Foto bersama tim dengan pihak Rinjani Geopark dan IAGI di Museum Genggelang
Kegiatan puncak diisi dengan diskusi "Bincang Desa Genggelang" di TPQ Desa Genggelang. Acara ini merupakan acara presentasi hasil akhir sebagai penutup dari rangkaian kegiatan Jejak Gangga di Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Presentasi hasil akhir ini disusun oleh tim Jejak Gangga guna memberikan pemaparan yang menarik bagi anak-anak di Dusun Kertaraharja tentang keunikan yang ada di Desa Genggelang. Harapannya dengan acara ini anak-anak di Dusun kertaharja mendapatkan pengetahuan baru mengenai sejarah wisata alam Air Terjun Kertaraharja, sejarah legenda desa hilang yaitu Desa Besari, dan beberapa UMKM yang ada di Desa Genggelang seperti Coffee Bamboo dan Kopi 77 Gangga. Selain UMKM, acara ini juga menghadirkan ketua KTT Kerta Bangkit yang memberikan pemaparan tentang kelompok tani ternaknya. Bagaimana pembuatan KTT tersebut dapat membantu petani dan peternak lokal untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu Tim Jejak Gangga juga mengajak para undangan dan penonton acara untuk bermain kuis interaktif berhadiah. Acara yang diadakan dihadiri oleh setidaknya 250 orang dari target utama acara yaitu anak-anak di Dusun Kertaraharja, tamu undangan dari ketua RT, Kepala Desa, Ketua MKD, Ketua organisasi pemuda (Opera Katara), serta warga-warga sekitar.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat berterimakasih kepada adik-adik semua. Sampaikan salam kami kepada Universitas Indonesia agar mereka terus mengirimkan mahasiswanya ke desa kami,” ujar Bapak H. Syakri selaku ketua MKD desa Genggelang membuka acara.
Presentasi Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan
Program Jejak Gangga berhasil memetakan berbagai potensi alam, budaya, dan sosial yang dimiliki Desa Genggelang. Hasil kegiatan ini akan disajikan dalam bentuk video, infografis, dan booklet geotrail yang menghubungkan titik-titik fokus wisata tersebut. Diharapkan, hasil program ini dapat menjadi langkah awal untuk mendorong desa ini menjadi destinasi wisata unggulan yang dikenal lebih luas. Namun, beberapa tantangan juga teridentifikasi, seperti keterbatasan infrastruktur dan kurangnya promosi yang terstruktur. Oleh karena itu, peningkatan aksesibilitas, penyediaan fasilitas pendukung, serta penguatan promosi digital sangat direkomendasikan. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan kolaborasi dengan pihak terkait akan menjadi kunci keberhasilan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Desa Genggelang.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, Desa Genggelang diharapkan tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah, tetapi juga sebagai contoh desa yang sukses mengintegrasikan pariwisata dengan pelestarian budaya dan kesejahteraan masyarakatnya (RPV).